FF \ KYUMIN | K.R.Y (S) | CHAPTER 3 / GENDER SWITCH

Sungmin menyelesaikan pekerjaannya menjemur pakaian di bangunan paling atas dorm mereka karena tempat itu adalah tempat yang paling luas juga tempat yang paling banyak terkena sinar matahari. Bisa ditebak jika pakaian Sungmin akan cepat kering.

.

~oOo~

.

K.R.Y.(S)

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter :: 3

.

Genre :: Romance, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: FanFict ini murni milik saya, walau cerita pasaran tetap mutlak milik saya jadi Jangan Salin Tanpa Izin.

.

~oOo~

.

 

Sungmin belum ingin kembali ke dorm dan lebih memilih mendekati pagar pembatas yang terbuat dari beton. Dengan hati-hati Sungmin menatap kebawah dan sontak kepalanya pusing akibat tingginya tempat ia berpijak kini dengan daratan di bawah sana.

“Ini sangat tinggi.” Ujar Sungmin lirih namun masih ingin melihat kebawah. Sungmin mengamati orang-orang yang kebetulan berkumpul di bawah sana, tampak membawa atribut yang Sungmin yakin bertuliskan KRY. Sontak Sungmin tersenyum. Penggemar KRY itu sebentar lagi akan menjadi penggemarnya juga dan Sungmin makin tersenyum bahagia memikirkan itu.

“Tapi apa tak keterlaluan membiarkan para remaja seperti mereka menunggu seharian di sana?” Sungmin segera bertanya pada diri sendiri dan detik itu juga melangkah meninggalkan pagar pembatas saat memiliki sebuah ide. Dengan langkah tergesa-gesa Sungmin menuruni tangga, sedikit berlari dan akhirnya tiba di depan pintu dorm. Jemari Sungmin dengan ahli menekan digit nomor sandi tanpa harus menunggu seseorang membukakan pintu untuknya. Kebetulan Ryeowook dan Yesung dengan murah hati memberitahu sandi dorm.

“Wook-ah. Yesung sunbae.” Teriak Sungmin saat sudah tiba di ruang tengah, tempat mereka biasa menikmati acara televisi yang akhir-akhir ini Sungmin ketahui sebagai aktivitas tetap KRY kala waktu senggang.

“Oh Lee Sungmin. Kau sudah tiba.” Jungmo yang ternyata sudah berada di dorm mereka mulai menyapa.

“Apa kabar.” Sungmin membungkuk sekilas melihat Jungmo.

“Ya, apa kabar.” Jawab Jungmo setengah tersenyum.

“Wookie. Apa tak masalah jika membiarkan para remaja penggemar kalian menunggu di bawah?” Ujar Sungmin.

“Oh. Mereka masih di bawah?” Tanya Ryeowook kaget.

“Iya. Kenapa kalian tak menemui mereka dan setidaknya suruh mereka pulang dengan sopan. Aku lihat di luar matahari sangat terik.” Ujar Sungmin.

Tiga orang itu terdiam mendengar ucapan Sungmin dan akhirnya saling pandang. “Sepertinya tak buruk. Lagipula kalian tak pernah menemui penggemar yang menunggu kalian di bawah, bukan? Apa yang Sungmin ucapkan ada benarnya. Jika mereka terus menunggu di bawah, kalian tak akan bisa keluar untuk menjemput Kyuhyun.” Ujar Jungmo.

“Ya. Sepertinya begitu. Ayo Wookie kita keluar.” Ajak Yesung.

“Baiklah. Tapi sebentar. Aku harus melihat penampilanku dulu.” Ujar Ryeowook berniat beranjak ke kamarnya.

“Tak perlu. Keluar dengan riasan begini saja.” Yesung bangkit, segera mengenggam tangan Ryeowook dan memaksa gadis itu untuk mengikutinya.

“Ya oppa, aku harus mematut diri barang lima menit saja, ya!”

Sungmin tersenyum melihat punggung dua orang itu hingga menghilang di balik pintu terlebih merasa geli dengan teriakan putus asa Ryeowook, dan baru Sungmin ketahui jika Ryeowook menomor satukan penampilan sebelum menunjukkan diri di hadapan umum. Gadis itu harus sempurna di setiap kesempatan.

“Mau sampai kapan berdiri di sana? Duduklah.” Jungmo menepuk sofa di sampingnya agar Sungmin ambil alih.

Teguran Jungmo tadi mengagetkan Sungmin namun segera perempuan itu menguasai diri. Sungmin tersenyum ramah dan dengan perlahan duduk di samping Jungmo.

“Sebenarnya menemui penggemar adalah hal yang jarang dilakukan tiga anak itu, tapi kau cukup hebat dalam menceramahi mereka.” Ujar Jungmo, terdengar bagai pujian di telinga Sungmin.

“Aku tak bermaksud begitu. Hanya merasa kasihan saja. Mereka remaja dan masih bersekolah. Rela membolos demi menunggu KRY keluar dan akan sangat kecewanya mereka jika tak pernah bertemu KRY secara langsung. Sejujurnya aku pernah di posisi mereka, namun sayang aku tak memiliki keberanian untuk datang kemari.” Ujar Sungmin dengan tatapan kosong menatap lantai, ia teringat akan kenangan beberapa tahun silam.

Jungmo terdiam seraya menatap Sungmin lekat.

“Oh maaf. Apa aku banyak bicara?” Ujar Sungmin saat mendapati tatapan lekat pria itu dan Jungmo segera mengalihkan perhatiannya.

“Tidak. Ucapanmu sangat berguna.” Ujar Jungmo lagi. “Bagaimana dengan olah vokal dan tarimu?” Tanya Jungmo mengalihkan perbincangan.

“Semua membantuku dengan keras dan tampaknya itu berhasil. Aku sudah cemas di awal, karena tahu sendiri aku tak pernah mengikuti pelatihan. Sebenarnya pelatihan itu perlu, kuakui pelatihan adalah hal yang sangat penting dalam merintis karir di bidang hiburan. Namun jika di kelilingi teman-teman seperti mereka aku merasa lebih hebat dari orang yang mengikuti pelatihan.” Ujar Sungmin dengan suara bangga.

Jungmo tersenyum. “Baguslah jika kau tak mengalami kendala yang berarti.” Ujarnya.

Sungmin mengangguk dan untuk selanjutnya tak ada lagi perbincangan sampai ponsel Jungmo bergetar.

“Halo.” Jungmo segera bangkit dan menjauhkan dirinya dari Sungmin demi menyapa penelepon di seberang sana. Sungmin tak menganggu dan lebih memilih menonton acara di layar televisi.

“Aku kira kita akan diserang habis-habisan.” Suara Ryeowook mendadak terdengar saat pintu dorm terbuka. Sungmin segera berbalik dan mendapati dua orang itu sudah masuk.

“Benar. Mereka manis-manis dan begitupula dengan sifat mereka. Tenang dan tak saling menyerbu.” Ujar Yesung.

Sungmin tersenyum mendengar penilaian itu dan tak ingin menganggu perbincangan Ryeowook serta Yesung yang masih sibuk berbincang mengenai penggemar mereka.

“Anak-anak.” Jungmo yang telah selesai dengan ponselnya segera menghampiri Yesung dan Ryeowook.

“Ada apa oppa?” Tanya Ryeowook heran kala melihat senyuman manis Jungmo.

“Tampaknya malam ini kalian memiliki rencana. Salah satu stasiun televisi mengundang kalian untuk menghadiri acara langsung mereka.”

“Oh, benarkah? Tapi Sooman bilang kami tak boleh muncul di televisi sebelum album baru keluar.” Ujar Yesung mengingatkan.

Jungmo menggeleng. “Aku sudah menghubungi orang tua itu dan dia setuju. Jadi…” Jungmo tersenyum menatap bergantian Ryeowook dan Yesung.

Yesung dan Ryeowook juga saling bertatapan sebelum berteriak. “Kita pergi!!” Jawab mereka dengan semangat. Secepat kilat dua orang itu masuk ke kamar mereka masing-masing untuk bersiap.

***

“Karena eonni belum boleh keluar, eonni cukup melihat kami di layar televisi saja ya.” Ujar Ryeowook dengan suara ceria.

Sungmin mengangguk. “Baik.” Ujarnya seraya tersenyum.

“Dan kami akan usahakan untuk cepat pulang.” Ujar Yesung. “Tapi hyung.” Yesung sontak menatap Jungmo. “Kyuhyun tengah kuliah, malam nanti baru pulang. Apa tak masalah hanya kami berdua yang datang?” Tanya Yesung.

“Tak masalah. Kita bisa jujur untuk satu ini. Kyuhyun kuliah dan bukankah itu suatu pencitraan yang bagus? Idola besar masih peduli dengan pendidikan. Bisa saja album baru kalian terjual lebih banyak lagi nanti karena citra itu.” Ujar Jungmo.

“Oppa ini.” Ryeowook menggelengkan kepalanya. “Tapi bukankah Kyuhyun tak membawa mobil?” Tanya Ryeowook saat teringat akan hal itu.

“Ah~ benar. Bagaimana ini? Dia tak bisa menaiki bus karena dari pengalaman terakhir dia salah menaiki bus, membuatnya terlantar sampai ke Ilsan.” Ujar Yesung.

Jungmo tersenyum dan menjentikkan jarinya beberapa kali. “Tenang saja. Ada Sungmin. Dia yang akan menjemput maknae kita. Apa lagi kudengar hubungan mereka tak baik, jadi saat Kyuhyun melihat Sungmin yang menjemputnya maka hubungan renggang itu bisa saja menjadi erat. Sepertinya Kyuhyun akan luluh dengan sikap Sungmin yang keibuan.” Ujar Jungmo memberi saran yang malah membuat Sungmin menggila seketika.

“A-apa? Aku yang menjemput? Tapi…”

“Kau benar hyung.” Ucapan Sungmin dipotong oleh kalimat Yesung. “Nah Min, ini kunci mobilku. Kau bisa mengendarai mobil, bukan?” Tanya Yesung.

Sungmin menerima kunci itu tanpa sadar. “Bisa tapi…”

“Mobilnya aku parkirkan di tempat biasa dan Kyuhyun pulang sekitar…” Yesung menatap arlojinya sekilas. “Dua jam lagi. Kau harus menjemputnya secepat mungkin karena dia benci menunggu. Mengerti?” Tanya Yesung.

Sungmin mengangguk bingung. “Tapi aku…”

“Kami serahkan padamu eonni. Sebelum terkena macet lebih baik kami pergi sejak awal. Ingat untuk menjemput Kyuhyun.” Ujar Ryeowook seraya tersenyum.

Jungmo membawa dua tas bawaan Yesung dan Ryeowook keluar dorm diikuti dua orang itu di belakangnya.

“Iya tapi…” Sungmin ingin berucap namun tak bisa saat pintu dorm sudah tertutup, meninggalkannya sendiri di dalam sana. “Tapi aku tak memiliki Surat Izin Mengemudi.” Lirih Sungmin dengan suara lemas. “Bagaimana ini?” Bisik Sungmin putus asa.

***

Beruntung Kyuhyun terkenal. Sungmin jadi tahu dimana Universitas lelaki itu walau Ryeowook, Yesung maupun Jungmo tak ingat untuk memberitahunya.

Dengan mengendarai mobil sedikit lepas kendali, akhirnya dua jam kemudian Sungmin sukses tiba di depan Universitas Kyunghee. Gadis itu mengenggam kemudi mobil dengan kuat seraya menyandarkan dahinya ke kemudi mobil dengan tagan gemetar. Deru nafas dan degup jantungnya yang memburu membuat Sungmin yakin jika kini wajahnya pucat pasi. Sungmin bisa mengendarai mobil namun belum terbiasa jika di lalu lintas, apa lagi di malam hari. Belum ingin keluar dari mobil Sungmin lebih memilih menenangkan dirinya lebih dulu. Sungmin bernapas lega karena setidaknya polisi lalu lintas tak curiga, bisa gawat jika ia kena tilang atau malah masuk penjara dengan alasan menganggu kelancaran lalu lintas, terlebih ia tak memiliki Surat Izin Mengemudi.

Namun tiga ketukan di kaca mobil tepat di sampingnya sedikit menyentakkan Sungmin. Dengan cepat gadis itu menegakkan tubuh dan segera menurunkan kaca jendela mobil saat tahu Kyuhyunlah yang mengetuk kaca itu sejak tadi.

“Kau?” Kyuhyun menurunkan kacamata hitamnya dan segera menatap Sungmin heran. “Kenapa kau yang menjemputku?” Tanya Kyuhyun hampir dengan nada tinggi.

“Maaf. Ryeowook dan Yesung sunbae menghadiri acara langsung di salah satu stasiun televisi.” Jawab Sungmin hampir berbisik yang beruntungnya masih bisa di dengar Kyuhyun karena memang jarak mereka cukup dekat, hanya dibatasi oleh pintu mobil.

Kyuhyun mendengus sebentar namun sesaat kemudian menyipitkan mata kala melihat wajah Sungmin. “Kau tak bisa mengendarai mobil? Sampai wajahmu pucat bagai mayat begitu. Menyingkirlah. Aku yang akan mengendarainya.” Ujar Kyuhyun masih ketus.

Tanpa banyak kata Sungmin segera melepas sabuk pengaman dan beralih duduk di kursi samping kemudi tanpa mau keluar lebih dulu.

Kyuhyun yang melihat tingkah Sungmin hanya bisa menggelengkan kepala sebelum membuka knop pintu, masuk dan menaikkan lagi kaca jendala mobil sebelum orang-orang menyadari keberadaannya. Tak ada perbincangan. Kyuhyun melajukan mobil di bawah rata-rata dan sejak tadi suara radiolah yang menemani mereka.

Sungmin menatap ke samping dan menyandarkan dahinya di kaca mobil. Gadis itu tak berniat bertanya basa-basi pada Kyuhyun karena tahu pria itu tak akan mau menjawab, jadi karena alasan benar-benar lelah Sungmin mulai memejamkan mata lalu detik berikutnya ia jatuh tertidur meninggalkan Kyuhyun sendiri yang masih sibuk mengendarai mobil.

“Mengesankan. Aku ditinggal berjaga sendiri dan dia memperlakukanku bagai sopir pribadi. Benar-benar mengesankan.” Kyuhyun geleng kepala saat melihat Sungmin benar-benar sudah tertidur pulas hingga tak mempermasalahkan sebagian rambutnya jatuh menutupi wajah.

Kyuhyun kembali menggeleng lalu tanpa sadar sebelah tangan pria itu terulur untuk membenarkan letak rambut Sungmin. Ternyata Sungmin memiliki sifat ceroboh, bagaimana bisa main tertidur pulas padahal tengah bersama seorang pria, namun betapa kagetnya Kyuhyun saat merasa panas di sekitar jemari saat ia tak sengaja menyentuh kulit pipi Sungmin yang halus. “Oh Tuhan. Apa yang kau lakukan Cho Kyuhyun.” Pria itu menarik tanganya cepat lalu memukul tangannya sendiri yang sudah lancang menyentuh Sungmin. “Gila, gila, gila.” Maki Kyuhyun tak sabaran.

***

Sungmin terjaga dari tidur dan sontak menatap jam di atas nakas. Hampir jam dua dini hari dan Sungmin baru menyadari satu hal. “Bukankah aku tadi berada di mobil? Kenapa sekarang sudah ada di kamar?” Tanya Sungmin heran.

Sungmin terus mengingat bagaimana bisa tubuhnya berpindah dengan ajaib, namun karena tenggorokannya kering Sungmin melupakan rasa penasaran itu dan lebih memilih menyingkap selimut, turun dari ranjang dan segera keluar kamar. Tujuan gadis itu adalah dapur, menghampiri lemari pendingin dan segera mengambil sebotol air mineral untuk ia teguk setengahnya. Setelah puas Sungmin menutup pintu lemari pendingin dengan pelan.

“OMO!” Sungmin hampir terlonjak saat tahu di balik pintu lemari pendingin sudah berdiri sosok Kyuhyun, entah sejak kapan dia disana. “Kyuhyun-ssi, apa yang kau lakukan?” Tanya Sungmin gugup.

“Apa yang kulakukan?” Kyuhyun yang menyandarkan sebelah tubuhnya di lemari pendingin itu mulai berdiri tegak, melepaskan lipatan kedua tangannya dan berjalan pelan mendekati Sungmin. Sungmin sontak kaget dan segera mundur beberapa langkah. Dan lagi-lagi punggungnya harus menabrak dinding dorm saat tak ada lagi tempat untuk menjauh dari Kyuhyun.

“Harusnya aku yang bertanya, nona beruntung. Apa yang kau lakukan di dapur kami tengah malam begini?” Tanya Kyuhyun, tahu gadis itu terpojok malah Kyuhyun lebih memenjara tubuh Sungmin dengan kedua tangan yang sengaja ia letakkan tepat di kedua sisi tubuh gadis itu.

“Aku… aku hanya ingin minum. Tak lebih.” Ujar Sungmin, sengaja menatap kesamping agar matanya tak bertemu tatap dengan mata Kyuhyun. Di saat terdesak begini masih sempat Sungmin merasa terpesona pada Kyuhyun. Tidakkah itu tindakan gila?

“Baik. Malam ini aku hanya memergokimu yang kehausan di tengah malam. Lalu besok? Apa aku harus memergokimu dalam situasi yang lain? Mencuri perabotan kami misalnya.” Tanya Kyuhyun sarkastik.

“Aku bukan orang yang seperti itu.” Sungmin segera menatap kedepan dan mata coklat Kyuhyun tertangkap dalam indra penglihatannya.

Sama kagetnya dengan Sungmin, Kyuhyun terdiam beberapa saat kala mata mereka bertemu tatap. Dorm yang memang sudah sepi bertambah hening dengan bungkamnya mereka berdua.

“Dengar nona beruntung. Perkataanku saat kita pertama bertemu itu tak main-main. Aku. Menentang. Bergabungnya. Kau!” Ujar Kyuhyun, sengaja mempertegas pada kalimat terakhir. “Tak tahu harus melakukan cara apa, yang jelas aku akan menyingkirkanmu secepatnya.” Sambung pria itu.

Sungmin membulatkan mata. Kata-kata Kyuhyun… apa itu berarti dia mengibarkan bendera perang padanya secara resmi?

\

/

\

/

T. B. C