KYUMIN \ FANFICTION | MEMORIES | CHAPTER 2 / GENDER SWITCH

Tampaknya pesta reuni ini sudah memasuki tahap inti karena sejak tadi, sepuluh menit yang lalu Jungmo dan para pria di meja mereka mulai memesan wine. Mereka bercakap sembari tertawa saat membicarakan hal yang aneh dan lucu menurut mereka saat tengah duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.

.

~oOo~

.

Memories

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter :: 2

.

Genre :: Romance, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: FanFict ini murni milik saya, walau cerita pasaran tetap mutlak milik saya jadi Jangan Salin Tanpa Izin.

.

~oOo~

.

 

Para gadis di meja mereka juga ikut menimpali kecuali Sungmin, sejak tadi ia terus melirik ke arah Jungmo lalu beralih ke gelas wine yang ada di depan pria itu.

“Sabar Min, jangan dekati alkohol atau semua rahasiamu terbuka malam ini.” Batin Sungmin pada diri sendiri. Semua juga tahu jika tengah mabuk maka pikiran waras akan tergantikan dengan kekonyolan. Sungmin belum mau mati muda karena membuka aibnya sendiri di depan teman-teman.

“Dan apa kalian ingat?” Suara dengan oktaf tinggi milik Ryeowook terdengar, membuat lamunan Sungmin akan bahaya alkohol tergantikan dengan pandangan fokusnya ke arah Ryeowook. “Aku ingat sekali jika saat itu Sungmin berubah liar. Mendadak dia gencar mendekati Kyuhyun, duduk di sebelah pria itu, mengambil bagian untuk menjadi teman sekelompok pria itu hingga berhasil menyeret pria itu menuju lapangan.”

“Tsk, tsk, tsk.” Eunhyuk gantian menatap Sungmin yang mulai memejamkan mata seraya mengumpati ucapan Ryeowook. Benar-benar gadis bermulut besar, pikir Sungmin. Mereka tengah membicarakan hal lain kenapa sekarang ia menjadi bahan olokan lagi?

“Aku hargai keberanian dan tingkah liar gadis ini meskipun akhirnya ditolak mentah-mentah di depan umum.” Kembali Eunhyuk bersuara hingga Sungmin menatap kearahnya, dari tatapan Sungmin jelas gadis itu mengisyaratkan agar Eunhyuk diam, menutup mulutnya rapat-rapat.

“Aku tak tahu apa yang salah dalam otak Sungmin, namun saat itu aku benar-benar malu hingga ingin rasanya menendang Sungmin ke kamar Kyuhyun.”

“Ya!” Sungmin segera menatap Kibum sengit. “Apa hubungannya malu dengan menendangku ke kamar lelaki itu?”

“Tentu saja agar kau bisa berpacaran dengannya, dengan begitu kami tak akan terlalu malu.” Jawab Kibum tak acuh.

“Aku jadi bingung. Yang bertekad untuk membuat Kyuhyun merangkak mengejarnya itu kau, tetapi kenapa malah kau yang mengejarnya? Benar-benar tak tertolong.” Kembali ejekan itu terdengar dari mulut Eunhyuk hingga membuat Sungmin bertambah frustasi.

“Sudahlah. Aku tak mau mengingat-ingat masa itu.” Sungmin berujar pelan namun dapat didengar teman-temannya.

“Kenapa? Walau memalukan namun itu cukup lucu. Setidaknya seorang Sungmin pernah menorehkan sejarah konyol, dipermalukan pria yang bahkan bukan apa-apa itu merupakan tindakan gila.” Kali ini Donghae yang berujar hingga membuat Sungmin ingin sekali memukul kepala pria itu, beruntung mereka duduk berseberangan.

Sungmin tak menanggapi, lebih memilih mengisi gelasnya yang kosong sebelum meneguk isinya.

“Kau tak mau wine?” Mendadak Jungmo mendekat, berbisik ke telinga Sungmin hingga membuat gadis itu merinding.

“Tidak, terima kasih.” Sungmin sedikit menjauhkan dirinya hingga Jungmo tersadar, sebelum Sungmin benar-benar marah pria itu segera merubah posisi duduk.

“Oho! Sepertinya kalian cukup dekat.” Eunhyuk menangkap gelagat salah tingkah dua orang itu sebelum membuka suara.

“Daritadi kuperhatikan memang ada yang aneh di antara kalian berdua.” Siwon berujar seraya menatap Sungmin dan Jungmo bergantian dengan tatapan menyelidik.

“Ceritakan pada kami. Sejak lima tahun terakhir perkembangan apa yang meningkat dari hubungan kalian?” Yesung ikut berujar dan tatapan mata sipitnya membuat Sungmin semakin ingin mencekik pria itu.

“Jadi alasan kami bekerja di luar Negeri dan lima tahun tak bisa bertemu kalian gunakan untuk melakukan tahap penjajakan tanpa memberitahu kami sedikitpun?” Ryeowook menimpali, memasang wajah kaget saat melihat Sungmin dan Jungmo yang terus saja bungkam.

“Atau jangan-jangan anggapan kami benar. Sementara kami bekerja di luar Negeri kalian disini sudah melangsungkan pernikahan.” Kali ini Donghae yang berujar hingga membuat Sungmin mendengus kesal.

“Terserah. Pikirkan anggapan-anggapan yang membuat kalian senang. Aku malas meladeni.” Ujar Sungmin ketus seraya kembali meminum air mineral. Sungmin tak mempermasalahkan jika nanti perutnya kembung.

“Begitu saja marah.” Eunhyuk berujar setengah berbisik namun dapat didengar Sungmin dan yang lain.

“Baiklah. Kami tak mau berpikir macam-macam, jadi kami akan bertanya langsung. Apa kalian sudah memiliki kekasih sejak lima tahun terakhir?” Siwon kali ini menengahi, ia tahu Sungmin mulai tak nyaman berada di dekat mereka.

“Aku belum. Mungkin akan dijodohkan appa. Kalian tahu sendiri bagaimana cara kerja bisnis.” Jawab Jungmo yang segera mendapat anggukan teman-teman lain.

Sementara itu Sungmin memilih diam, entah kenapa ia merenung mendengar pertanyaan Siwon. Kekasih? Apa ia pernah benar-benar mendapatkannya selama lima tahun ini?

 

***

 

Lima tahun lalu, tepatnya seminggu setelah kelulusan Sungmin tetap tak bisa berubah. Ia makin kacau ditinggal teman-teman terdekatnya ke luar negeri. Namun satuhal yang bisa mengobati Sungmin. Cho Kyuhyun, tentu saja. Pria itu sudah berubah menjadi sosok yang paling ia gilai akhir-akhir ini hingga membuatnya berubah menjadi seorang penguntit.

Sungmin tak pernah jatuh cinta namun sekali jatuh cinta malah kepada orang yang salah, orang yang setiap hari mengabaikan bahkan menolaknya terang-terangan. Beruntung ia tampan, jika tidak maka Sungmin sudah lama meninggalkan Kyuhyun.

Masalah tampan tentu saja hanya Sungmin yang tahu. Pria itu benar-benar sangat memukau jika mengenakan pakaian rumah. Salahkan saja Sungmin yang datang tak diundang ke rumah kontrakan Kyuhyun hingga bisa melihat tubuh bagian atas pria itu yang polos tanpa pakaian. Sungmin mendapatkan pemandangan itu secara tak sengaja dan tampaknya Sungmin sangat amat bersyukur.

“Apa lagi sekarang?” Kyuhyun bertanya ketus tanpa mau menatap Sungmin yang tengah menghadang jalannya. Seharian berada di laboratorium, bereksperimen lalu menulis laporan cukup membuatnya stress dan sekarang saat ia ingin pulang malah dihadang oleh gadis yang tampaknya sulit disingkirkan.

“Makan siang bersama?” Tanya Sungmin seraya mengeluarkan rayuan mautnya.

“Aku sibuk.” Kyuhyun segera melewati gadis itu namun tampaknya tak mudah untuk mengusir Sungmin karena terbukti gadis itu malah mengekorinya.

Sungmin belajar mati-matian untuk masuk ke Universitas yang sama dengan Kyuhyun jadi penolakan seperti ini belum ada apa-apanya bagi gadis itu.

“Apa masalahmu denganku?” Tanya Sungmin saat berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan langkah Kyuhyun.

“Harusnya aku yang bertanya apa masalahmu denganku hingga kau terus muncul. Apa sebegitu kesepiannya kau tanpa teman-teman sejatimu hingga harus begini? Harusnya kau mencari teman lain daripada sibuk mengangguku.” Bukannya menjawab Kyuhyun malah balik bertanya.

“Apa aku begitu menganggu? Bahkan aku hanya ingin dekat denganmu.” Sungmin mengerucutkan bibirnya sebentar saat Kyuhyun tak tersentuh, malah pria itu terus berjalan lebih cepat hingga kini berada di depan Sungmin.

“Cobalah berkencan denganku sekali saja. Setelah itu kau bebas memilih untuk menerimaku atau tidak. Lagipula tak ada salahnya mencoba…”

“Tidak.” Kyuhyun segera memotong ucapan Sungmin dengan suara dinginnya dan ia tak tahu jika gadis itu semakin terlihat kesal dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang tengah merajuk.

“Kau tahu tidak jika sikapmu benar-benar jahat. Kau terus saja mengabaikanku dengan seenak hati. Kau kira aku bisa bertahan terus jika sikapmu selalu dingin dan… aduh.” Sungmin meringis saat tiba-tiba saja Kyuhyun menghentikan langkah, dahi gadis itu sukses menabrak punggung Kyuhyun. Walau sakit namun Sungmin akhirnya tersenyum sebentar karena bisa merasakan kokohnya punggung pria itu. Senyuman Sungmin pudar saat tahu-tahu Kyuhyun berbalik dan menatapnya tajam.

“Jadi sekarang ini salahku? Apa mengabaikanmu adalah suatu tindak pidana? Harusnya sejak awal aku melaporkanmu pada polisi karena terus menganggu ketentraman hidupku.”

“Po-polisi?” Sungmin sontak salah tingkah. “Ya! Kau kira aku maniak? Kali ini kata-katamu sungguh menyakiti hatiku, Cho Kyuhyun. Kau benar-benar keterlaluan. Jika memang ingin mengusirku kau tak harus membawa-bawa nama polisi.” Sungmin menatap Kyuhyun tak percaya sebelum mundur beberapa langkah lalu berbalik untuk menjauhi pria itu. Tak seperti biasanya, kali ini tanpa diusir gadis itu sudah menjauh dengan sendirinya.

Kyuhyun tak berniat mengejar Sungmin sedikitpun, bisa dibilang ia bahagia melihat satu penganggu menyingkir dari penglihatannya namun saat Kyuhyun berbalik, berniat melangkah entah kenapa hati kecilnya mendadak tak rela hingga Kyuhyun berbalik demi melihat keberadaan Sungmin, dan punggung kecil gadis itu sudah hampir menghilang dari pandangan sebelum ia berbelok di persimpangan jalan.

Kyuhyun menghela napas lalu kembali berbalik. Walau merasa aneh namun setidaknya hari ini ia bebas dari Sungmin. Hari seperti ini jarang terjadi jadi harus disyukuri, batinnya.

 

***

 

Ini sudah tiga hari Sungmin tak mengunjungi fakultas Sains. Tak mengunjungi fakultas itu sama saja ia tak bertemu Kyuhyun dan jika tak bertemu pria sok berkuasa itu maka tak ada artinya Sungmin ke kampus. Tapi beruntung hari ini Sungmin hanya memiliki satu mata pelajaran hingga jam sebelas pagi ia sudah bisa pulang.

Sungmin melangkah gontai menyusuri taman fakultasnya tanpa berniat menyapa mahasiswa lain yang kebetulan berselisih jalan. Biar dianggap sombong namun Sungmin tak peduli. Mau bagaimana lagi jika hatinya sedang dalam suasana buruk?

“Kau seperti mayat hidup. Mengerikan.”

Ejekan itu berasal dari arah samping. Saat Sungmin menatap sumber suara ia melihat Kyuhyun yang tengah bersandar di pohon besar milik taman fakultanya dan tak lupa tatapan pria itu yang tengah menatap Sungmin lekat.

Sungmin berdecih dalam hati tanpa mau membalas ejekan Kyuhyun tadi hingga pria itu beralih mendekati Sungmin. “Kau masih marah?” Tanya Kyuhyun.

“Apa kau peduli jika aku marah atau tidak?” Jawab Sungmin ketus tanpa mau menatap Kyuhyun, ia lebih memilih membuang tatapan kearah lain.

“Tampaknya kau benar-benar marah.” Kyuhyun menganggukkan kepalanya beberapa kali dan berlagak seperti orang yang baru memecahkan masalah.

“Kau hanya ingin mengucapkan itu? Tak perlu merasa bersalah dan menyusahkan dirimu dengan datang ke fakultasku.” Ujar Sungmin lagi. “Jika tak ada yang ingin kau bicarakan aku pulang.” Gadis itu melangkah menjauhi Kyuhyun namun baru dua tapak ia sudah menghentikan akivitasnya saat mendengar ajakan Kyuhyun.

“Bagaimana dengan kencan?”

Sungmin berbalik dan menatap Kyuhyun heran. “Apa?”

“Aku menyanggupi ajakan kencan yang sering kau tawarkan.”

“Penawarannya tidak berlaku lagi.” Teriak Sungmin kesal namun segera ia sesali. Kencan ini sudah sangat lama ia idamkan namun ia hancurkan dalam dua detik tadi.

Kyuhyun tersenyum lalu mendekat kearah Sungmin. “Kau yakin?” Pria itu mengenggam tangan Sungmin lalu menariknya agar berjalan bersama.

Sungmin tak bisa berkata apapun selain menurut, bahkan diantara aktivitas berjalannya masih sempat-sempatnya Sungmin menatap tauan tangan mereka.

 

***

 

Kebun binatang, akuarium raksasa hingga museum sudah mereka datangi. Beberapa jam ini mereka habiskan dengan tawa dan tanpa sadar siang sudah berlalu dan digantikan dengan malam. Karena Sungmin belum mau pulang jadilah mereka sekarang berdesak-desakan dengan pengunjung lain yang memadati area festival akhir bulan.

“Apa kau tak sibuk?” Sungmin bertanya hati-hati saat melihat ke arah Kyuhyun yang berjalan di sebelahnya.

“Hari ini libur.” Jawab Kyuhyun seraya memandang lurus ke depan.

Sungmin mengangguk paham sebelum menatap bianglala yang menjulang angkuh. Sudah lama ia tak menaiki bianglala hingga dengan tak tahu diri Sungmin main menarik kyuhyun untuk mendekati bianglala.

Kyuhyun pasrah saja saat Sungmin terus menariknya untuk memasuki salah satu kotak bianglala lalu mereka duduk tenang disana. Sejak awal Kyuhyun memang berniat pasrah, malam ini ia akan mengikuti semua yang Sungmin inginkan tanpa bantahan. Setidaknya ia sudah berlaku manusiawi dengan tak mengabaikan gadis itu sejak beberapa jam terakhir.

“Indah sekali.” Sungmin berkomentar, menatap pemandangan kota dari tempatnya berada saat ini.

Ucapan Sungmin membuat Kyuhyun tersadar dari lamunan. Saat melihat sekeliling bianglala yang mereka tumpangi tengah berada di posisi paling tinggi sebelum kembali turun perlahan-lahan.

“Saat kecil aku paling takut dengan ketinggian namun entah kenapa berada di bianglala membuatku bahagia. Apa itu karena ada kau?” Tanya Sungmin malu-malu tanpa menatap Kyuhyun. Sungmin tak tahu jika pria di depannya tengah menatap lekat.

Kyuhyun tak menjawab ucapan itu hingga bianglala kembali naik, saat posisi mereka berada di puncak tiba-tiba saja bianglala itu berhenti bergerak.

“Apa yang terjadi?” Sungmin mendekat kearah jendela untuk mengintip keadaan di bawah sana tanpa memikirkan keselamatannya, bahkan ia tak sadar jika kotak besi itu ikut miring kearah Sungmin bergeser.

“Hati-hati!” Kyuhyun dengan segera menarik gadis itu hingga menjauhi jendela. Sungmin berhasil Kyuhyun raih namun keadaan mereka yang sangat dekat malah membuat kecanggungan menguar hebat.

Kyuhyun yang sadar bagaimana lancangnya ia sekarang segera melepas pelukan lalu membenarkan duduk. Ia sengaja duduk di samping Sungmin untuk berjaga-jaga agar gadis itu tak bertindak bodoh lagi.

Tak ada ucapan, namun beberapa detik kemudian kembang api mulai menghiasi langit hingga membuat Sungmin menatap takjub. “Indah sekali.”

“Sepertinya mereka sengaja menghentikan bianglala agar kita menikmati kembang api dan kau beruntung menaiki bianglala yang pas seperti ini.”

Sungmin mengangguk, ia pernah dengar kalimat itu dari Eunhyuk, Kibum dan Ryeowook mengenai bianglala yang berhenti dan juga kembang api, namun ia tak menyangka akan menglami hal indah itu bersama Kyuhyun.

“Apa kau bahagia?”

“Sangat.” Sungmin segera menjawab lalu menatap Kyuhyun namun masalah besar, pria itu sudah lebih dulu menatapnya dengan pandangan yang sulit Sungmin artikan. Kembali kecanggungan menyelimuti mereka. Sungmin tak tahu kemana mulut cerewetnya yang sering menganggu Kyuhyun berada, kenapa di saat seperti ini topik pembicaraan malah sama sekali tak ada di otak Sungmin.

Hingga Kyuhyun mendekat, meraih tengkuknya sebelum mengecup bibir Sungmin. Awalnya Sungmin terbelalak, benar-benar kaget dengan tindakan Kyuhyun namun untuk selanjutnya ia ikut memejamkan mata.

Kyuhyun menjauhkan wajah mereka, menyudahi ciuman itu lalu menatap wajah Sungmin yang sudah memerah. “Karena kau sudah bahagia berarti misiku selesai.”

“Apa?” Sebenarnya Sungmin belum bisa berpikir jernih karena dampak ciuman tadi namun mendengar Kyuhyun mengucapkan kata misi membuatnya mengerutkan dahi, ia begitu kaget hingga tak sadar jika ibu jari Kyuhyun tengah mengusap bibir bawahnya.

“Aku sudah menuruti permintaanmu. Bekencan ke kebun binatang, museum, akuarium raksasa dan juga mengunjungi festival dan aku ingat kau pernah bilang sudah bahagia jika kencan denganku walau sekali.” Kyuhyun melepas jemarinya dari pipi Sungmin tanpa membuang tatapannya dari mata gadis itu. “Walau sudah melakukan kencan ini entah mengapa aku tak tersentuh dengan tindakanmu. Kuharap kau puas dengan kencan ini dan jangan menemuiku lagi. Jawabanku tidak, aku tak bisa menjadi kekasihmu.”

Semua mengabur. Sungmin tak tahu harus berbicara dan berbuat apa untuk menanggapi ucapan Kyuhyun hingga pria itu keluar dari bianglala, meninggalkannya sendiri di sana.

Setelah itu Sungmin tak memiliki keberanian megunjungi fakultas Sains, ia benar-benar tak memiliki alasan untuk bertemu pria itu. Entah mengapa kata-kata Kyuhyun saat di bianglala benar-benar membuatnya berkecil hati.

Sungmin tak memiliki cara lain selain menyewa detektif handal, mencari tahu apa yang membuat Kyuhyun begitu menolaknya hingga dua hari kemudian detektif itu menyerahkan secarik kertas yang mencantumkan sebuah alamat.

Awalnya Sungmin tak mau mengunjungi alamat itu namun karena penasaran akhirnya saat malam tiba ia malah ingin sekali berkunjung. Alamat itu berada di dalam gang sempit, jalanan yang basah dan sebagian jalan berlubang serta digenangi air. Sungmin berjalan hati-hati hingga langkahnya terhenti di depan sebuah cafe. Sungmin melihat alamat di secarik kertas itu dan membenarkan jika cafe di depannya adalah alamat yang dituju.

Saat Sungmin ingin melangkah namun semua terhenti saat matanya melihat Kyuhyun tengah duduk di sebuah sofa di kelilingi perempuan yang bergelayut manja bahkan memeluk tubuhnya. Sesekali perempuan itu mengusap dada Kyuhyun dengan gerakan menggoda.

Sungmin mematung. Walau dari jauh namun ia sangat yakin jika pria itu adalah Kyuhyun. Pria yang tengah tersenyum lebar pada perempuan di samping kanan dan kirinya itu benar-benar adalah Cho Kyuhyun.

Dan semua terjawab sudah. Detektif sewaannya sudah memperingatkan Sungmin untuk menjauhi Kyuhyun namun tak diindahkan gadis itu. Sekarang dengan mata kepalanya sendiri ia jadi tahu mengapa detektf sewaannya menyuruh Sungmin untuk menjauhi Kyuhyun.

Gigolo. Pria itu adalah budak nafsu wanita yang bisa disewa kapan saja dan oleh siapa saja asal memiliki uang. Menyadari kenyataan itu membuat hati Sungmin remuk redam.

 

***

 

Tak ada yang tahu apa pekerjaan Kyuhyun dulu karena Sungmin menutupnya rapat-rapat. Sebenarnya Sungmin agak risih mendengar teman-temannya yang merindukan Kyuhyun, ia jadi penasaran apa respon mereka setelah mengetahui jati diri Kyuhyun. Apakah teman-temannya masih mau membahas pria itu? Tanpa mereka sadari Sungmin mulai melirik enam orang yang duduk di depannya dengan pandangan hati-hati dan berniat membuka suara perihal Kyuhyun namun entah mengapa ia mendadak bimbang, apa membuka aib Kyuhyun adalah keputusan tepat?

“Jadi bagaimana denganmu? Apa kau nantinya juga akan dijodohkan untuk kepentingan bisnis seperti Jungmo?” Pertanyaan Yesung menyentakkan Sungmin dari lamunan panjangnya.

Sungmin mengangkat bahu, menyambar kentang goreng di depannya yang entah sejak kapan sudah tersaji. “Entahlah. Mungkin iya.” Jawab Sungmin.

“Kenapa kalian tidak menikah saja? Bukankah itu menguntungkan kedua belah pihak?” Tanya Donghae.

“Tutup mulutmu! Sejak tadi menyuarakan hal aneh terus.” Ujar Sungmin menahan geram.

“Oho. Ada yang mulai kesal.” Eunhyuk malah semakin megejek Sungmin hingga gadis itu memilih diam. Sangat sulit beradu argumen dengan Eunhyuk maka dari itu Sungmin memilih tak menanggapinya. “Lagipula kau seperti anak kecil Min. Kami hanya bercanda namun kau malah menanggapinya dengan emosi. Bukankah itu semakin membuat kami curiga.”

“Baiklah. Lakukan apapun yang kalian mau. Aku tak peduli kalian menaruh curiga atau tidak.” Jawab Sungmin seraya masih memendam kekesalan.

“Semenjak kita tinggal Sungmin bertambah sensitif.” Komentar Kibum yang mirip dengan cibiran.

“Maklumi saja sayang. Namanya juga Sungmin. Mana mau dia jadi bahan olokan. Padahal salah satu diantara kita harus mau menjadi korban agar waktu semalam suntuk tak terlalu membosankan untuk dijalani.”

“Kenapa kalian tidak korbankan diri sendiri?” Sungut Sungmin ketus namun emosinya mendadak sirna. “Semalam suntuk? Apa maksudmu?”

“Tentu saja semalam suntuk. Kita menghabiskan uang untuk menyewa gedung mewah ini sampai besok pagi. Tak ada yang boleh meningglkan gedung kecuali mati. Kita harus terpenjara disini hingga…” Ryeowook menatap arlojinya. “… 9 jam lagi menginggat sekarang baru pukul sembilan malam.” Sambung Ryeowook lagi.

“Ya Tuhan.” Sungmin mengacak rambutnya frustasi. Ia tak tahu jika harus menghabiskan waktu berjam-jam dengan sahabat bermulut besar seperti mereka.

Di saat bersamaan pintu utama ruang pertemuan itu terbuka. Di ambang pintu berdiri sosok berpakaian rapi sebelum salah satu orang dari meja berbeda memanggilnya untuk mendekat.

“Ini bukan mimpi kan?” Eunhyuk berujar tanpa mengalihkan tatapan dari sosok itu yang baru masuk itu.

“Cho… Cho Kyuhyun akhirnya datang?”

Sungmin berjengit kaget. Kyuhyun datang? Yang benar saja. Untuk membuktikan ucapan dua gadis di depannya membuat Sungmin harus rela menatap arah belakang dan ia hampir terjatuh saat melihat sosok Kyuhyun yang melangkah ke arah salah satu meja yang jaraknya cukup jauh dari meja mereka.

“Ada angin apa? Kenapa tiba-tiba dia datang?” Tanya Ryeowook tak percaya.

“Entahlah.” Jawab Yesung.

“Walau terlambat namun setidaknya ia datang.” Donghae angkat bicara hingga membuat Siwon mengangguk.

“Itu lebih baik daripada ia tak datang sama sekali.” Jawab Siwon.

Jadilah meja mereka sibuk menatap arah meja Kyuhyun. Mereka menatap interaksi yang Kyuhyun salurkan kepada teman-temannya.

“Aku tak tahu jika dia memiliki teman hingga mampu berbincang ramah seperti itu.” Ujar Kibum.

“Aku juga. Kukira dia orang yang paling parah bersosialisasi di kelas.” Jawab Siwon.

“Sepertinya apa yang kita nilai selama ini salah besar.” Kali ini Yesung yang berkomentar.

“Apa tak masalah jika kita undang dia kemari? Bergabung dengan meja kita.” Tawar Jungmo.

Ucapan itu sontak membuat Sungmin menatap kearahnya. Ingin sekali Sungmin menginjak kaki pria itu dengan keras namun sepertinya tak akan berhasil.

“Apa dia mau? Walau pernah sekelas tapi akan sangat aneh jika mengundangnya untuk bergabung.” Ujar Kibum.

“Tak mungkin. Walau kesan kita pernah tercoreng di matanya akibat ulah Sungmin namun aku yakin dia mau bergabung karena ini acara reuni.” Timpal Eunhyuk.

“Benar. Kita bisa mengorbankan kebodohan Sungmin saat mengejar Kyuhyun untuk dijadikan bahan lelucon nantinya. Dengan begitu waktu sembilan jam akan mengalir tanpa kesan membosankan.” Donghae angkat bicara dengan suara antusias.

“Ya! Kalian benar-benar tak punya hati.” Sungmin berujar dengan suara menahan teriakan, ia benar-benar tak tahu jika teman-temannya berubah menjadi orang yang jahat.

“Aku akan membujuk Kyuhyun untuk bergabung. Serahkan padaku.” Jungmo beranjak dari duduk, mengabaikan tatapan membunuh yang Sungmin pancarkan sementara enam temannya menatap Jungmo yang berjalan menuju meja Kyuhyun, mereka bersalaman lalu ia duduk di samping Kyuhyun seraya berbincang dengan teman-teman satu meja.

“Kenapa tidak kau saja yang membujuk Kyuhyun?” Donghae menatap Eunhyuk sebentar. “Sepertinya Jungmo tak akan berhasil.”

“Tak mungkin. Jungmo ahlinya dalam mengambil hati orang. Tenang saja, Kyuhyun akan luluh.” Jawab Eunhyuk.

Kemudian meja mereka kembali hening. Semua menatap kearah dimana Jungmo dan Kyuhyun yang entah sejak kapan sudah berbincang serius. Semua melihat kearah Jungmo dan Kyuhyun kecuali Sungmin, gadis itu hanya menunduk seraya memainkan bibir gelas di depannya. Entah apa yang ia pikirkan namun jelas sekali Sungmin tengah frustasi

Jungmo terlihat berbisik kearah Kyuhyun hingga pria itu tertawa sebentar sebelum mereka berdiri lalu berbalik.

“Mereka datang, mereka datang.” Ujar Eunhyuk seraya duduk ke posisi semula.

Mendengar itu membuat Sungmin terkesiap. Ia menjadi salah tingkah sendiri entah karena apa hingga Jungmo duduk di samping kanannya diikuti Kyuhyun yang duduk di samping kirinya, jadilah Sungmin duduk diapit dua pria tampan itu.

“Kau datang?” Eunhyuk menyapa Kyuhyun pertama kali, berlagak sudah mengenal Kyuhyun sejak lama.

“Ya. Terima kasih sudah mengajakku bergabung.” Kyuhyun mengangguk singkat seraya memamerkan senyum manisnya. Sebelum duduk pria itu sempat melepas kancing jas yang ia kenakan hingga menampilkan kemeja putih yang tentu saja mempertontonkan semu tubuhnya yang menawan hingga Ryeowook dan Eunhyuk saling sikut.

“Tapi terlambat.” Kali ini Donghae yang berujar.

“Ada sedikit masalah, ah bukan. Maksudku ada banyak masalah hingga membuatku bimbang harus kesini atau tidak.” Jawab Kyuhyun.

“Wine?” Siwon mengalihkan pembicaraan dengan menawarkan anggur merah dan Kyuhyun mengangguk.

“Masalah apa hingga membuatmu bimbang?” Kali ini Ryeowook yang bertanya.

“Dan kau tahu sekolah kita mengadakan reuni? Itu artinya kau berada di sekitar sini?” Belum lagi pertanyaan Ryeowook terjawab Yesung sudah menyuarakan pertanyaan lain.

“Internet. Aku mendapat undangan dari email.” Jawab Kyuhyun sekenanya seraya meneguk minuman yang tadi disajikan pelayan.

“Kami semua penasaran dan bisa dibilang kau menjadi bintang malam ini.” Kibum yang sejak tadi diam mulai angkat bicara hingga membuat Kyuhyun mengernyit.

“Kenapa begitu?”

“Sejak lulus mereka tak sempat meminta maaf padamu, saat kau tak kunjung datang kesini mereka kira kau benar-benar menghilang.” Kali ini Jungmo yang buka suara, mendengar penjelasan itu membuat Kyuhyun mengangguk.

“Untuk apa kalian meminta maaf.”

“Jelas saja karena kami sering mengejek dan memojokkanmu dengan Lee Sungmin. kami tahu kau tak menyukai itu makanya sekarang kami ingin minta maaf jika sudah menyinggung perasaanmu.” Jelas Eunhyuk.

“Tak ada yang menyinggung perasaanku, lagipula aku menyukainya.”

Ucapan Kyuhyun tadi membuat meja mereka hening sesaat namun Kyuhyun malah bertingkah biasa saja.

“Menyukainya, maksudmu menyukai apa? Menyukai saat kami memojokkanmu dengan Sungmin?” Tanya Donghae.

Kyuhyun tersenyum samar lalu memimum lagi anggur merahnya tanpa berniat menjawab pertanyaan Donghae.

“Dan kau tahu? Gadis yang duduk di sampingmu adalah Lee Sungmin.” Siwon menunjuk Sungmin dengan dagunya, Kyuhyun mengikuti arah pandangan Siwon dengan segera seolah ia memang menunggu sejak tadi ada seseorang yang memperkenalkan Sungmin padanya. Sedangkan Sungmin? Ia hanya diam seraya menatap gelas minumannya, gelas itu seperti mainan paling berharga untuk Sungmin saat ini.

Mendengar ucapan Siwon tadi membuat Sungmin menegang kaku. Walau kaget namun gadis itupun masih enggan menatap kearah Kyuhyun seolah pria itu tak ada di meja mereka.

“Aku tahu. Melihat punggungnya saja aku sudah tahu jika gadis ini Lee Sungmin.” Ucapan Kyuhyun barusan kembali membuat meja mereka hening, namun tampaknya Kyuhyun tak ambil pusing karena ia malah merubah posisi duduk, memiringkan tubuhnya menghadap Sungmin seraya menopang kepala dengan tumpuan tangan.

“Apa kabar Lee Sungmin. Lama tak bertemu.”

Sungmin semakin menegang kala mendengar sapaan yang ramah namun sama sekali tak ramah dipendengaran Sungmin.

“Baik.” Jawab Sungmin singkat tanpa balas menatap Kyuhyun, malah ia meneguk air mineralnya lagi, mendadak ia haus bukan main.

“Tampaknya sekarang Sungmin yang sombong. Salahkan dirimu yang selalu menolaknya saat di sekolah dulu.” Ketus Eunhyuk.

Kyuhyun membenarkan posisi duduk seraya berdehem singkat. “Aku juga menyayangkan sikapku dulu. Jika tahu akan seperti ini jadinya aku tak mungkin mengabaikan nona Lee Sungmin. Jujur aku menyesal.”

Sungmin terkesiap, sontak menatap Kuhyun kala mendengar ucapan sarat akan godaan itu. Tak hanya Sungmin, Jungmo dan yang lainpun segera menatap Kyuhyun kaget.

“Setidaknya kau menyesali kebodohanmu.” Kali ini Yesung yang berujar dan malah ditanggapi anggukan oleh Kyuhyun sebelum kembali meneguk anggur merahnya.

“Jadi bagaimana hidupmu?” Kibum bertanya karena sejak tadi sudah terlanjur penasaran.

“Aku baik. Terima kasih sudah menanyakannya. Kukira tak ada lagi orang yang peduli denganku.” Kyuhyun melirik Sungmin sekilas tanpa mereka sadari.

“Jungmo bilang pernah bertemu denganmu, kau bekerja sebagai kuli bangunan?” Tanya Siwon.

Kyuhyun kaget dan beberapa detik kemudian tertawa sebentar. “Itu merupakan salah satu hobiku sejak beberapa bulan, sebenarnya pekerjaan sampingan dan tak kusangka mata Jungmo berada di mana-mana.” Kali ini Kyuhyun melirik Jungmo dengan ulasan senyum miringnya.

“Pekerjaan sampingan?” Tanya Ryeowook.

“Kau banyak menggeluti pekerjaan? Dari setelan bajumu kutebak kau bekerja di kantor.” Selidik Kibum.

“Ya. Begitulah.” Kyuhyun mengangguk singkat dan kali ini tersenyum pada Kibum.

“Dan… kenapa kau harus bekerja dibanyak cabang? Apa kebutuhan hidupmu begitu besar?” Tanya Donghae.

“Kau seperti tengah menghidupi istri saja.” Eunhyuk mendengus sebentar seraya menahan tawa hingga membuat meja mereka kembali heboh namun tidak begitu halnya dengan Jungmo, Sungmin dan kuhyun, tiga orang itu tetap diam seraya menatap gelas di hadapan mereka masing-masing.

“Kau benar. Aku harus bekerja keras karena sudah memiliki istri.” Ujar Kyuhyun dengan suara pelan namun tentu saja bisa didengar yang lain.

Pengakuan Kyuhyun tadi sontak saja membuat meja mereka kembali hening. Dari nada suaranya bisa mereka tebak jika Kyuhyun tak main-main.

Di saat bersamaan pintu utama ruang itu terbuka, menampilkan satu sosok cantik yang mengenakan pakaian cukup minim seraya mengedarkan pandangan. Setelah ia mengetahui keberadaan Kyuhyun perempuan itu tersenyum lalu mendekatinya.

“Ternyata kau disini.” Tanpa canggung perempuan itu memeluk leher Kyuhyun dari belakang hingga tak mempedulikan tatapan kaget enam orang di depannya sementara Sungmin mati-matian menahan rasa mual dari perut yang mendadak ingin dikeluarkan.

Menjijikkan, sekali penjual tubuh tetap penjual tubuh, batin Sungmin ketus.

 

.

~oOo~

.

T. B. C