KYUMIN \ FANFICTION | IDEAL WIFE | GENDER SWITCH / CHAPTER 5

Sesuai dengan pesan Heechul, Kyuhyun mengemudikan mobilnya tak terlalu melaju. Mungkin bukan hanya karena pesan Heechul, jalanan yang mereka lalui juga mendukung, berbatu dan sedikit curam. Belum lagi tak beraspal. Beruntung mobil bisa melaluinya walau harus berhati-hati.

FANFICTION \ KYUMIN | THE SECRET | GS / CHAPTER 19

Sungmin menatap pesawat yang Kyuhyun tumpangi dari kejauhan sampai benda itu menghilang dari pandangan, tenggelam di ujung langit.

“Hanya sebentar.” Heechul yang tahu jika Sungmin ingin menangis lagi mulai mengenggam tangan menantunya.

KYUMIN \ FANFICTION | THE SECRET | GENDER SWITCH / CHAPTER 18

“O-Oxford?” Tanya Sungmin, hampir berbisik.

“Iya.” Heechul mengangguk semangat. “Bukan hanya Oxford, dia mendapat beasiswa sayang, beasiswa dan itu, ya Tuhan, itu sungguh luar biasa.” Ujar Heechul antusias.

Sungmin terdiam, entah kenapa pikirannya kacau seketika.

KYUMIN \ FANFICTION | THE SECRET | GENDER SWITCH / CHAPTER 16

“Aku akan menerimanya jika kau sudah lulus nanti.” Sungmin mengulang ucapannya dan kali ini berbisik di telinga kiri Kyuhyun.

“A— apa-apaan itu?” Tanya Kyuhyun tak percaya. “Kau ingin membunuhku?” Tanya Kyuhyun.

KYUMIN \ FANFICTION | THE SECRET | GENDER SWITCH / CHAPTER 13

“…Sekarang aku ingin.. kau yang memohon padaku.”

Hening sesaat.

Yang terdengar hanya tarikan pelan napas mereka. Saat sadar Kyuhyun mengerutkan dahi dan sedikit tak percaya dengan permintaan Sungmin tadi.

KYUMIN \ FANFICTION | THE SECRET | GENDER SWITCH / CHAPTER 10

“Aku… Aku sudah mengingat semuanya noona. Merekammu dalam ingatanku.” Ujar Kyuhyun, membiarkan Sungmin terus mengusap air matanya dengan lembut.

Sungmin masih diam, beralih menggunakan punggung tangannya untuk mengusap air mata yang terus Kyuhyun alirkan dari sana.

“Kenapa kau harus merekamku dalam ingatanmu?” Tanya Sungmin seraya menatap Kyuhyun lekat.

“Karena…” Kyuhyun menggantungkan kalimatnya. “…Kita akan berpisah.”

FANFICTION \ ABOUT ME, CHO KYUHYUN | GS / ONE SHOOT

Aku menatapnya, menatap semua tingkahnya dua jam ini tanpa bergeming. Dan dari dua jam ini pula aku hanya melihat ekspresi datarnya yang tengah menatap layar laptop.

Oh tolonglah~

Apa tak ada yang bisa dilakukannya selain menatapi layar laptop itu?

Aku yakin tubuhku lebih memukau daripada layar laptop membosankan itu.