KYUMIN \ FANFICTION | AFTER YOU GO | GENDER SWITCH /LAST CHAPTER

“Lihat. Ada gadis yang tenggelam dalam kolam.”

“Tolong! Siapapun selamatkan dia.”

.

~oOo~

.

After You Go

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter :: 10

.

Genre :: Romance, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: FanFict ini murni milik saya, walau cerita pasaran tetap mutlak milik saya jadi Jangan Salin Tanpa Izin.

.

~oOo~

.

 

“Uhuk.”

“Apa kau baik-baik saja?”

“Ya. Terima kasih sudah menolongku.”

*

“Hai. Kau ingat aku? Ternyata kita bertemu lagi.

“Hai. Ya~ kau yang membantuku waktu itu? Senang bertemu dengamu lagi tuan.”

“Jangan panggil tuan. Aku Cho Kyuhyun.”

“Senang bertemu denganmu Cho Kyuhyun-ssi. Terima kasih sudah menolongku waktu itu. Aku tak tahu bagaimana jadinya jika tak ada kau.”

“Jangan sungkan.”

*

“Walau baru kenal sebulan, tapi apakah kau mau menjadi istriku?”

“A-apa?”

“Jadilah istriku. Aku tak mau mendengar penolakan sedikitpun darimu.”

“Ya~ sebenarnyapun aku tak akan menolakmu.”

*

“Kau tahu? Menjadi suamimu adalah suatu keberuntungan untukku.”

“Aku juga. Sudah jangan menganggu, aku sedang memasak.”

“Tidak mau. Aku ingin terus seperti ini, memeluk istriku merupakan hobi baru.”

“Yaish.”

*

“Bagaimana jika kita merayakan pernikahan setiap bulannya.”

“Tak buruk. Kau ingin melakukan apa untuk merayakannya?”

“Bercinta denganmu sampai pagi.”

“Tsk! Kau sudah sering melakukannya.”

*

“Aku baru bisa memasak dua hal, omelet dan sup. Maaf jika aku tak bisa memuaskanmu dari segi makanan.”

“Tak masalah. Kau memuaskanku dari segi ranjang.”

“YA!”

*

“Penghianat. Dia benar-benar penghianat. Tapi… apa dia baik-baik saja di sana tanpa dayung? Apa dia bisa ke dermaga dengan selamat?”

“Bodoh! Apa pedulimu dengan penghianat seperti dia Kyu. Biarkan saja dia berada di tengah lautan. Mati lebih baik untuknya karena itu hukuman yang setimpal bagi penghianat bermuka polos seperti dia.”

*

“Yang jelas dia bukan anakmu…”

“Dia… anak suamiku.”

“Suamiku bukan kau. Seingatku dia baik. Dia tak pernah kasar sama sekali, tak pernah membuatku menangis dan tak pernah meninggalkanku sendiri terlebih di tengah laut.”

*

“Aku juga mencintaimu, jauh sebelum aku tahu kau adalah seorang agen.”

*

“Cho Kyuhyun…”

 

***

 

“Masih mimpi yang sama?” Dokter pria yang sejak awal menangani Kyuhyun mulai bertanya.

“Ya.” Kyuhyun menjawab dengan mata menerawang ke satu arah. “Sepertinya masih gadis yang sama, cerita yang sama, dan panggilan yang sama. Begitu terus sepanjang malam.” Sambung Kyuhyun. “Dan dalam mimpiku… entahlah, aku merasa sedikit mesum dari biasa.”

Dokter itu terkekeh mendengar ucapan Kyuhyun lalu mengangguk seraya mencatat beberapa hal dalam bukunya. “Bisa jadi mimpi itu adalah penggalan ingatanmu yang lalu namun bisa juga hanya mimpi belaka. Namun kau tenang saja, selama masih ada kekasihmu yang setia mendukung maka aku yakin cepat atau lambat kau akan ingat kembali, karena memang amnesiamu tak permanen.” Jelas sang dokter. “Bagaimana dengan dadamu?” Dokter itu bertanya seraya menatap dada sebelah kiri Kyuhyun yang tertutupi kemeja yang ia kenakan.

“Sudah membaik, tapi apa aku harus meminum semua obat itu lagi?” Kali ini Kyuhyun menatap dokternya.

“Jika ingin sembuh maka jawabannya iya.”

Kyuhyun menghela napas berat sebelum kembali menerawang lalu tak lama suara dokternya terdengar.

“Pergilah berlibur. Tampaknya kau harus menyegarkan otak.”

“Jepang, Cina, Amerika, London. Sudah banyak negara yang kukunjungi lima bulan bulan terakhir namun tetap saja otakku tak merasa segar.” Kyuhyun mendengus, ia menganggap saran dokternya kali ini tak masuk akal.

“Jika tak mempan luar negeri coba wisata di dalam negeri. Jeju misalnya. Kau mungkin lupa jika di sana surga bagi turis yang ingin memanjakan otak.”

“Aku mengerti.” Kyuhyun mengangguk lalu bangkit dari duduk. “Kuharap perjalanan kali ini bisa membantu.”

“Ya. Kuharap juga begitu.” Dokter itu mengangguk dan Kyuhyun tersenyum seraya mulai berjalan, namun saat tiba di ambang pintu ia menghentikan langkah seraya menatap sang dokter.

“Dan gadis itu bukan kekasihku, dia hanya rekan kerja.” Kyuhyun sedikit meralat panggilan dokter tadi untuk Seulgi. Jika dilihat bagaimana gigihnya Seulgi menemani Kyuhyun selama tujuh bulan ini, sejak ia koma dua bulan dan masa perawatannya maka tak salah jika orang-orang menganggap mereka sebagai pasangan kekasih.

“Oh. Maafkan aku.” Ujar dokter itu dengan senyum kaku.

“Tak masalah.” Kyuhyun tersenyum lagi dan kali ini benar-benar keluar dari ruangan.

 

***

 

“Liburan lagi?” Eunhyuk membulatkan mata saat mendengar Kyuhyun mengumumkan maksud tujuannya masuk ke ruangan.

“Ya. Mungkin ini yang terakhir.” Kyuhyun mengangguk seraya menimbang.

“Kali ini apa lagi?” Kibum bertanya malas tanpa mengalihkan matanya dari layar laptop.

“Jeju mungkin.” Jawab Kyuhyun seadanya.

“Syukurlah. Setidaknya kami masih bisa mendeteksimu jika butuh apa-apa.” Kali ini Donghae yang menjawab.

Kyuhyun tersenyum sebelum bangkit dari kursi. “Sepertinya aku harus bersiap.”

“Kau pergi dengan Seulgi lagi?” Pertanyaan Siwon sukses membuat tiga temannya terdiam seraya menatap Kyuhyun dengan pandangan menyelidik.

“Tidak.”

Jawaban Kyuhyun tadi entah kenapa membuat empat orang itu mendesah lega namun tololnya Kyuhyun tak menangkap gelagat itu.

“Aku ingin sendiri. Sepertinya otakku tak bisa bekerja bebas jika ada dia.” Ujar Kyuhyun menyuarakan isi hatinya, tak sedikitpun ia bermaksud jahat ingin menyingkirkan Seulgi.

“Ya. Kupikir akan semakin bagus jika kau pergi sendiri.” Jawab Donghae lagi.

Kyuhyun tersenyum sebelum melangkah menuju pintu. “Dan akan semakin bagus jika kalian menjadi sepasang kekasih. Kulihat akhir-akhir ini kalian semakin dekat.”

“Ya!” Eunhyuk dan Donghae kompak berteriak, seketika itu pula Kyuhyun bergegas keluar sebelum mendapat amukan dua orang yang terlalu aktif tersebut.

“Ada-ada saja setan satu itu.” Dengus Eunhyuk, namun wajahnya sudah memerah bagai tomat.

“Belum ada kabar dari Sungmin?” Pertanyaan Siwon mengalihkan rasa canggung di sekitar mereka.

“Belum.” Jawab Kibum pelan, mendadak ia tak berselera lagi dengan laptopnya jika mengingat tentang Sungmin.

“Masalah ketua kita sudah beres, malah mereka melanjutkan menikah dan organisasi kita bergabung. Changmin bebas karena Sungmin mencabut tuntutan dan pria itu juga sudah menyesal dengan meminta maaf sambil berlutut dua hari tiga malam pada Sungmin. Semua kembali seperti semula namun tidak untuk hubungan mereka.” Donghae berujar sedih dan tak pelak jika ketiga sahabatnya juga merasakan hal yang sama.

“Aku yakin sebenarnya orang yang ingin Kyuhyun lihat saat pertama kali siuman adalah Sungmin, bukan gadis itu.” Kali ini Eunhyuk yang berujar.

“Aku sudah mencarinya kemanapun namun tak membuahkan hasil. Apa dia pergi ke luar negeri?” Kibum kali ini berujar frustasi seraya menyandarkan punggungnya di kepala kursi.

“Jujur aku tak tahu kenapa Sungmin mengikuti perintah Seulgi yang jelas-jelas bukan kemauan Kyuhyun.” Siwon ikut berujar, ia mengingat insiden tujuh bulan lalu saat Sungmin pergi. Setelah itu mereka mencari penyebab perginya Sungmin lalu didapatlah Seulgi sebagai terdakwa. Mereka tentu saja marah namun tak bisa berbuat apapun saat gadis itu menangis seraya bersujud minta maaf, ia mengatakan ingin terus di samping Kyuhyun untuk menjaganya hingga Sungmin datang. Ya~ hanya sampai Sungmin datang namun hingga sekarang Sungmin tak diketahui berada dimana.

Kembali keheningan melanda mereka sebelum Eunhyuk menatap pemandangan luar melalui kaca jendela. “Dimana sebenarnya kau Min?”

 

***

 

Tak membutuhkan waktu lama untuk Kyuhyun tiba di pulau Jeju, bermodal tiket pesawat kini ia sudah menginjakkan kaki di pulau tersebut. Ia tiba di penginapan kurang lebih dua jam menggunakan mobil yang Kyuhyun sewa.

Sementara itu pria paruh baya yang sejak tadi menyetir sudah menepikan mobil lalu melirik Kyuhyun dari kaca pengintai. Kyuhyun tertidur di kursi belakang dan sebenarnya sopir itu tak tega membangunkan Kyuhyun namun lebih tak tega lagi jika melihatnya tertidur dengan posisi duduk.

“Tuan. Sudah tiba di penginapan.” Dengan suara hati-hati pria itu membangunkan Kyuhyun dan respon Kyuhyun ternyata cepat tanggap.

“Benarkah?” Kyuhyun sedikit menguap dan membenarkan letak duduk sebelum membuka pintu mobil. Baru saja ia mengedarkan pandangan laut yang biru terhampar di ujung sana. “Oh~ pemandangan yang bagus. Tak salah aku memilih penginapan di sini.” Puji Kyuhyun.

Pria paruh baya yang ternyata sudah membuka bagasi untuk mengeluarkan koper Kyuhyun tersenyum mendengarnya. “Anda tak perlu mencari pemandangan lain lagi tuan, di sini sudah tersedia.”

Kyuhyun mengangguk lalu melangkah memasuki rumah bertema tradisional di depannya, namun baru dua tapak ia berjalan Kyuhyun terpaksa menghentikan langkah saat satu perempuan berdiri di gerbang pintu masuk.

Kyuhyun mengerutkan dahi, dari balik kaca mata hitamnya ia menatap lurus ke mata perempuan yang balas menatapnya.

“Dia pemandu anda tuan. Melayani dan memandu anda apapun yang anda mau.” Ucapan pria paruh baya itu membuat perempuan di depan Kyuhyun membungkuk hormat beberapa detik sebelum berbalik dan masuk ke rumah lebih dulu.

“Dia yang menjadi pemanduku?” Kyuhyun sedikit memiringkan kepalanya pertanda heran. “Dan kenapa pipi sebelah kanannya seperti itu?” Kyuhyun ingat bekas luka bakar yang ada di pipi kanan perempuan tadi, warna dan bentuknya mengerikan.

“Saya tak tahu tuan. Dia baru bekerja hari ini. Jika anda takut dengan kondisi wajahnya maka saya akan meminta atasan untuk mengganti pemandu yang baru untuk anda.”

“Tak perlu.” Kyuhyun segera menggeleng lalu merebut kopernya dari tangan pria paru baya itu. “Untuk sekarang aku tak membutuhkan apapun, pemandu sudah cukup.”

Pria paruh baya itu mengangguk pertanda paham. “Hubungi saya jika anda menyelesaikan liburan, tuan.” Ujarnya seraya membungkuk sopan lalu menghampiri mobil. Dalam beberapa detik mobil itu sudah berlalu meninggalkan Kyuhyun sendiri.

Sementara itu Kyuhyun kembali terdiam menatap pemandangan laut biru di depannya. Setelah beristirahat hal pertama yang ingin Kyuhyun lakukan adalah mengunjungi pantai.

 

***

 

Kyuhyun menyusuri pinggir pantai dan membiarkan kakinya terkena sisa-sisa ombak. Setelah mengganti pakaian rumah tanpa meminta izin pemandunya ia segera mengunjungi pantai dan tak salah, ia betah menghabiskan waktu berjam-jam menikmati pemandangan alami itu hingga matahari mulai terbenam.

Saat hampir gelap Kyuhyun memilih menepi, menghampiri sepatu yang sengaja ia letakkan agak jauh dari bibir pantai agar tak basah. Cukup bermain-mainnya untuk hari ini karena Kyuhyun ingin segera makan mengingat sejak di dalam pesawat tadi ia tak mengkonsumsi apapun.

“Ingat perempuan yang menempati rumah penginapan itu?”

Tak sengaja Kyuhyun mendengar obrolan beberapa wanita paruh baya yang kebetulan meletakkan peralatan mereka tak jauh dari Kyuhyun.

“Yang wajahnya dipenuhi luka bakar itu bukan?”

“Kudengar dia baru tiba kemarin.”

“Benar-benar sombong. Dia sama sekali tak mau menyapa kita.”

“Mungkin dia malu. Kalian lihat saja, ia sudah hamil dan tak tahu di mana suaminya. Pasti dia malu dan merasa hina untuk memperlihatkan wajah pada tetangga baru.”

“Lagipula kenapa atasannya mau memperkerjakan perempuan yang jelas-jelas sudah hamil besar seperti itu. Bisa saja dia hamil tanpa memiliki suami, remaja sekarang hamil di luar nikah biasa dan tak seharusnya ia bekerja menjadi pemandu. Apa kata wisatawan nanti?”

Kyuhyun tanpa sadar terus menyimak ucapan mereka. Ia sedikit terperanjat, apa perempuan yang mereka maksud adalah perempuan pemandunya? Kyuhyun sedikit heran namun selanjutnya lebih memilih mengendikkan bahu tanda tak peduli.

 

***

 

“Tuan. Makan malamnya sudah siap.” Tiga ketukan di pintu kamar terdengar bersamaan dengan suara perempuan. Kyuhyun yang tengah sibuk memeriksa dokumennya segera menatap arah pintu yang masih tertutup.

Sebenarnya Kyuhyun sudah lapar sejak tadi namun perempuan itu baru memanggilnya sekarang. Jadi dengan hati yang kesal ia menutup dokumen lalu berjalan mendekati pintu, saat ia membukanya perempuan itu sudah tak ada di sana. Mungkin ke ruang makan lebih dulu.

Saat Kyuhyun tiba di ruang makan perempuan itu tengah menghidangkan makanan. Aroma masakan seketika menguar dan menyapa penciuman Kyuhyun, membuat cacing dalam perutnya semakin meronta. Kyuhyun meneguk ludah susah payah sebelum duduk tanpa permisi di salah satu kursi. Ia belum melakukan apapun hingga perempuan itu selesai menghidangkan makanan, lalu membungkuk pertanda ia ingin segera berlalu.

“Mau kemana?” Entah apa yang membisikinya namun yang jelas kalimat Kyuhyun itu menghentikan langkah sang pemandu.

“Ke kamar tuan.” Ia menjawab seraya menunduk.

“Kau sudah makan?” Tanya Kyuhyun, ia menatap lurus kearah perempuan itu seolah mencari wajahnya.

“Saya akan makan di kamar saja tuan.” Jawab perempuan itu lagi.

“Tak perlu. Makan di sini saja. Kau lihat bagaimana banyaknya menu di atas meja, aku sendiri tak akan bisa menghabiskan.”

Perempuan itu sendiri mulai menegakkan wajah lalu menatap Kyuhyun bingung. “Tak perlu tuan. Saya makan di kamar saja.”

“Kau kubayar untuk memandu sekaligus melayaniku, jadi apapun yang kuinginkan harus kau penuhi.” Kyuhyun mulai kesal, sejak tadi perempuan itu sibuk menolak perintahnya.

“Tapi… anda akan kehilangan selera makan jika saya ada di sini.”

Kyuhyun tahu maksud ucapan perempuan itu namun ia tak mau makan sendiri. Cukup di rumah saja ia kesepian namun di sini, jika ada orang lain kenapa ia harus makan sendirian lagi.

“Duduklah. Kita makan bersama.” Ujar Kyuhyun, kali ini terdengar bagai perintah mutlak.

Perempuan itu sendiri mulai mengalah, ia duduk di depan Kyuhyun lalu dengan perlahan tangannya merogoh saku baju, mengambil sapu tangan lalu melipat dua membentuk segitiga, setelah itu ia mengikat ujung-ujung sapu tangan itu di belakang kepala agar menutupi mulut dan pipinya.

Kyuhyun memperhatikan gelagat perempuan itu dalam diam dan tak menghentikan saat perempuan itu berusaha menutupi luka bakar di pipinya. Beberapa saat kemudian mereka makan dalam hening seraya Kyuhyun sesekali melirik perempuan itu. Ia terlihat kesulitan menikmati makanan karena mulutnya yang tertutupi sapu tangan.

“Singkirkan ini.” Kyuhyun yang bosan melihat bagaimana susahnya perempuan itu untuk makan segera mencondongkan tubuh lalu tangannya dengan kurang ajar menarik sapu tangan dari wajah perempuan itu.

Kyuhyun dan sang pemandu terdiam sejenak. Kyuhyun tampak kaget, dilihat dari dekat bekas luka bakar itu agak menjijikkan dan menakutkan namun Kyuhyun buru-buru membuang pemikirannya.

“Siapa namamu?” Kyuhyun meletakkan sapu tangan itu di kursi sebelah dan kembali melanjutkan makan.

“Anda bisa memanggil saya Lee.” Jawab perempuan itu sopan, suaranya yang merdu mampu membuat Kyuhyun tertegun sejenak.

“Kau tengah hamil, Lee-ssi?” Kyuhyun kembali melirik perempuan itu dengan tatapan menyelidik.

“Ya tuan.” Jawabnya singkat.

“Berapa usia kandunganmu?” Tanya Kyuhyun lagi.

“Besok memasuki awal sembilan bulan tuan.”

Kyuhyun mengerutkan dahi lalu menghentikan makan, ia memilih menyandarkan punggung lalu melipat kedua tangan di dada. “Mana suamimu? Kau tengah hamil tua begini harusnya dia yang mencari uang.” Kyuhyun tahu ucapannya tadi kasar, tak seharusnya ia bertanya seperti itu pada perempuan yang baru ia kenal namun entah kenapa Kyuhyun ingin mengetahui suami mana yang tega membiarkan istrinya mencari uang dengan perut besar seperti ini. “Kau dicampakkan suamimu karena luka bakar itu? Kulihat luka bakar di pipimu masih baru.” Mulut Kyuhyun semakin kurang ajar, tanpa dapat di saring ia lancang main mengutarakan maksud hatinya.

Namun bukannya tersinggung, perempuan di depan Kyuhyun malah tersenyum seraya menegakkan kepalanya demi melihat Kyuhyun. Walau masih ada pancaran salah tingkah namun perempuan itu lebih berani dari yang tadi. “Suamiku ada tuan. Dia tak mencampakkanku.” Perempuan itu kembali menjawab sopan dan kali ini lebih terdengar bahagia saat membicarakan suaminya.

“Lalu dimana dia sekarang? Jangan bilang tengah menjalani wajib militer.”

“Ya~ begitulah tuan.” Perempuan itu mengangguk sekilas sebelum kembali menunduk salah tingkah.

“Jangan panggil tuan. Aku Cho Kyuhyun.” Bagai kilas balik, Kyuhyun terdiam sendiri saat mengingat kalimat yang sering muncul dalam mimpinya. “Jangan panggil tuan. Aku Cho Kyuhyun.”

“Tak mungkin saya memanggil nama anda tuan.” Perempuan itu kembali bersuara, ucapannya tak lepas dari kalimat formal dan penuh kesopanan.

“Tak masalah. Aku yang memintamu memanggil nama.” Kembali Kyuhyun berujar dan tak ada jawaban dari perempuan itu, ia memilih terus menunduk seraya menikmati sup. “Berapa lama suamimu pergi?” Kyuhyun melirik perut perempuan itu dengan pandangan menyelidik, memang benar, perut pemandunya benar-benar besar.

“Belum setahun tuan, mungkin tujuh bulan.” Jawab perempuan itu pelan sebelum menghentikan makan. “Apa… kehamilan saya menganggu anda?” Tanya perempuan itu hati-hati.

“Tentu saja tidak.” Kyuhyun tersadar jika ia sudah terlalu jauh menanyakan perihal kandungan perempuan itu, pastilah ia tersinggung dan merasa tak enak hati. “Hanya saja aku tak mau membuat seorang ibu yang tengah hamil besar kelelahan.” Sambung Kyuhyun.

Kali ini perempuan itu menegakkan kepalanya seraya menatap Kyuhyun dengan tatapan redup yang ramah. “Tak masalah tuan. Saya masih bisa bekerja.” Perempuan itu tersenyum tulus, entah mengapa membuat Kyuhyun kaku seketika dan beberapa detik ia tak melakukan hal apapun selain memperhatikan senyuman perempuan asing di depannya.

 

***

 

“Tuan sudah bangun?”

Saat Kyuhyun baru tiba di anak tangga teratas suara perempuan itu terdengar menyapa.

“Ya.” Jawab Kyuhyun singkat seraya kembali menuruni anak tangga menuju meja makan, ia duduk tanpa izin lalu mengamati punggung perempuan itu yang tengah sibuk mengaduk masakan.

“Hanya ini tuan. Ternyata di dalam lemari pendingin tak banyak persediaan makanan.” Peremuan itu berujar dengan nada minta maaf saat menghidangkan sup rumput laut dan sepiring omelet di hadapan Kyuhyun.

“Tak masalah.” Mengambil sendok makannya, Kyuhyun mulai mencicipi sup itu. “Wah. Segar sekali.” Pujinya tak main-main, masakan perempuan itu walau sederhana namun pas di lidah. Kyuhyun sedikit melirik perempuan itu dan tahu jika ia tengah tersenyum. “Kau tak makan?” Kyuhyun kembali bertanya seraya mengaduk sup.

“Saya sudah makan tadi.” Jawab perempuan itu seadanya. “Lalu pagi ini tuan ingin menghabiskan waktu kemana?” Kali ini perempuan itu menatap Kyuhyun dari balik poni yang sengaja memenuhi wajahnya.

“Hm.” Kyuhyun sedikit berpikir. “Di rumah saja.” Jawabnya kemudian.

“Kenapa tuan?” Ada nada heran dari suara perempuan itu kala mendengar jawaban Kyuhyun tadi.

Kyuhyun menghentikan aktivitas lalu menatap perempuan itu lekat. “Sejak awal aku memang berniat menghabiskan waktu di sini tanpa mengerjakan apapun. Istirahat total.” Jawab Kyuhyun.

“Ah~” Perempuan itu mengangguk mengerti. “Jadi saya makan gaji buta? Dibayar namun tak melakukan apapun untuk tuan.” Ujar perempuan itu dengan nada tak enak.

Entah kenapa Kyuhyun tersenyum melihat gelagat perempuan itu sebelum kembali mengambil sendok, kali ini mencicipi omeletnya. “Kau duduklah, temani aku menghabiskan ini. Dengan begitu kau tak perlu lagi merasa bersalah.” Ujar Kyuhyun.

Perempuan itu awalnya bimbang namun setelah berpikir ia mengalah dan duduk di hadapan Kyuhyun. Sementara itu Kyuhyun terus melirik sang pemandu seraya menikmati makanan. Keheningan tak dapat dihindari dan Kyuhyun tak suka suasana canggung.

“Sejak kapan kau menikah?” Hati Kyuhyun tergerak ingin menanyakan hal itu karena ia merasa pemandu di depannya masih muda, terlihat jelas dari wajahnya walau dihiasi dengan luka bakar.

“Setahun yang lalu tuan.” Jawabnya singkat.

“Nikah muda, heh?” Kyuhyun sedikit terkekeh mendengar ucapannya sendiri dan perempuan itu bukannya tersinggung, ia malah tersenyum walau tak balas menatap Kyuhyun.

“Begitulah tuan.”

“Kalian saling mencintai?” Tanya Kyuhyun lagi.

“Ya~”

“Lalu apa yang terjadi dengan wajahmu? Apa ini ulah suamimu? Kau disiksa?”

“Bukan.” Perempuan itu cepat-cepat menjawab dan tak sengaja menatap kearah Kyuhyun, membuat mereka terdiam setelahnya. “Suamiku orang yang baik tuan.” Jawabnya seraya kembali menunduk.

“Jika dia baik tak mungkin dia meninggalkanmu sendiri dengan perut membesar seperti ini Lee-ssi.” Ujar Kyuhyun lagi, kali ini setengah mendengus. Entah kenapa ia mendadak kesal dengan suami pemandunya yang tak bertanggung jawab.

“Ini bukan salahnya tuan. Aku yang memaksanya pergi. Lagipula ini untuk kebaikan kami.” Jawab perempuan itu.

“Oh.” Kyuhyun hanya bisa mengucapkan kata itu. “Kau tampaknya sangat mencintai suamimu.”

Perempuan itu kembali tersenyum. “Ya~ lalu bagaimana dengan anda?” Kali ini ia menegakkan kepala, berani menatap Kyuhyun.

“Aku?” Kyuhyun menghentikan acara makannya dan sedikit berpikir. “Entahlah. Aku juga tak tahu.” Ada nada bimbang dari ucapan Kyuhyun tadi. “Aku tak ingat apa aku pernah mencintai seseorang.” Sambungnya.

“Kenapa begitu tuan?” Dari nada suara perempuan itu Kyuhyun yakin jika ia tengah bingung, sama dengan Kyuhyun sekarang.

“Mereka bilang aku amnesia.” Kyuhyun menghela napas berat. “Mungkin memang benar aku amnesia dan saat aku tengah lemah ada satu gadis yang setia menemaniku. Apa menurutmu dulunya gadis itu adalah gadis yang kucintai?” Kyuhyun kembali menatap sang pemandu dengan pandangan tak terbaca.

“Bisa saja tuan. Dilihat bagaimana setianya gadis itu tak diragukan lagi jika ia adalah kekasih anda dulu.” Jawabnya pelan.

“Awalnya aku juga berpikir begitu. Aku ingin menyerah dan menerimanya sebagai kekasih namun setelah satu bulan terakhir aku malah bermimpi hal yang aneh. Pembicaraan dengan sosok yang sepertinya sangat kurindukan, namun aku yakin sosok itu bukan Seulgi.” Kyuhyun sedikit menerawang dan kembali berpikir.

“Jangan terlalu percaya dengan mimpi tuan, mimpi hanyalah bunga tidur.” Nasehatnya.

“Tapi ini aneh. Kau tahu? Aku baru sadar jika mimpi itu datang setelah aku tak lagi mengkonsumsi obat yang sering Seulgi beri. Makin lepas dari obat itu aku makin digempur mimpi yang sama. Aku sungguh tak mengerti.” Kyuhyun memiringkan kepalanya pertanda heran.

“Jangan berpikir hal yang tak masuk akal tuan.” Perempuan itu berdiri lalu membungkuk di hadapan Kyuhyun. “Saya akan ke pasar membeli perlengkapan makanan.” Setelah itu ia pergi dari hadapan Kyuhyun.

“Ke pasar?” Kyuhyun mengerutkan dahi sebelum menyambar serbet untuk mengusap mulutnya. “Lee-ssi tunggu aku.” Bergegas Kyuhyun mengejar langkah perempuan itu.

 

***

 

Mereka berjalan ditengah teriknya matahari demi mencari perlengkapan bahan makanan, kadang mereka masuk toko satu ke toko yang lain hingga tak terasa siang sudah menyambut.

“Apa ada lagi yang ingin kau beli?” Kyuhyun yang ikut menghentikan langkahnya saat perempuan itu berhenti mulai menarik-turun sisi kerah kemeja yang ia kenakan demi mencari udara.

“Tinggal daging sapi, tuan.” Perempuan itu melirik Kyuhyun yang terlihat lelah seraya menahan tawa. “Jika anda tak kuat anda bisa menunggu saya di sini…”

“Tentu saja aku kuat.” Kyuhyun segera bersuara dan membenarkan posisi berdirinya. “Dimana toko daging sapi itu?” Tanya Kyuhyun dengan nada sombong dan kembali perempuan itu menahan senyum.

“Tak jauh tuan, mari.” Perempuan itu berjalan lebih dulu diikuti Kyuhyun. Namun baru beberapa langkah mereka berjalan suara bisikan yang dapat mereka dengar mulai memenuhi telinga.

“Itu perempuan barunya.”

“Benar bukan dia tengah hamil tua.”

“Mana suaminya? Malah sekarang pergi dengan pria lain.”

Kira-kira seperti itu bisikan yang mereka keluarkan, membuat Kyuhyun tak bisa berbuat apapun selain diam. Ia menatap ke depan, mengamati punggung perempuan itu yang tetap tak merespon ucapan tadi.

“Kau sudah biasa mendengar orang lain membicarakanmu?” Tanya Kyuhyun, ia beranggapan seperti itu karena perempuan di depannya hanya menanggapi dalam diam.

“Ya tuan. Diamkan saja mereka, jika lelah maka mereka akan diam sendiri.” Perempuan itu berujar dengan suara serak, Kyuhyun tahu itu suara penahan tangis. “Dan maaf membuat tuan ikut terlibat dalam masalah saya.”

“Tak masalah. Aku tak memikirkan…” Ucapan Kyuhyun terhenti saat tahu-tahu tubuh perempuan itu jatuh kebelakang, menabrak tubuhnya tanpa bisa ditahan. “Lee-ssi?” Kyuhyun dengan sigap memeluknya dan semakin panik saat melihat perempuan itu tak sadarkan diri.

 

***

 

Kyuhyun menunggu dokter selesai memeriksa dalam tenang. Ia tak membuka suara sedikitpun namun matanya menatap cemas kearah perempuan yang terus memejamkan mata di depannya.

“Bagaimana?” Kyuhyun bertanya saat sang dokter menyelesaikan pemeriksaan lalu meletakkan peralatan medis ke kotak hitam.

“Dia hanya kelelahan.” Dokter itu tersenyum pada Kyuhyun. “Istri anda terlalu banyak bergerak, bagus sebenarnya namun jangan terlalu memaksakan diri, itu akan membuatnya lelah apa lagi kandungannya sudah memasuki usia tua.” Jelas sang dokter seraya mengambil kotak peralatan. “Tolong jaga dia jika ingin anak anda dilahirkan dengan selamat.” Dokter itu membungkuk sekilas. “Saya permisi tuan.”

Kyuhyun tak bereaksi, ia sejak tadi mengerutkan dahi karena merasa kejadian ini pernah terjadi.

“Kau kejam sekali hyung.”

“Walau kau marah ataupun sekedar ingin menghukumnya namun jangan terlalu kasar. Kau tahu? Tindakanmu ini bisa mengancam nyawa anak kalian hyung.”

“…Jika ingin nyawa anakmu selamat maka kau jangan terlalu kasar pada istrimu.”

Anakku

Anakku

Ucapan itu mengelilingi kepalanya, saling bertabrakan hingga Kyuhyun tak mampu bertahan. Ia jatuh terduduk di lantai seraya memegangi kedua sisi kepalanya, lalu sebelum benar-benar tak sadarkan diri ia menyempatkan untuk menatap sang pemandu yang masih memejamkan mata.

“Anakku.”

Kyuhyun jatuh tak sadarkan diri di lantai yang dingin.

 

***

 

Suasana hati Kyuhyun tak kunjung membaik sejak ia pingsan dua hari lalu, jadi pagi ini ia memutuskan untuk kembali ke Seoul. Sebenarnya hati Kyuhyun berkecamuk, entah kenapa saat berdekatan dengan pemandu itu otaknya kembali dipenuhi oleh ucapan-ucapan yang sering ia mimpikan, namun kali ini terasa nyata di pendengaran Kyuhyun.

“Tak ada yang tertinggal tuan?” Perempuan yang sejak tadi mengekorinya mulai bertanya saat kini mereka tiba di depan gerbang kayu, sebentar lagi mobil yang menjemput Kyuhyun akan tiba.

“Sepertinya tak ada.” Jawab Kyuhyun saat tersadar dari semua pemikirannya. Ia berbalik, menatap perempuan itu lekat. Mendadak ia tak tega meninggalkan perempuan itu sendiri di tempat seperti ini, belum lagi ia yang tengah hamil tua. “Apa kau akan baik-baik saja di sini?” Tanya Kyuhyun, membuat perempuan itu tersenyum manis.

“Tentu saja tuan, saya sudah terbiasa sendiri.” Jawabnya.

Kyuhyun terdiam namun matanya masih setia menatap perempuan itu. Kembali perasaan tak tega menghantuinya dan Kyuhyun menyerah, ia ingin membatalkan kepulangan hari ini namun niat itu sirna saat mobil jemputannya tiba.

“Siap untuk pergi tuan?” Pria paruh baya yang beberapa hari lalu mengantarnya itu kembali muncul di hadapan Kyuhyun, tanpa mendengar jawabannya pria itu main membawa koper Kyuhyun untuk diletakkan di bagasi sebelum membuka pintu untuk Kyuhyun.

Kyuhyun tak bisa berbuat banyak selain masuk ke dalam mobil lalu saat pintu tertutup ia sengaja menurunkan kaca jendela. “Baik-baiklah di sini.” Pesan Kyuhyun dan segera mendapati anggukan perempuan itu.

Mesin mobil menyala dan Kyuhyun memperbaiki posisi duduknya seraya berniat menaikkan kaca jendela mobil namun niatnya terhenti saat mendengar panggilan perempuan itu.

“Kyuhyun-ah.”

Kyuhyun kaget mendengar panggilan itu lalu tersenyum menatap sang pemandu. “Akhirnya kau mau juga memanggil namaku.”

Perempuan itu tersenyum lalu membungkuk sekilas. “Selamat tinggal, Kyuhyun-ah.”

“Tidak, tidak, tidak. Bukan selamat tinggal tapi sampai jumpa lagi.” Ralat Kyuhyun. Perempuan itu hanya tersenyum lalu melambaikan tangan saat mobil mulai membawa Kyuhyun menjauh.

Perempuan itu terus menatap bagian belakang mobil hingga menghilang di tikungan jalan tepat di ujung sana. Saat mobil benar-benar tak terlihat perempuan itu berhenti melambai dan tak dapat ia tahan air mata itu jatuh dari sudut matanya.

“Selamat tinggal Kyu.” Ujarnya sebelum berbalik dan masuk ke rumah, ia harus segera berkemas dan hengkang dari rumah pagi ini juga.

Sementara itu di dalam mobil Kyuhyun masih menatap kebelakang dan membenarkan posisi duduk saat perempuan itu tak terlihat lagi. Ia menghela napas lalu termenung menatap pemandangan di luar sana. Kyuhyun tak tahu jika pria paruh baya yang tengah menyetir memperhatikannya melalui kaca pengintai.

“Kenapa tuan? Anda seperti tengah memikirkan sesuatu.” Tanya pria itu.

Kyuhyun menghela napas sekali lagi sebelum menjawab pertanyaan pria itu. “Aku hanya merasa meninggalkan Lee-ssi benar-benar tindakan tak bertanggung jawab.”

“Lee-ssi? Oh~ pemandu itu? Bagaimana dengan kinerjanya? Apa anda puas tuan? Jika ada keluhan segera beritahu kami maka kami akan segera memecatnya…”

“Tidak!” Kyuhyun segera menjawab setengah berteriak. “Kinerjanya bagus.” Jawab Kyuhyun kali ini dengan suara pelan.

“Baguslah. Berarti dia tak main-main. Tak kusangka Lee Sungmin itu bersungguh-sungguh dengan kalimatnya.”

Kyuhyun mengerutkan dahi mendengar ucapan pria paruh baya tadi. “Apa yang anda ucapkan tadi?” Tanya Kyuhyun.

“Tak menyangka jika perempuan…”

“Bukan. Nama perempuan itu.”

“Anda tak tahu namanya? Aneh sekali hampir seminggu bersama namun masih tak saling kenal. Dia Lee Sungmin tuan dan dia…”

Kyuhyun tak mendengarkan lagi sambungan ucapan pria itu karena ia sibuk dengan dunianya sendiri.

Lee Sungmin

Lee Sungmin

Kyuhyun mengingatnya, mengucapkan lambat-lambat nama itu dalam hati dan entah kenapa membuat tubuhnya bergetar pelan namun lama-kelamaan menjadi getaran yang sulit dikendalikan.

Lee Sungmin… “Aku mencintaimu, istriku.”

Lee Sungmin… “Aku sangat mencintaimu…”

Kyuhyun berteriak keras saat ucapan demi ucapan itu menghantam ingatannya. Kyuhyun merasa pusing yang sangat melanda kepala sebelum ia jatuh pingsan di dalam mobil.

“Tuan!”

 

***

 

Sungmin selesai berkemas lima menit lalu dan berniat segera pergi dari rumah. Ia tak punya hak lagi untuk tinggal karena pelanggan pertamanya sudah pergi. Memikirkan pelanggan tadi membuat Sungmin terdiam sebentar lalu tak lama ia tersenyum sendu.

“Kau terlihat sehat Kyu.” Bisiknya pada keheningan. Awalnya ia hanya ingin menatap Kyuhyun dari kejauhan namun entah kenapa perasaan rindunya mengambil alih dan tak ingin ketahuan Sungmin memakai trik di pipi kanannya agar telihat seperti luka bakar untuk mengecoh Kyuhyun.

Sungmin terus terdiam, memikirkan bagaimana hidupnya setelah ini. Sebenarnya ia berencana pindah ke perbatasan dan memulai hidup baru namun setelah melihat Kyuhyun entah kenapa hatinya malah memberontak, ia semakin ingin hidup dengan Kyuhyun dan tak ingin meninggalkannya sedikitpun.

“Sebentar.” Sungmin berujar pada diri sendiri seakan menyadari satu hal. “Kenapa aku meninggalkan Kyuhyun hanya karena ucapan gadis yang bahkan tak mengenal kami?” Sungmin membulatkan matanya sebentar. “Ya Tuhan. Kesalahan apa yang sudah kuperbuat selama ini?” Mendadak Sungmin berdiri dari duduk lalu tanpa memikirkan dandanannya Sungmin main keluar dari rumah, ia berniat menyusul Kyuhyun dan berharap pria itu masih di bandara.

“Bodohnya aku.” Sungmin tanpa sadar mulai menangis saat menyusuri jalan. Tak ada taksi di sekitar sana dan hal itu membuat Sungmin harus berusaha ekstra keras. “Kenapa tanpa berpikir panjang aku main meninggalkan Kyuhyun? Kenapa kau malah mendengarkan ucapan perempuan itu Lee Sungmin? Kau bodoh!!” Sungmin mengumpati diri sendiri di antara isakannya.

Ia benar-benar tak bisa melepaskan Kyuhyun. Tujuh bulan ini hidupnya sangat sulit, ingin mati dan saat bertemu Kyuhyun lagi ia merasa menemukan sumber air. Harusnya Sungmin mengakui itu dan bukan malah membiarkan suaminya pergi lagi.

“Aku mohon tunggu aku Kyu.” Ujarnya seraya terus menyusuri jalan, perutnya yang besar sedikit membuat Sungmin kesulitan.

Butuh waktu lama untuk Sungmin tiba di bandara. Ia baru mendapat taksi dua jam lalu dan segera Sungmin masuk ke bandara. Ia memperhatikan sekitar dan di antara lalu-lalang orang ia tak tahu Kyuhyun masih ada di sana atau tidak. Saat melihat papan informasi Sungmin menjadi tahu jika ia benar-benar terlambat.

Sungmin jatuh terduduk dan menangis keras. Ia menyesal, tak tahu harus bagaimana menyikapi masalah ini. Ingin menyusul Kyuhyun ke Seoul namun ia tak membawa uang lebih.

Sekarang benar-benar tamat. Takdir sudah tak memihaknya lagi untuk bertemu Kyuhyun.

 

***

 

Sungmin berjalan dengan gontai menuju rumah penginapan. Ia terus menunduk dan air mata tak kunjung berhenti mengalir sejak tadi. Sungmin tak tahu sekarang ia harus kemana. Meneruskan tujuan awal atau menyusul Kyuhyun ke Seoul. Namun jika ke Seoul ia harus mengatakan apa pada Kyuhyun? ‘Hai Kyu. Aku adalah istrimu dan anak ini adalah anakmu.’ Seperti itu? Sungmin rasa Kyuhyun akan segera mengatainya gila.

“Darimana saja kau?”

Sungmin menghentikan langkah dan mengerutkan dahi. Suara ini~ ia sangat kenal dengan suara berat ini. Saat Sungmin memberanikan diri menatap sumber suara ternyata Cho Kyuhyun, pria yang sejak tadi memenuhi pikiran Sungmin sudah berdiri bersandar di pintu kamarnya.

“T-tuan.” Sungmin terbata karena diliputi rasa bahagia sekaligus gugup. Padahal sejak tadi ia ingin melihat pria itu namun jika mendadak seperti ini semua yang Sungmin rencanakan hilang begitu saja. “A-apa sesuatu tertinggal?” Tanya Sungmin dan segera memejamkan mata saat menyadari jika ia lupa memasang trik luka bakar itu. Kyuhyun pasti curiga sekarang karena wajahnya baik-baik saja.

Kyuhyun tak menjawab. Pria itu berdiri dengan benar lalu mulai mendekati Sungmin. Matanya tak lepas memenjara mata Sungmin, sementara perempuan itu menelan ludahnya susah payah saat melihat Kyuhyun makin mendekat.

“A-apa anda tak bisa menemukannya? Akan saya bantu carikan. Anda tinggal mengatakan barang apa yang tertinggal dan…”

Sungmin membulatkan mata saat tahu-tahu Kyuhyun menariknya hati-hati ke dalam pelukan. Kehangatan melingkupi tubuhnya dan Sungmin merindukan ini, merindukan semua yang pria itu berikan untuknya. Air mata Sungmin mendadak mengalir lagi. Ia tak bisa menahan buncah bahagia yang memenuhi dadanya.

Saat merasakan tubuh Sungmin bergetar Kyuhyun melonggarkan pelukan mereka. “Tak perlu kau carikan karena nyatanya aku sudah menemukan barang berhargaku yang tertinggal.” Kyuhyun mengusap air mata Sungmin lembut sebelum mengecup bibir perempuan itu.

Sungmin masih menangis namun ia memejamkan mata saat Kyuhyun terus mempertemukan bibir mereka sebelum melepasnya.

“Jangan menangis sayang.” Kyuhyun kembali mengusap air mata Sungmin yang semakin deras mengalir. “Lihat dirimu sendiri. Kau tak bisa jauh dariku namun kenapa meninggalkanku?”

“Karena aku merupakan kesialan untukmu.” Sungmin menjawab diantara isakannya. “Kau terluka karena aku, tertembak karena aku dan sekarang amnesia karena aku. Besok apa lagi? Aku tak bisa hidup jika sesuatu yang buruk terus terjadi padamu.” Sambung Sungmin.

“Kau salah. Apa menurutmu setelah kau pergi aku baik-baik saja? Justru kesialanku muncul saat kau tak ada di sampingku.” Kyuhyun kembali mengusap air mata Sungmin, menenangkan istrinya dengan cara yang ia bisa.

“Walau semua orang memperhatikanku tujuh bulan ini namun entah kenapa ada satu ruang dalam hati yang terasa kosong. Aku terus mencarinya dan tahu jika ada yang salah sejak aku bertemu denganmu.” Kyuhyun kembali berujar, ucapan itu bagai mantra yang sukses membuat Sungmin terdiam menatapnya. “Maka dari itu sayang, jangan meninggalkanku lagi. Kebahagiaanku ada bersamamu dan hanya menggumamkan namamu aku bisa mengingat semua. Setelah ini apa kau meragukan jika kau memang penting untukku?” Tanya Kyuhyun, kali ini ia beralih mengusap surai lembut rambut Sungmin.

Sementara ditanya seperti itu membuat Sungmin menggeleng pelan, dalam hati ia merutuki kebodohannya mengenai ini.

Melihat diamnya Sungmin membuat Kyuhyun tersenyum sebentar lalu dengan pelan ia mengecup dahi Sungmin. Perempuan itu sendiri memilih memejamkan mata menikmati kecupan Kyuhyun yang turun di kedua pipinya hingga mendarat lagi di bibirnya.

 

***

 

Dering ponsel yang terdengar lebih dari sepuluh kali itu membuat Kyuhyun yang masih setia tidur memeluk Sungmin akhirnya mengalah. Ia mengumpat pelan seraya meraba atas nakas tanpa membuka mata.

“Apa?”

Suara serak Kyuhyun terdengar ketus saat menyapa sosok di seberang sana.

“Kau masih tak mau masuk kerja? Ini hampir sebulan bodoh. Jangan hanya mengurung Sungmin di kamar dan menghabisinya, ingat dia hamil tua.” Suara Donghae terdengar dan membuat Kyuhyun mendengus sebentar.

“Aku masih waras hyung dan tak mungkin aku menyakiti istri dan anakku. Sudah jangan urusi kami, urusi saja perlengkapan pernikahanmu yang tinggal menghitung hari itu.” Ujar Kyuhyun seraya menutup sambungan telepon sepihak. Ia yakin Donghae di seberang sana tengah mengumpat.

“Siapa Kyu?” Sungmin yang tidur beralaskan lengan kanannya mulai terjaga, menatap Kyuhyun yang masih memejamkan mata.

“Donghae hyung. Mendekati tanggal pernikahan membuatnya cerewet seperti ibu-ibu.” Ujar Kyuhyun seraya mengusap perut telanjang Sungmin dari balik selimut. “Selamat pagi jagoan.” Ujarnya seraya membuka mata lalu menghadiahi Sungmin kecupan di bibir.

“Aish. Harusnya kita membantu mereka. Eunhyuk akan kesulitan dan aku yakin dia juga sama paniknya dengan Donghae.” Ujar Sungmin.

“Salah mereka sendiri kenapa langsung ingin menikah. Belum berpacaran seminggu sudah main melamar saja. Lihat Siwon dan Kibum, mereka bisa bersabar.” Ujar Kyuhyun seraya kembali tertidur namun tangannya masih setia mengusap perut Sungmin pelan.

“Menikah cepat itu baik Kyu. Lagi pula kau harus mendukung keputusan Donghae dan Eunhyuk.”

“Aku mendukung mereka sayang.” Ujar Kyuhyun.

Sungmin tersenyum lalu kembali merapat ke tubuh Kyuhyun. Aroma percintaan malam tadi masih terkuar kental di sekitar mereka. Lama dua orang saling diam sebelum Sungmin bergerak gelisah dalam pelukan Kyuhyun.

“Kenapa sayang?” Kyuhyun segera membuka mata saat melihat gelagat Sungmin.

“Kyu. Sepertinya aku akan melahirkan. Ini… kontraksinya berlebihan.” Sungmin sedikit meringis menahan nyeri di perutnya.

“Oh Tuhan.” Kyuhyun hampir terlonjak namun ia masih bisa memakai akal sehat untuk segera menghubungi dokternya.

 

---

 

 

:: Epilog ::

 

Dengan satu dorongan kuat akhirnya buah hati mereka terlahir dengan selamat. Kyuhyun yang sejak tadi berdiri di samping Sungmin untuk menyemangatinya mulai mendesah lega.

“Selamat tuan dan nyonya. Anak kalian laki-laki yang tampan.”

Suster yang menggendong anak mereka hanya beberapa detik memperkenalkan sebelum berbalik untuk membawanya keluar.

“Kau lihat. Anak kita tampan sekali.” Kyuhyun sedikit membungkuk lalu menyejajarkan kepalanya dengan kepala Sungmin.

“Ya.” Sungmin mengangguk lemas, ia ingin memejamkan mata namun gagal saat merasakan kontraksi lagi di dalam perut.

“Kenapa sayang?” Kyuhyun sontak berdiri dengan sikap bersiaga saat melihat Sungmin menunjukkan gelagat aneh.

“Kyuhyun, sepertinya masih ada yang ingin keluar.”

“Apa?” Kyuhyun sontak membulatkan mata dan tak bisa berpikir banyak saat Sungmin segera mengenggam tangannya, sementara itu dokter kembali mengambil posisi. “Kembar? Sepertinya keluargaku tak memiliki garis keturunan kembar.” Ujar Kyuhyun bingung.

“Seingatkupun begitu.” Sungmin berujar seraya bersiap mendorong. “Kyuhyun!!” Panggil Sungmin seraya berteriak.

 

.

~oOo~

.

 

FIN

Fanfict ini saya dedikasikan untuk teman-teman yang masih setia membaca tulisan saya, tak terkecuali KyuMin sendiri. Terima kasih kalian sudah bekerja keras selama ini. Saya tak bisa berbuat banyak untuk menenangkan kalian atas apa yang terjadi sekarang. Mungkin hanya pasrah yang bisa kita lakukan untuk meredam suasana kacau yang terjadi.

Saya tak akan berhenti menulis hanya karena berita panas yang beredar di luar sana sebab dalam dunia saya -cerita saya KyuMin tetap satu. Kecuali kalian yang sudah meninggalkan bahkan menyingkir dari garis KyuMin, saya tak bisa mencegah kalian yang sudah berbalik meninggalkan KyuMin untuk kembali lagi karena itu semua hak kalian, kalian bebas menggunakan hak itu.

Sekali lagi terima kasih dan maaf untuk kalian semua, terlebih

Terima kasih untuk:

Rheebunnybear, ming010186, chominhyun, Ridharizky, strawjoy137, lee yong in, Cho Minyu, Eong137, Decita Gaemgyu, Love Kyumin 137, Anonymous, minioppa, KyuMins, song min yeon, sucirahmay, rismayuniar, iraelf_137, keikofeyla, nia kim, Haru dani, dwi sugiarti, Dhewi Phortuna, luhani, kyumindudut, KS, dwypumskyu yeoja, inn♛ (@iinchokyulate), dewi ui kusuma, atin, SNSA, pororo, ELSKyumin, Riris, Park Heeni, chokyumin, leekyuhyuk, Cho asti, queenharwy, taeminnie18, Chanz, lovechokyulate, RaniahMing, kirantsuka, teukiangle, sykesnurul, ardelia farah, DienDin, geovanna, nhany, Sonia, mala, kyuangel, ladycosgrove, kyu88, mayminnie, yuliana, hyejeong137, vkamin137, kyumingirls, ryeotam, ayu_gaem, Adekyumin joyer, babychoi137, nova137, Chan_Moody, Sarah Basri / Leekyurah, evelyn-hime, gina gitty, Kyukyuminmin, ismasparkyu, Anastasya Nara, smilebunny, Priska elf, yeilhyuneun, mylovelylee, nia mooie, ajid ayu setitik, lisael, dindon, parkraraelf, pillowpy, fuwuyarkyuu, keylahbmalik, auliawahyusantosa, mitha, amazzetz, Wiwit, wulantsubaki, JijiDonghae, Putri, chatur, ayu min, tika affandi, Nii iiN, stevani, Anonymous, ayu kamilah, Shansaini Hikari, Untari Atna Sari, viadanbo, CKHLSM, chocolatefrostcoffie, rissamelati88, chaecha, Miyoori29, jjiiaa.elf, ikaakika, So lieching, hope, paramitha.joy, ratu kyuteukhae, lee hye byung, lee011524, PHOENIX, sheilaventya, nuralrasyid, heldajungsoo, fanniea, nurul, ighaps, susilowatiusi, mothreedglittle, ika kyumindss, Diah_cris, herlina, ouhji, 😇 숭지늘 😈, Sukma, Aprilia Lia, niefi3ani, AnitaDwi, mayysan, nond.tarie, chokyunnie, putri, vina, myeong9, cho’s lee, terrezhen, Therisia, yunmin, sparkyuelf, maya, fuji, Alfia Retno S, yannie, suryani, aekyomingkyuminelf, evilkyu, kfanfictworld, nurmakyuminelf, caca137,neny, allea1186, KwonG137, hae-yha, Anonymous, singasong137, Lindasiwon, kyumi wijayanti, iklimah nuraeni, Erryline137, gap88elf, jeenacho, tika137, cho kyu ra, JuliaShippo, itaelf, lifani, shela, ningkyuminelf, Titatiara, putput, andita, hayepi, ikaarlialutfiana, Dha kyumin, Nartypolaris haehyuk, sherly, CkhLsm, imKM1004, aimin, sha, ViedaMinhyunieElf89, sarakyu, choadah, Diann Renfa Gionino, sjkms137, Nety Kyumin Elf, Shanti KyuMinalways89, yolyol, alisah hwang, alisah hwang, linaadwi16, kfanfictworld, kyushi, Lee Minry, Cho yuLia, cheonsa921109, fadillahumar, erna, nurul, ivariamiyu137, yayu, asiaraikkonen, Yehae biased, shin, enggie8696, cita, trimesymawardini, Kumori Joyer Sweetcouple, Sita Devani Cho, hanny sparkin, mariaclouds, minhyun, Khiky Waji, melsparkyu, leeznakyu, yeon woo, linaadwi16, ERIN-CHAN, arraChan, kyuma0403, anik0405, Cho ji hyun.