FF \ KYUMIN |AT THE LAST | NINTH CHAPTER/ GENDER SWITCH

“Hei Kyu.” Yesung memanggil pria yang tampak kebingungan di depan cermin toilet.

“Ada apa?” Donghae yang baru keluar dari bilik toiletpun ikut bertanya. “Kau tampak kebingungan sejak tadi, dan amplop itu apa?”

~~o~oo~oOo~oo~o~~

Melani KyuMinElfSha

At The Last

Chapter 9

Romance, Drama & Hurt

T+

~~o~oo~oOo~oo~o~~

“Seperti penting sekali isinya, aku melihatmu membawa itu sejak tadi.” Tanya Yesung.

“Kalian lihat sendiri.” Kyuhyun menyerahkan amplop itu pada Yesung.

Yesung membukanya saat Donghae mendekat. “Oh sial! Ini surat gugatan ceraimu. Bahaya sekali kau bawa kemari. Jika hilang bagaimana?” Omel Yesung.

“Bukan itu masalahnya.” Tegur Donghae, lalu menatap Kyuhyun. “Kau yakin akan menceraikan Sungmin?”

Kyuhyun mengusap wajahnya sekilas. “Ada yang ingin kukatakan pada kalian.”

“Apa?” Tanya Yesung dengan kerutan di dahi.

“Aku… sepertinya mencintai Sungmin.”

“Apa?” Dua pria itu berteriak bersamaan. “Dan kau baru mengakuinya setelah surat ini sampai ke tanganmu?” Tanya Yesung dengan suara tak mengerti.

“Benar. Jika kau mencintainya apa itu hal salah?” Dengus Donghae.

“Jadi apa yang harus kulakukan sekarang?” Tanya Kyuhyun.

“Ikuti kata hatimu.” Jawab Yesung. “Setelah ini jika kalian benar-benar bercerai maka Sungmin akan menjadi orang lain. Kau tahu sendiri bagaimana sifat Sungmin.” Sambung pria itu lagi.

“Jadi… apa yang hatimu katakan?” Tanya Donghae seraya menatap Kyuhyun dengan picingan mata.

Kyuhyun diam sebentar, lalu menatap dua temannya bergantian. “Aku akan mempertahankan gadis itu.”

Yesung dan Donghae balas tersenyum mendengar jawaban Kyuhyun yang terdengar tanpa ragu. “Itu baru pilihan tepat.” Yesung menyerahkan kembali amplop itu. “Sekarang kau harus bertindak.”

Kyuhyun mengambilnya. “Ada korek api?”

“Lalu kau akan menyalakan alaram kebakaran disini?” Tanya Donghae dengan gelengan kepala.

Kyuhyun mengangkat kedua bahu, lalu keluar dari toilet pertama kali. Dua pria itu mengekorinya hingga tiba di dekat tempat sampah. Tanpa ragu Kyuhyun membuang amplop itu.

***

Sungmin bahkan tak tahu apa yang terjadi saat Kyuhyun mendorongnya hingga kini Sungmin terbaring di ranjang mereka. Sungmin masih belum berpikir jernih saat Kyuhyun melepas jasnya, lalu melonggarkan simpul dasinya. Sungmin melihat pria itu di bawah sana dan menurutnya itu adalah pemandangan terseksi yang pernah Sungmin saksikan.

Bukan itu titik pentingnya Sungmin! Ia meneriaki diri dalam hati sebelum kembali mengingat kejadian tadi. Jelas-jelas beberapa saat yang lalu Kyuhyun menariknya keluar bilik bianglala saat pintu sudah terbuka, lalu di dalam mobil sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Sungmin jelas kembali ling-lung mengingat Kyuhyun yang dua kali menciumnya saat di bianglala.

Dan ketika mereka sudah tiba di halaman rumah yang sepi, Kyuhyun kembali menariknya keluar mobil. Melewati ruang tamu yang juga sepi. Sungmin merasa sekarang di rumah yang besar ini hanya ada mereka berdua. Kemana perginya ibu mertua dan pelayan yang lain?

“Jadi cinta abadi, huh?”

Pertanyaan Kyuhyun membuat gadis itu tersadar dari lamunan. Ia menatap ke atas dan Sungmin bersumpah ia melihat senyum menggoda Kyuhyun yang sangat menawan, namun membuat bulu roma Sungmin meremang. Ia tak pernah melihat senyum nakal pria ini sebelumnya.

“A-apa?” Tanya Sungmin mengalihkan rasa gugup. Ia masih belum mengerti ucapan Kyuhyun.

“Kau bilang jika kita berciuman di puncak bianglala maka kita bisa menjadi pasangan cinta abadi.”

Sungmin memajukan bibirnya sebentar. “Aku ingat kau bilang hanya mitos. Jangan memercayai sesuatu yang tak jelas sumbernya dari mana, namun sekarang kau menyetujui mitos itu.” Jawab Sungmin.

Kyuhyun masih tersenyum. “Jika itu yang membuatmu bahagia.” Bisik Kyuhyun di atasnya.

Sungmin kembali menatap pria di atasnya itu dengan tatapan heran. “Jadi kau… mengatakan itu hanya agar aku bahagia?”

“Kau suka hal-hal murahan seperti itu.” Jawab Kyuhyun, membuat Sungmin menelan ludah pahit. Ia sudah salah dengan menaruh harapan besar akan perubahan Kyuhyun.

Pria itu jarang sekali membahas mengenai hal yang membahagiakan Sungmin. Jadi Sungmin sempat berpikir jika kyuhyun akan merubah pikirannya mengenai hubungan mereka.

“Dan sepertinya aku juga menyukai itu. Walau murahan, namun memberi dampak yang kuat.”

Sungmin mengerutkan dahi, lalu tangannya terulur demi meletakkan telapak tangannya di dahi Kyuhyun. “Tidak panas.” Bisik Sungmin.

Kyuhyun tersenyum, lalu ia menghadap ke kanan dan mengecup telapak tangan Sungmin yang masih ada di dahinya tanpa pemberitahuan. Melihat itu Sungmin hanya terdiam, Kyuhyun benar-benar aneh sekarang. “Apa aku tengah berkhayal seperti saat terkena Hipotermia ya?” Tanya Sungmin yang tak sadar menyuarakan itu secara langsung.

“Jika kau katakan apa yang terjadi kemarin malam maka aku juga akan menceritakan apa yang terjadi pada malam saat kau hipotermia.”

Mata Sungmin membulat mendengar pengakuan Kyuhyun. “Aku sudah curiga. Sebenarnya kita benar-benar berciuman malam itu bukan?”

“Aku tak mau buka suara. Kau ceritakan lebih dulu mengenai malam kemarin apa yang terjadi di antara kita.”

“Aish.” Sungmin mendorong pria itu hingga jatuh di sampingnya. Mereka berakhir sama-sama terbaring menatap langit-langit, sementara Sungmin sangat bimbang.

Di satu sisi ia ingin tahu kejadian saat hipotermia itu, namun bisa saja Kyuhyun hanya berbohong. Memang tak ada yang terjadi pada mereka pada malam Sungmin terkena hipotermia, namun bisa juga ada hal yang terjadi.

Sungmin benar-benar bimbang, antara harus menerima tawaran Kyuhyun atau menolaknya. Ia menatap ke samping dimana Kyuhyun sudah menatapnya, Sungmin kembali menimbang lalu bersuara. “Sebenarnya tak ada yang terjadi saat aku terkena hipotermia, bukan?”

Kyuhyun mengangkat kedua bahu. “Percayai apa yang kau percaya.”

“KYUHYUN!” Sungmin tak tiba-tiba saja bangkit lalu duduk di dada pria itu, kedua tangannya sudah di leher Kyuhyun seolah ingin mencekiknya. “Jangan paksa aku untuk melakukan hal ini. Cepat katakan!”

“Silahkan. Aku rela mati asal rahasia ini kubawa bersama kematianku.”

“Aish!” Sungmin berteriak seraya melepas cengkeramannya sebelum memukul dada pria itu. Kyuhyun tertawa puas melihat Sungmin yang frustasi sebelum gadis itu kembali berbaring di sebelahnya.

“Bagaimana? Sepakat?” Kyuhyun sengaja berbisik ke telinga kanan gadis itu untuk menggodanya.

“Aku tahu kau hanya bermain-main, kau sebenarnya berbohong bukan? Tak ada yang terjadi malam itu di antara kita.”

“Itu terserah padamu. Jika kau setuju aku buka suara, jika tidak tidak setuju maka rahasia ini kubawa sampai mati.” Jawab Kyuhyun.

Sungmin menggeram. Ia baru sadar jika mereka sama-sama keras kepala. “Kupikir egoku tinggi, namun ternyata egomu lebih tinggi.”

“Siapa bilang? Kita sama-sama memiliki ego tinggi.” Jawab Kyuhyun.

Sungmin mengerutkan dahi, lalu menatap Kyuhyun heran. “Kau aneh sejak di bianglala. Sepertinya ada hantu pasangan yang merasukimu.”

Kyuhyun tertawa lepas sebelum kembali menatap Sungmin. “Jangan berputar-putar. Jawabanmu?” Tagih Kyuhyun.

Sungmin menghela napas, tampak berpikir lagi. Ia benar-benar penasaran dengan apa yang terjadi malam itu, mungkin sudah saatnya ia memilih walau nanti Kyuhyun hanya berbicara omong kosong. “Kau katakan lebih dulu.” Tantang Sungmin.

“Lalu kau akan melarikan diri setelah aku selesai bercerita? Licik sekali.”

“Tsk! Tidak akan. Setelah kau selesai maka aku akan berbicara yang sebenarnya tentang kejadian malam kemarin.”

“Setuju.” Kyuhyun mengulurkan tangan dan mau tak mau Sungmin menjabat tangan pria itu.

“Jadi?” Tanya Sungmin saat jabatan tangan mereka berakhir.

“Jadi malam itu kau memang menciumku. Kita sedikit…ya sedikit berperang di atas ranjang hingga kau tak sadarkan diri.” Hening sesaat saat Kyuhyun mengakhiri kalimatnya.

“Hanya itu? Tak ada yang lain?” Tanya Sungmin.

“Kau mengharapkan apa? Aku mengerjai gadis yang sedang tak sadarkan diri? Mana saat itu tubuhmu sangat dingin. Aku tak bisa berpikir hal lain selain melarikanmu ke rumah sakit.”

Ah~ Sungmin hanya mengangguk. Ternyata ciuman itu memang terjadi.

“Lalu malam kemarin?” Kyuhyun menuntut cerita Sungmin.

“Tak ada juga yang terjadi.”

“Aku sungguh-sungguh. Aku sudah jujur namun kau malah membalasku begini.” Kyuhyun menggeram. Ia benar-benar sangat marah akan jawaban Sungmin yang terkesan main-main.

Gadis itu malah tersenyum melihat reaksi Kyuhyun sebelum kembali angkat bicara. “Sebenarnya tak ada yang terjadi juga malam itu.”

“Tak mungkin.” Jawab Kyuhyun seraya kembali menatap Sungmin. “Aku ingat kau bilang pelan-pelan dan kesakitan. Jalanmu juga agak sulit.”

Sungmin menahan tawa melihat kebingungan Kyuhyun. “Aku jatuh dari tempat tidur karena kau terus mendesakku. Pinggangku sakit sekali, dan saat kau membantuku untuk kembali ke atas ranjang aku katakan pelan-pelan karena memang sangat sakit.”

“Tsk! Kupikir sakit kenapa. Aish!” Kyuhyun geleng kepala, sementara Sungmin terkekeh sebentar.

“Sayang sekali kau sudah mengetahuinya. Padahal rencanaku di awal adalah untuk membuatmu menyesal seumur hidup.”

Kyuhyun menatap kesamping di mana gadis itu masih tersenyum melihat langit-langit kamar mereka. “Apa sebegitu senangnya kau melihatku membawa penyesalan?”

“Kau sendiri yang mengatakan akan menyesal. Aku hanya ikut permainanmu, lagipula aku bukan senang, hanya bahagia saja melihat seorang Cho Kyuhyun membawa penyesalan dan rasa penasaran akan kejadian malam itu.”

Kyuhyun hanya menahan senyum, seraya kembali menatap langit-langit kamar mereka. “Sama saja. Intinya kau bahagia melihatku menderita.”

“Kapan lagi melihat seorang Cho menyesali kehidupannya?” Balas Sungmin. “Aish sayang sekali. Padahal aku sudah bertekad untuk membawa cerita ini saat aku pergi nanti.”

Sungmin masih tersenyum sementara Kyuhyun di sampingnya hanya diam. Sungmin tak melihat jika pria itu tengah memikirkan sesuatu.

“Sebenarnya ada satu hal yang bisa membuatku bisa menyesal seumur hidup.”

Sungmin bergegas menatap ke samping. “Apa?” Jawab gadis itu antusias seraya menatap Kyuhyun dengan semangat. “Ei… kau tak akan memberitahuku, bukan?” Jawab Sungmin kemudian, ia sudah menebaknya.

“Ini rahasia, tapi aku akan memberitahumu.”

“Hm? Benarkah? Tak biasanya kau ingin memberitahu rahasiamu pada orang lain.”

“Mau atau tidak?” Tanya Kyuhyun kesal mendengar jawaban gadis itu.

“Baiklah, baiklah. Aku mau tahu apa itu.” Jawab Sungmin. Walau ia tahu ada yang tak beres dengan pria ini namun setidaknya ia harus tahu apa yang menjadi rahasia Kyuhyun.

Pria itu menatap ke samping, balas menatap Sungmin yang tampak menunggu ia buka suara. “Yang membuatku menyesal seumur hidup adalah jika aku…” Kyuhyun menjeda ucapannya, membuat Sungmin menghela napas pertanda kesal, namun gadis itu masih sabar. “… jika aku menceraikanmu.”

***

“Kenapa kalian jadi berani begini? Kalian tahu apa yang kalian lakukan tadi? Mempermalukan Haneul di depan umum. Dan kalian akan berhadapan dengan nenek Kyuhyun.” Donghae berujar saat mereka sudah duduk bersama di salah satu meja pesta.

“Aku alergi dengan sikap gadis itu. Jelas sekali dia ingin mempermalukan Sungmin.” Jawab Eunhyuk.

“Kami tak akan biarkan siapapun mempermalukan Sungmin eonni.” Balas Ryeowook.

“Bagus, bagus. Apa yang kalian lakukan tadi adalah hal tepat.” Puji Yesung seraya tersenyum dan menganggukkan kepala beberapa kali.

“Tapi ya. Ada satu rahasia yang ingin kami katakan pada kalian.” Mendadak ekspresi Eunhyuk berubah serius.

“Apa?” Tanya Donghae.

“Ini tentang perasaan Sungmin.” Jawab Eunhyuk lagi.

“Eonni, jangan.” Ryeowook menggeleng saat Eunhyuk menatapnya. Ini rahasia yang Sungmin katakan sendiri, sebaiknya jangan diungkapkan ke orang lain, pikir Ryeowook.

“Apa? Apa? Katakan saja.” Jawab Yesung antusias.

“Sebenarnya tebakan kita sudah benar. Sungmin mencintai Kyuhyun.” Meja mereka hening sesaat setelah Eunhyuk mengatakan hal itu.

“Dan Kyuhyun juga mengaku pada kami jika ia mencintai Sungmin.” Jawab Donghae tanpa sadar.

“Sungguh?” Tanya Ryeowook dengan mata membesar.

“Kapan dia mengaku pada kalian?” Tanya Eunhyuk tak sabar.

“Sebelum kalian datang. Dia tampak sangat terpukul dengan amplop itu di tangannya. Dan setelah mengakui perasaannya Kyuhyun membuang amplop itu ke tempat sampah.” Jawab Yesung.

“Oh sial! Kita harus menghubungi mereka sebelum mereka benar-benar bercerai.” Eunhyuk mengeluarkan ponsel dan menghubungi Sungmin, begitu juga Donghae yang mulai menghubungi Kyuhyun namun tak ada jawaban.

“Pesan teks saja.” Saran Donghae seraya mulai membuka aplikasi pesan, Eunhyuk mengikuti saran pria.

“Bodoh, idiot, tolol! Sudah begini kenapa mereka tak jujur saja?” Tanya Yesung.

“Aku tak mengerti lagi. Mereka yang bodoh malah menarik kita kedalam masalah mereka juga. Dasar pasangan bodoh!” Dengus Eunhyuk seraya menggelengkan kepala.

***

Sungmin mengerjapkan matanya beberapa kali pertanda bingung. Apa yang Kyuhyun katakan barusan? Yang membuatnya menyesal seumur hidup jika dia menceraikan Sungmin? Tak masuk akal sekali. Sungmin nyaris tertawa.

“Bisa kau katakan sekali lagi?” Tanya Sungmin. “Sepertinya pendengaranku bermasalah.”

“Apa yang kau dengar tadi adalah nyata.” Jawab Kyuhyun. Ia memiringkan posisi tubuh lalu menatap gadis itu saat ikut memiringkan tubuhnya. Sekarang mereka saling berhadapan.

“Suka atau tidak, aku tak akan datang ke pengadilan. Walau kau berteriak minta cerai aku tak akan meluluskan itu.”

“Apa…” Sungmin nyaris tak bisa buka suara. “… kau tengah mengancamku?”

“Tentu saja.” Jawab Kyuhyun tegas. “Aku sudah memberikan waktu enam bulan untukmu melepaskan diri. Ini sudah lewat dari batas waktuku, dan aku juga patut mempertahankan apa yang menjadi keinginanku. Aku tak ingin menyesalinya seumur hidup.”

Sungmin hanya diam, namun entah kenapa air matanya mengalir begitu saja. Apa ini artinya Kyuhyun juga ingin mempertahankan rumah tangga mereka? Apa selama ini Sungmin tak berjuang sendirian sejak awal?

Melihat Sungmin yang bimbang membuat Kyuhyun mendekat. Ia mengecup dahi gadis itu sebelum memeluknya dalam dekapan hangat.

Dan dua orang itu jatuh tertidur dalam posisi yang masih sama.

***

Keesokan harinya Sungmin terbangun lebih dulu. Ia tak nyenyak tidur karena sejak semalam terus terbangun hingga sekarang saat ia menatap jam dinding dimana waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi, Sungmin masih saja merasa tak baik. Sungmin melihat Kyuhyun yang masih tertidur seraya memeluknya membuat gadis itu berpikir apa pria ini bisa tidur nyenyak? Atau hanya ia yang merasa gelisah sepanjang malam? Sungmin kembali teringat akan ucapan Kyuhyun semalam. Itu bukan mimpi jadi Sungmin yakin sekali Kyuhyun benar-benar akan mempertahankannya.

Dan pukul sepuluh nanti jadwal perceraian mereka. Sungmin tak mau pergi, dan tak akan membiarkan Kyuhyun pergi juga. Tapi bagaimana caranya?

“Buat aku sibuk.”

Sungmin yang sempat termenung sontak saja menatap Kyuhyun. Pria itu baru saja bersuara, sejak kapan dia bangun? Apa pria itu juga tak bisa tidur nyenyak seperti dirinya?

“Membuatmu sibuk untuk apa?” Tanya Sungmin.

“Agar aku tak pergi ke pengadilan.”

Sungmin memajukan bibirnya sebentar. “Jika kau mau pergi, pergi saja.” Aku yang tak akan pergi, sambung Sungmin dalam hati.

Kyuhyun tersenyum, kemudian melepaskan pelukan mereka. Ada kekecewaan tersirat di mata Sungmin saat pria itu melepas pelukan, namun saat Kyuhyun mendorong Sungmin lalu menindihnya, gadis itu benar-benar terkejut.

Kyuhyun masih tersenyum, menegakkan tubuh sementara kakinya bertumpu di ranjang agar tak membebani Sungmin. “Akan kuajarkan padamu bagaimana caranya membuatku sibuk seharian.” Setelah menggumamkan kalimat itu Kyuhyun mendekatkan wajah mereka.

Sungmin di bawah sana hanya menunggu sebelum akhirnya ikut memejamkan mata. Ia akan lakukan apapun asalkan Kyuhyun tak pergi ke pengadilan, namun saat bibir mereka akan bertemu, di saat itu juga pintu kamar mereka terbuka lebar. Bisa Sungmin dengar suara terkejut seseorang di ambang pintu walau mereka masih ingin melanjutkan niat awal.

“Kyuhyun!”

Pria di atas Sungmin itu tersentak, berganti menoleh kearah sumber suara seraya membuka matanya. Kyuhyun ikut terkejut mengetahui siapa wanita di ambang pintu tersebut.

“Nenek?” Tanya Kyuhyun seraya tergesa-gesa turun dari atas tubuh Sungmin, bukan masalah takut, ini adegan yang tak pantas dipertontonkan untuk orang tua sekelas neneknya.

Ibu Kyuhyun yang menyusul di belakang tetua Cho itu ikut berjengit melihat adegan di atas ranjang mereka, namun ia tak bisa masuk karena ibu mertuanya masih berdiri di ambang pintu.

“Ah~ jadi kalian tengah sibuk ya?” Tanya nenek Kyuhyun dengan suara datar.

“Ibu, kita jangan menganggu mereka dulu…” Heechul mencoba berbicara, namun mertuanya sudah lebih dulu buka suara.

“Tapi perceraian tak bisa menunggu, mereka akan mulai dalam dua jam. Bersiaplah.” Wanita tua itu tersenyum lebar dengan sipitan mata menatap Kyuhyun dan Sungmin bergantian.

.

T. B. C

.

Maaf Update ngaret, saya dinas luar dan ngak bawa laptop, alhasil ini ngetiknya kalang-kabut. Sampai-sampai bales komenpun ngak sempet ih.

Ngak tau deh jadi apa ini chapter asal update dulu. Rencana pulang Sabtu, untung selesai kerjaan cepat, jadi nikmati aja cerita yang tergesa-gesa ini ya 🙂