KYUMIN \ FANFICTION | MEMORIES | CHAPTER 3 / GENDER SWITCH

Perempuan yang mengaku bernama Seulgi itu sudah bergabung dengan mereka. Sejak tadi ikut berbincang dengan akrab seolah sudah kenal lama dan sesekali tangan gadis itu bergelayut manja pada Kyuhyun yang duduk di samping kanannya.

.

~oOo~

.

Memories

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter :: 3

.

Genre :: Romance, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: FanFict ini murni milik saya, walau cerita pasaran tetap mutlak milik saya jadi Jangan Salin Tanpa Izin.

.

~oOo~

.

 

Eunhyuk dan Ryeowook yang semakin curiga dengan tingkah dua orang itu mulai menyuarakan pertanyaan. “Jadi dia bukan dia istrimu, Kyu?” Tanya Eunhyuk tanpa memikirkan ucapannya yang tak sopan.

Seulgi dan Kyuhyun saling pandang beberapa detik sebelum tawa melengking perempuan itu terdengar. “Yakinlah jika aku ingin sekali menjadi istrinya namun tak bisa. Si bodoh ini malah tergila-gila pada istri yang menurutku sangat jahat padanya serta… akh!” Ucapan Seulgi terhenti tiba-tiba saat Kyuhyun menyikutnya. Sadar jika sudah berbicara terlalu jauh membuat Seulgi tersenyum salah tingkah seraya mengusap lengan.

“Jadi kau…” Tanya Siwon seraya menatap Seulgi lekat.

“Aku adik tingkatnya di kampus. Kebetulan aku sudah lama mencarinya namun tak pernah bisa melacak keberadaan Kyuhyun, saat tahu ada pesta reuni aku segera kemari dan berharap bisa bertemu Kyuhyun untuk melepas rindu.” Jelas Seulgi.

“Adik tingkat kenapa ucapanmu jauh dari kata formal? Malah kau main memanggil nama Kyuhyun tanpa merasa bersalah.” Kali ini Kibum yang berujar, ia sangat tak menyukai bentuk ketidaksopanan apapun alasannya.

“Dia memang sudah begini. Aku tak masalah.” Kali ini Kyuhyun yang menjawab agar kesalahpahaman tak merambat menjadi pertengkaran.

Seulgi menatap hati-hati kearah Kibum, lalu Eunhyuk dan terakhir Ryeowook. Dari tatapan tiga orang itu jelas sekali mereka tak menyukainya, maka dengan gerakan pelan setelah meneguk anggur merah terakhir Seulgi mulai bangkit dari duduk. “Sepertinya aku menganggu. Bertemu denganmu bisa lain kali. Ingat untuk menghubungiku setelah ini.” Seulgi menepuk bahu Kyuhyun sekilas lalu berniat melangkah, namun niat itu sirna saat matanya tak sengaja melihat wajah gadis yang duduk di samping Kyuhyun dan sejak tadi tak membuka suara.

“Sungmin!” Nyaris terpekik, gadis itu mendekat dan berniat memeluk Sungmin namun kembali gagal saat Sungmin tak merespon apapun.

Sikap Seulgi tadi jelas mengundang kecurigaan enam orang di depannya. Mereka hanya diam seraya menatap Seulgi dan Sungmin yang terlihat mulai memanas.

“Harusnya kau menyapaku lebih dulu, jika begini kau terkesan sombong.”

“Aku tak tahu itu kau.” Jawab Sungmin singkat.

“Ah~” Seulgi mengangguk lalu kembali matanya tak sengaja melihat wajah pria di samping kanan Sungmin. “Kim Jungmo-ssi. Apa kabar.” Senyum ramah Seulgi maksudkan untuk Jungmo dan dibalas senyuman pula oleh pria itu.

“Baik. Ingat langsung pulang. Jangan mampir ke tempat yang tak jelas.” Nasehat Jungmo.

“Siap bos.” Ujar Seulgi setengah terkekeh. “Jika begitu aku pulang dulu.” Kembali Seulgi menepuk bahu Kyuhyun namun sebelum melangkah masih sempat-sempatnya ia membuka suara. “Kapan Sungmin dan Jungmo-ssi akan menikah? Aku benar-benar menunggu hari itu tiba.”

Dan ucapan itu kembali membuat teman-temannya semakin curiga.

***

Meja mereka kembali hening, enam orang itu belum mau membuka suara namun pandangan mereka terus tertuju pada tiga orang yang kini duduk di depan mereka layaknya tersangka di persidangan.

“Jadi Seulgi itu adik tingkat Kyuhyun namun kenal dengan Sungmin dan Jungmo.” Yesung pertama kali membuka suara hingga mengagetkan Sungmin.

“Kami sering bertemu di kantor dulu, namun sekarang tidak.” Jawab Sungmin cepat.

“Dan lagi Sungmin kuliah di Universitas yang sama dengan Kyuhyun.” Jungmo membeberkan hal yang sejak tadi ditutup rapat oleh Sungmin. Gadis itu ingin sekali mencekik Jungmo karena tega-teganya membuka aib memalukan itu.

“A-apa? Jadi kau dan Kyuhyun…” Eunhyuk menunjuk Sungmin dan Kyuhyun bergantian.

“Aneh sekali kalian berlagak tak saling kenal.” Donghae memiringkan kepalanya sekilas pertanda bingung.

“Kami beda fakultas, jadi wajar saja jika aku tak mengenalnya lebih dalam. Terlebih…”

“Tapi empat tahun di Universitas kau gunakan untuk mengejarku.” Kali ini Kyuhyun yang menjawab yang terang saja membuat Sungmin menatap kearahnya. Kyuhyun tak masalah, malah ia menahan tawa melihat bagaimana murkanya Sungmin sekarang.

“Apa!!” Suara Eunhyuk dan Ryeowook terdengar keras hingga beberapa detik meja mereka menjadi pandangan utama dari meja teman-teman seangkatan mereka namun Eunhyuk dan Ryeowook tak ambil pusing, tetap saja menatap Sungmin lekat.

“Kau… kau benar-benar mengejar Kyuhyun selama kuliah?” Tanya Kibum hati-hati.

Sungmin berdecih sebentar. “Itu bukan aku, tapi kembaranku.” Bohongnya.

“Oh ayolah sayang, kami semua tahu kau tak memiliki kembaran.” Kyuhyun yang tak tahan menutupi kegelian akan ulah Sungmin mulai mengusap pucuk kepala perempuan itu namun segera ditepis kuat oleh Sungmin. Kyuhyun kaget, tangannya yang menggantung di udara terus ia pertahankan sementara matanya menatap tak percaya pada Sungmin yang sudah menghadiahinya tatapan tajam.

“Jangan sentuh aku, dasar gigolo.” Sungmin memelankan suaranya saat memaki Kyuhyun dengan sebutan gigolo agar teman-temannya tak mendengar namun Kyuhyun tampaknya sudah bisa membaca pergerakan mulut perempuan itu hingga tak lama Sungmin bangkit lalu melangkah menuju toilet tanpa pamit sama sekali.

Sebenarnya tingkah Sungmin barusan sangat mendukung kecurigaan teman-temannya namun Sungmin tak peduli, ia hanya ingin menjauh dari pria bermuka dua seperti Kyuhyun secepat yang ia bisa.

Setelah sampai di toilet Sungmin membanting tas kecilnya ke wastafel lalu menggeram marah. Suasana hatinya sudah buruk sejak pagi dan semakin memburuk setelah bertemu pria kurang ajar itu.

Sungmin menumpu kedua tangannya di pinggir wastafel lalu tak lama kedua mata gadis itu melihat cermin di depannya yang tengah menampilkan bayangan diri. Bukannya melihat, malah Sungmin memikirkan hal lain dan seketika itu pula rasa bersalah menyusup ke dalam hati. Apa Sungmin sudah keterlaluan dengan menghina Kyuhyun sebagai gigolo?

Pikiran Sungmin kembali menerawang jauh hingga memutar balik kejadian lima tahun lalu. Kejadian dimana ia masih menggilai Kyuhyun, sungguh tergila-gila.

***

Setelah mengetahui pekerjaan Kyuhyun membuat Sungmin nyaris depresi. Sebulan ia tak ke kampus dan sebulan juga ia hanya mengurung diri di kamar. Sebenarnya Sungmin sadar dan tengah memikirkan bagaimana sebaiknya menyikapi Kyuhyun.

Pria itu mungkin memilih pekerjaan tak baik namun Sungmin yakin ada alasan kuat mengapa Kyuhyun memilih pekerjaan itu. Untuk mengungkapkannya Sungmin harus memiliki cara jitu hingga memakan waktu sebulan yang berakhir dengan sia-sia.

Hingga suatu hari, mungkin karena pikiran Sungmin yang terlalu kalut akhirnya ia memberanikan diri untuk kembali mendatangi rumah Kyuhyun. Sebenarnya rumah itu juga terletak dikawasan yang rawan kejahatan namun sedikitpun Sungmin tak takut, yang ia pikirkan sekarang hanya untuk bertemu Kyuhyun.

“Apa yang kau lakukan disini?”

Suara berat yang terdengar marah itu berasal dari arah belakang Sungmin saat ia mencoba mengetuk pintu rumah Kyuhyun. Sadar jika itu suara pria yang ia cintai membuat Sungmin berbalik lalu tersenyum saat melihat Kyuhyun.

“Bertemu denganmu. Apa lagi?” Tanya Sungmin saat melihat Kyuhyun melangkah kearahnya.

“Pulang.” Kyuhyun menangkap pergelangan tangannya lalu menarik Sungmin dengan sekali sentak. Jelas saja Sungmin tak terima. Sudah jauh-jauh datang namun hanya pengusiran yang ia dapat.

“Aku tak mau!” Sungmin balas menyentak cekalan Kyuhyun hingga terlepas. Mereka berhenti melangkah dan Sungmin segera mengusap pergelangan tangannya yang terasa nyeri. Pria itu benar-benar ingin meremukkan tangannya.

“Sudah kubilang jangan datang lagi. Seingatku terakhir kali kuperingatkan telingamu masih berfungsi.” Suara kejam Kyuhyun kembali terdengar hingga membuat Sungmin menghentikan usapannya.

Kyuhyun ahli dalam berujar dingin dan menusuk hingga Sungmin tak bisa menahan emosinya, air mata gadis itu mengalir mendapati kelakuan Kyuhyun tadi.

“Apa kau begitu tak inginnya bertemu denganku?” Tanya Sungmin dengan suara serak.

“Sekarang bukan saatnya membahas apa yang kuinginkan, sekarang aku mau kau pergi.” Kyuhyun berniat kembali menyambar tangannya namun Sungmin segera mengelak dengan cara menjauh beberapa meter dari Kyuhyun.

“Kenapa kau begitu kejam padaku? Bahkan aku menghilang selama sebulan kau tenang-tenang saja.”

“Aku yang akan divonis kejam jika membiarkanmu tetap berada di sini.” Kali ini Kyuhyun berujar pelan, mendekat kearah Sungmin dengan gerakan pelan agar gadis itu tak ketakutan. “Ini tempat yang tak aman dan bisa saja kau diperkosa. Kau mau tubuhmu digilir tujuh preman bahkan lebih? Saat itu bisa saja aku tak mampu melindungimu.”

Sungmin semakin mengalirkan air matanya. Entah mengapa mendengar ucapan Kyuhyun tadi membuat hatinya tersentuh dan semakin sedih. “Jika begitu lindungi aku mulai sekarang.” Sungmin menatap mata Kyuhyun saat pria itu berdiri di depannya, hanya berjarak beberapa senti saja.

“Jika bisa, sudah kulakukan sejak lama.” Jawab Kyuhyun, kali ini suaranya terdengar lemah dan sedih.

Sungmin semakin menangis. Ia mengusap air matanya pelan sebelum kembali menatap Kyuhyun. “Katakan apa kekuranganku? Aku akan merubahnya agar kau melirikku.”

Kyuhyun menggeleng singkat. “Kau nyaris sempurna dan itu yang membuat kedudukan kita tak bisa sama.”

“Apa karena pekerjaanmu kau begini? Kau malu mengakuinya padaku?” Kali ini Sungmin menatap Kyuhyun sungguh-sungguh namun malah dibalas Kyuhyun dengan tatapan heran.

“Apa maksudmu?” Tanya Kyuhyun setelah mengetahui ada yang salah dengan arah pembicaraan mereka.

“Aku tahu kau bekerja sebagai penghibur namun aku bisa memakluminya. Aku tak mempermasalahkan hal itu. Walau membuatku sakit namun aku mencoba untuk mengerti. Jika kau tak memiliki waktu untukku maka aku akan menyewamu dengan tabungan yang kupunya maka dari itu pertimbangkan aku. Kumohon.”

Kyuhyun semakin mengerutkan dahi. “Kau mengira aku gigolo?” Tanya Kyuhyun setelah bisa membaca situasi.

Sungmin mengangguk cepat hingga akhirnya membuat Kyuhyun sekuat mungkin menahan tawa. Tak tahu harus marah atau tersinggung namun Kyuhyun tak bisa melakukan keduanya. “Kemarilah.” Kyuhyun menarik Sungmin ke dalam pelukan dan memenjara tubuh gadis itu erat.

Sempat terdiam beberapa detik saat berada dalam pelukan Kyuhyun namun Sungmin mencoba sadar. “Apa ini artinya ya? Kau akan mempertimbangkan aku?” Tanya Sungmin seraya berniat menatap wajah Kyuhyun namun buru-buru pria itu menahan kepalanya agar tetap bersandar di dada.

“Menurutmu?” Tanya Kyuhyun.

Sungmin menggigit bibir bawahnya untuk menahan teriakan. Jika respon Kyuhyun begini sudah dapat ditebak jika pria itu mulai membuka hati.

“Aku akan mengambil tabunganku agar kau memiliki waktu luang dan…”

“Tak perlu.” Kyuhyun mengusap kepala belakang Sungmin lalu menyandarkan pipi kanannya di atas kepala gadis itu. “Tetaplah seperti ini.” Ujar Kyuhyun seraya mengeratkan pelukan mereka.

Sungmin mengangguk, memejamkan matanya perlahan lalu balas memeluk Kyuhyun. Ini benar-benar bagai mimpi, semua sesuai dengan yang direncanakan Sungmin.

***

Sebagai pasangan kekasih pada umumnya mereka juga sering berkencan. Kali ini tanpa diminta Kyuhyun akan segera mengajak Sungmin saat memiliki waktu luang maupun akhir pekan. Tak jarang Sungmin dengan keras kepalanya tetap pergi ke rumah Kyuhyun padahal pria itu belum pulang. Jika sudah begitu Kyuhyun akan mengomel seperti kereta api hingga Sungmin lelah sendiri.

“Berapa kali kukatakan jangan lagi kemari, Lee Sungmin.”

Sungmin mengerutkan dahi, gelagat aneh Kyuhyun mulai terlihat mencurigakan sekarang. “Kenapa? Kau takut aku bertemu dengan perempuan yang menyewamu saat menghabiskan waktu disini?”

“Bukan begitu.” Kyuhyun mengacak rambutnya sebentar lalu beralih duduk di samping Sungmin. “Demi Tuhan kau jangn lagi kemari. Aku tak tahu harus bagaimana jika para preman benar-benar mendatangimu. Aku tak mau kau diganggu mereka. Kebetulan aku dan kakakku menjalin hubungan tak baik dengan preman disekiar sini.” Kyuhyun menggeser posisi duduknya agar berhadapan dengan Sungmin. “Aku tak takut apapun namun jika menyangkut kau aku tak bisa tenang.”

Mendengar ucapan Kyuhyun membuat Sungmin tersenyum sesaat. “Baiklah. Lain kali kita bertemu di rumahku saja.”

“Itu juga tak bisa.”

“Kenapa?” Sungmin menatap Kyuhyun heran saat pria itu kembali menggeser posisi duduknya ke semula.

“Aku belum ingin berkunjung ke rumahmu.” Jawab Kyuhyun.

“Alasan apa itu? Aku benar-benar tak mengerti.” Sungmin kembali mengerutkan dahi namun Kyuhyun malah berdiri dari duduk.

“Ayo pulang. Kuantar kau sampai di depan gerbang rumahmu. Apa itu cukup?” Kyuhyun mengulurkan tangannya ke arah Sungmin dan beberapa detik kemudian disambut antusias oleh gadis itu.

Sungmin ikut bangkit. “Baiklah. Untuk sekarang mengantar sampai di depan gerbang sudah cukup.” Jawab Sungmin pelan, nyaris seperti mengalah pada Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum dalam hati sebelum menarik Sungmin menuju motor tua yang ia parkir di dekat pagar. Sebenarnya ia tak tega mengajak Sungmin pergi dengan motor tuanya namun mau bagaimana lagi? Kyuhyun lebih tak tega jika membiarkan Sungmin menaiki bus kota. Benar-benar gadis keras kepala. Sudah diberikan mobil pribadi namun ia malah gemar menaiki bus.

***

Setelah tiga puluh menit mengendarai motor akhirnya mereka tiba di depan pagar besar rumah Sungmin. Sebelum gadis itu turun Kyuhyun menyempatkan diri membantu Sungmin melepas helm yang ia kenakan.

“Tak mau masuk?” Tanya Sungmin basa-basi saat sudah berdiri di samping motor Kyuhyun, pria itu sendiri tak mau beranjak dari motor.

Kyuhyun menggeleng singkat. “Aku harus kembali bekerja.”

Jawaban Kyuhyun barusan membuat Sungmin memajukan bibirnya sebentar. “Baiklah. Semoga harimu menyenangkan.” Sungmin menekan setiap kata dari ucapannya agar Kyuhyun merasa tersindir namun lagi-lagi pria itu hanya tersenyum.

“Kemarilah.” Kyuhyun mengisyaratkan Sungmin agar mendekat lalu setelahnya mengecup dahi gadis itu. “Jangan kemana-mana lagi setelah ini, mengerti?” Tanya Kyuhyun seraya mengusap kepala Sungmin beberapa kali.

“Aku mengerti.” Sungmin hanya bisa patuh hingga kembali membuat Kyuhyun tersenyum.

Tak lama dari arah berlawanan tampak mobil hitam mendekat, lalu berhenti di dekat motor Kyuhyun. Dua orang itu menoleh saat kaca jendela mobil sengaja di turunkan.

“Paman.” Sungmin tersenyum pada pria paruh berjas hitam yang duduk di kursi penumpang.

“Mulai berani membawa pria di depan paman, Minnie.” pria paruh baya itu balas tersenyum. “Ajak dia masuk.” Tawarnya.

“Tidak perlu paman. Dia sudah mau pulang.” Jawab Sungmin cepat.

“Baiklah. Paman masuk lebih dulu.”

Setelah Sungmin mengangguk kaca jendela mobil itu kembali naik, mobil perlahan mulai bergerak saat pintu pagar terbuka otomatis.

“Itu paman kandungmu?” Tanya Kyuhyun yang sejak tadi mengamati pria paruh baya itu tanpa membuka suara.

“Bukan. Orang kepercayaan appa tapi sudah kami anggap saudara sendiri terlebih dia tinggal dengan kami sejak aku masih dalam kandungan, katanya.” Jelas Sungmin.

“Lee Sungmin dengarkan aku.” Suara Kyuhyun berubah serius hingga Sungmin menatap heran kearahnya. “Aku mengenal pria itu. Walau hanya berselisih jalan namun aku yakin dia adalah pelanggan tetap hiburan malam yang…”

“Bicara apa kau?” Sungmin memotong ucapan Kyuhyun dan kali ini nada suaranya terdengar tak suka. “Aku memang mencintaimu Kyu, namun aku tak suka jika ada orang lain yang menjelek-jelekkan paman Youngmin. Dia suami dan ayah yang teladan, kau tahu tidak?”

“Aku tahu. Tapi kau harus percaya padaku jika dia tak baik. Aku sering melihatnya menyewa tujuh gadis pekerja malam sekaligus untuk menghiburnya sendiri.”

“Sudah cukup Kyu. Kau keterlaluan, aku tak tahu apa motifmu memfitnah paman Youngmin seperti ini.” Suara Sungmin kembali meninggi dan tatapan tajamnya menusuk ke mata Kyuhyun. “Asal kau tahu saja, paman Youngmin tak bejat sepertimu.”

Setelah meneriakan kalimat itu Sungmin segera berbalik lalu berlari masuk ke dalam rumahnya, meninggalkan Kyuhyun yang termangu sendiri di depan gerbang.

“Sepertinya aku sudah salah bicara.” Bisik Kyuhyun pada diri sendiri.

***

Semenjak kejadian Sungmin meneriakinya, semenjak itu juga Kyuhyun jarang melihat Sungmin. Saat ia pergi ke fakultas seni, gadis itu malah dijemput oleh mobil pribadi. Aneh sekali menurut Kyuhyun mengingat Sungmin paling anti menggunakan sopir pribadi bahkan membawa mobil sendiri.

Sementara itu dari pihak Sungmin, sebenarnya ia melihat Kyuhyun datang namun ia tak bisa memanggil pria itu karena masih merasa kesal. Tak ada satu orangpun yang boleh menjelek-jelekkan keluarganya terlebih Park Youngmin, pria itu sejak dulu sudah menjadi ayah bagi Sungmin bahkan Sungmin lebih dekat dengan pria itu ketimbang ayahnya sendiri yang sering menghabiskan waktu di luar negeri.

Tapi jika diingat-ingat lagi Sungmin sudah berlaku jahat pada Kyuhyun. Pria itu mungkin tak bermaksud memfitnah Park Youngmin namun entah mengapa Sungmin main emosi saja.

Saat mobil miliknya mulai bergerak menjauhi fakultas, saat itu pula Sungmin tersadar dan menatap ke belakang. Dari sana ia tak melihat sosok Kyuhyun lagi, entah kemana perginya pria itu.

Setengah jam kemudian Sungmin baru tiba di rumah namun sosok Jungmo sudah menunggunya di sofa ruang tamu.

“Tuan yang super sibuk akhirnya menunjukkan batang hidungnya.” Cibir Sungmin kala mendekat lalu duduk di samping Jungmo. Tangannya dengan cekatan merebut remote televisi yang ada di tangan Jungmo untuk kemudian merubah saluran televisi sesuka hati.

Melihat itu membuat Jungmo tersenyum singkat sebelum menyuarakan maksudnya datang kemari. “Paman Youngmin menyuruhku menjengukmu.”

“Kenapa menjengukku? Aku tak tengah sakit.” Jawab Sungmin heran.

“Apa yang kau lakukan hingga paman Youngmin marah besar? Apa karena kau membawa pria miskin ke depan rumah?”

Sungmin memajukan bibirnya perlahan. “Mendadak paman mengurungku. Ia bilang pria itu tak baik.”

“Mungkin karena itu juga ia memintaku untuk menikahimu.”

Sungmin yang awalnya duduk dengan malas sontak menatap kearah Jungmo. “Maksudmu…”

“Paman Youngmin sudah berdiskusi dengan orang tuamu dan orang tuaku untuk menjodohkan kita dan tampaknya kedua belah pihak sudah setuju untuk melangsungkan pernikahan.”

“Ini gila! Mereka main memutuskan perkara tanpa meminta pendapatku dan pendapatmu.”

“Sayangnya aku ditanya lebih dulu, dan jawabanku iya.” Jungmo menatap Sungmin lekat hingga membuat gadis itu terdiam sebentar.

“Jangan seperti ini Jungmo.” Sungmin bangkit dari duduk saat merasa terancam di dekat Pria itu. Sungmin mengenal Jungmo jadi ia sangat tahu apa maksud tatapan pria itu tadi. Tatapan yang menyorotkan makna sungguh-sungguh.

“Aku tak akan membiarkanmu bermain-main dengan pria yang bahkan tak bisa menghidupi dirinya sendiri, Sungmin-ah.”

Sungmin berhenti melangkah, entah kenapa ucapan Jungmo barusan menggetarkan hatinya. “Pulanglah. Aku ingin istirahat.”

“Aku tak akan pulang hingga malam tiba. Lagipula paman Youngmin akan semakin curiga padamu jika aku pulang cepat.”

“Terserah. Lakukan semaumu, aku tak peduli.” Sungmin segera berlari menaiki anak tangga lalu membanting pintu kamarnya saat sudah masuk, tak lupa ia mengunci dari dalam. Kelakuan Jungmo benar-benar membuatnya takut sendiri.

Hingga malam menjemput dan Sungmin sadar sudah mengabaikan Jungmo selama empat jam lebih. Saat Sungmin tengah berbaring seraya membaca novel mendadak deru mesin mobil terdengar dari halaman rumah. Sungmin terkesiap lalu buru-buru turun dari ranjang untuk melihat apakah Jungmo berniat pulang. Dan Sungmin bernapas lega saat melihat pria itu masuk ke dalam mobil lalu melajukan kendaraannya menjauhi rumah.

Dengan gerakan cepat Sungmin mengunci pintu kaca balkon sebelum Jungmo nekad melakukan hal lebih. Kelakuan pria itu benar-benar membuatnya trauma sendiri.

Setelah dirasa aman Sungmin kembali berbaring, tak lupa membaca novel percintaan miliknya hingga beberapa menit kemudian ia hanyut dalam cerita itu. Namun konsentrasi Sungmin pecah saat mendengar pintu kaca balkonnya diketuk dua kali. Ia terkesiap lalu buru-buru melihat pintu balkon yang tertutup tirai. Dari tempatnya duduk Sungmin bisa melihat bayangan sosok tubuh yang kembali mengetuk pintu balkonnya.

Sungmin pikir itu Jungmo namun ia tak mendengar deru mesin mobil pria itu barusan.

“Sungmin-ah.”

Suara itu… Sungmin yakin itu suara Kyuhyun, jadi tanpa pikir panjang ia kembali turun dari ranjang lalu membuka kunci pintu balkon, menggesernya kemudian.

“Kyu.” Sungmin tak bisa menutupi rasa bahagianya saat melihat kehadiran pria itu, bahkan ia nyaris terlonjak.

“Bolehkah aku masuk? Tampaknya aku akan segera dipenggal jika ketahuan mengunjungi kamarmu.”

“Silahkan.” Sungmin segera mundur beberapa langkah agar pria itu bisa masuk lalu tanpa diperintah dua kali Kyuhyun melangkah, tak lupa menutup serta mengunci pintu balkon di belakangnya.

Mereka sempat terdiam beberapa saat. Hanya berdiri saling tatap tanpa tahu harus memulai pembicaraan darimana. Menyadari atmosfer canggung itu membuat Sungmin menghela napas pelan.

“Bagaimana kau bisa kemari?”

“Memanjat dan meloncati pagar lalu memanjat dinding yang tingginya sangat mengerikan untuk sampai di kamarmu.”

Sungmin tersenyum mendengar ucapan itu. “Dasar bodoh. Kau seperti pencuri saja.” Jawabnya seraya melangkah menuju ranjang lalu duduk di tepi kasur.

Kyuhyun tanpa diminta segera mengikuti tingkah Sungmin dan duduk persis di sebelah gadis itu. “Mau bagaimana lagi? Aku benar-benar merindukanmu.”

Sungmin terdiam sebentar lalu menatap Kyuhyun dengan pandangan sedih.

“Jangan menatapku seperti itu, jujur aku merasa sedih.” Kyuhyun segera menarik Sungmin ke dalam pelukan. “Maafkan aku. Sepertinya aku salah dalam mengenali orang. Aku main menuduh pamanmu sebagai pelanggan dunia malam tempatku bekerja. Maafkan aku.”

Sungmin menggeleng dan balas memeluk Kyuhyun. “Harusnya aku tak terpancing emosi. Maafkan aku juga.” Jawab Sungmin.

“Baiklah, kau kumaafkan tapi ada satu hal yang harus kau tahu.”

Sungmin menatap keatas tepat ke wajah Kyuhyun. “Apa?” Tanya Sungmin heran.

“Aku hanya seorang bartender dan bukan pria sewaan yang sering kau tuduh.”

Sungmin mengerutkan dahi mendengar penjelasan Kyuhyun. “Tapi saat itu aku lihat…”

“Sudahlah jangan berpikir macam-macam.” Kyuhyun kembali memeluk Sungmin. “Setelah lulus aku akan mencari pekerjaan yang layak agar bisa melamarmu.”

Sungmin tanpa sadar menitikkan air mata. Ia sungguh sedih saat tahu Kyuhyun ada niatan untuk melamarnya.

Mengetahui diamnya Sungmin membut Kyuhyun heran sendiri. “Kau tak suka?” Tanya Kyuhyun hati-hati.

Sungmin melepaskan pelukan mereka lalu menggeleng. “Aku bahagia sekali mengetahui niatanmu yang ingin melamarku.”

“Lalu kenapa kau sedih?” Tanya Kyuhyun heran.

Sungmin menerawang sebentar. “Tapi saat kau sudah lulus dan mendapat pekerjaan yang layak mungkin saat itu juga aku sudah menjadi istri orang lain.”

Kyuhyun tersentak, ia benar-benar kaget mengetahui pengakuan Sungmin barusan.

“Aku dijodokan dengan jungmo dan keluarga kami sudah setuju. Sepertinya dengan kekuatanku sendiri pernikahan ini tak akan bisa dibatalkan. Jadi bagaimana sekarang? Apa aku harus menjadi janda agar bisa menikah denganmu nanti?”

“Sstt…” Kyuhyun kembali memeluk Sungmin namun kali ini sembari mengusap punggung gadis itu.

“Bagaimana sekarang Kyu? Aku bingung sekali saat tahu akan dijodohkan.”

“Tenanglah. Semua akan baik-baik saja.”

“Semua tak akan baik-baik saja, terlebih apa kau masih mau melihatku, masih mau menikahiku saat aku menjadi janda nantinya? Kau tak akan mau lagi denganku Kyu. Kau tak akan mau lagi.” Sungmin kali ini benar-benar menangis hingga Kyuhyun bisa merasakan getar dari gadis itu.

Mereka kembali diam, Kyuhyun tak mau membuka suara saat isakan Sungmin terdengar hingga beberapa menit kemudian isakan gadis itu mereda.

“Siapa bilang?” Tanya Kyuhyun memecah keheningan.

“Apa?” Tanya Sungmin dengan suara bergetar.

“Aku akan mempertahankanmu, namun jika Tuhan memang tak mengizinkan kita menikah maka jandapun tak ada salahnya.”

Sungmin tersenyum mendengar ucapan Kyuhyun barusan. “Tapi tetap saja aku tak mau menikah dengan orang lain.”

“Aku akan memikirkan rencana. Kau tenang saja.”

Sungmin mengangguk. “Aku menunggu saat itu tiba.” Bisik Sungmin seraya memejamkan mata dan berniat tidur dalam pelukan Kyuhyun namun suara dering ponsel menandakan pesan masuk menyadarkan Sungmin.

Kyuhyun melepaskan pelukan saat Sungmin menatap ponselnya di atas nakas. “Bolehkah aku tidur di sini?” Tanya Kyuhyun saat melihat Sungmin mengambil ponselnya.

“Bermimpi saja tuan Cho.” Ujar Sungmin menahan senyum.

“Kau kejam sekali pada kekasihmu sendiri. Coba kau lihat gadis lain, mana ada yang mengusir pria nya dari kamar.”

Sungmin mendengar omelan Kyuhyun namun tak berniat menjawabnya karena sekarang fokus Sungmin tertuju pada ponsel, tepatnya pada layar ponsel yang menampilkan foto dua orang berbeda jenis kelamin yang tengah bergumul dalam satu selimut. Foto itu tak hanya satu, namun banyak hingga Sungmin merasa jijik untuk melihat keseluruhan.

Di antara rasa sakit dan marahnya Sungmin masih bisa berpikir waras jika pria dalam objek foto itu mengenakan pakaian yang sama dengan Kyuhyun. Benar, pria itu tak lain adalah Kyuhyun, pria yang selama ini ia cintai dan pria yang beberapa jam terakhir tengah bermain dengan wanita lain di ranjang lalu sekarang menyelinap masuk ke kamarnya.

Seketika itu pula teriakan Sungmin terdengar keras disusul jatuhnya ponsel gadis itu menghantam lantai marmer.

***

Setelah mengingat kenangan itu Sungmin tersenyum mengejek tepat pada cermin toilet yang masih setia berdiri di depannya. Rasa bersalah yang sempat menyusup ke dalam hatinya karena telah memaki Kyuhyun tadi akhirnya sirna, tergantikan dengan rasa puas. Sungmin sekali lagi memandang pantulan wajahnya di cermin dengan pandangan tak terbaca.

“Bartender? Aku bodoh sekali. Sekarang aku tahu jika mempercayainya adalah suatu kebodohan.” Bisik Sungmin. “Sekalipun aku menjadi janda namun aku tak akan sudi untuk kembali padanya.” Suara Sungmin berubah kejam, tatapan matanya juga tajam menatap cermin itu seolah ingin menghancurkannya.

Sepertinya amarah Sungmin semakin sulit dikendalikan mengingat bagaimana masalah bertubi-tubi menimpanya dalam kurun waktu dekat. Sungmin dalam hati menyesali pertemuannya dengan Kyuhyun waktu itu dan menyesali perbuatannya yang terus menggilai pria itu hingga membuatnya buta.

Tanpa Sungmin sadari, mungkin sibuk dengan pikirannya sendiri menddadak satu sosok masuk ke dalam toilet, dengan gerakan yang tak disangka-sangka sosok itu mengunci pintu toilet sebelum mendekati Sungmin lalu berdiri di belakang gadis itu dengan gerakan yang sangat tak terbaca.

Sungmin belum menyadari adanya sosok lain selain ia di dalam toilet hingga tak lama kesadarannya pulih. Ia terperanjat kaget saat melihat wajah Kyuhyun dari cermin di depannya.

“Kau…”

“Sstt..” Kyuhyun segera membalikkan tubuhnya hingga mereka berhadapan lalu membekap mulut Sungmin dengan tangan dan tak lupa tubuhnya yang memojokkan Sungmin hingga terhimpit dengan pinggiran wastafel.

Mendapati penyekapan itu Sungmin tak tinggal diam, ia meronta dan berusaha memukul dada Kyuhyun namun terlambat, pria itu dengan mudah memenjara kedua tangan Sungmin hanya menggunakan satu tangan yang bebas.

“Sstt, dengar nona.” Kyuhyun berbisik tepat di depan wajah Sungmin. “Mau tahu bagaimana seorang gigolo bertindak untuk membalas dendam jika sudah tersinggung?” Kyuhyun tersenyum miring terlebih saat mengetahui Sungmin berhenti merota dan balas menatapnya, hal itu membuat Kyuhyun leluasa mengamati wajah Sungmin dengan lekat.

“Tapi balas dendam bukan suatu hal yang bagus. Aku akan merubah misinya.” Kyuhyun kembali bersuara namun kali ini ia tersenyum sangat manis. “Aku ingin menunjukkan padamu dengan suka rela bagaimana cara seorang gigolo melayani pelanggannya menjerit hingga tak mau berhenti.”

Sungmin belum sempat memikirkan makna ucapan pria itu karena tahu-tahu Kyuhyun melepas bungkaman di mulut Sungmin lalu menggantinya dengan ciuman menuntut. Mata Sungmin melotot, syarafnya seolah berhenti bekerja saat ia merasa benar-benar kaget mendapati tingkah kurang ajar Kyuhyun yang jauh dari kata waras.

 

.

~oOo~

.

T. B. C