KYUMIN \ FANFICTION | TWO HOURS | CHAPTER 3 / GENDER SWITCH

Kyuhyun membuka pintu mewah di depannya seraya menatap kedalam, ruangan itu sangat gelap sebelum Kyuhyun meraba dinding di dekat pintu dan menemukan saklar lampu, pria itu tersenyum sebelum menekan saklar kearah yang berlawanan dan seketika itu pula ruangan menjadi terang.

.

~oOo~

.

Two Hours

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Three Shot

.

Genre :: Romance, Family, Drama, Hurt.

.

Rate :: M For Language

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s), Vulgar Language.

.

Disclaimer :: KyuMin milik Tuhan, Orang tua mereka, Super Junior, Elf, SparKyu, Pumpkins, Joyer. Dan Saya hanya pinjam nama mereka ^^

.

~oOo~

.

 

Kyuhyun menatap kebelakang dan tersenyum pada Sungmin. “Ayo masuk sayang.” Ujarnya setengah menggoda seraya menarik koper Sungmin dan kopernya untuk ia seret ke dalam ruangan.

Sungmin yang masih mematung akhirnya menghela nafas dan mengekori Kyuhyun. “Kau ingat bukan dengan janjimu? Tak ada sikap kurang ajar…”

“Menurutku.” Potong Kyuhyun. “Jika menurutku apa yang aku lakukan padamu bukan hal kurang ajar maka aku akan terus melakukannya.” Sambung Kyuhyun seraya berbalik dan menatap Sungmin yang sudah berdiri di depannya.

“Kau!” Sungmin mengepalkan tangan dan bersiap memaki Kyuhyun namun segera ia urungkan dan memilih mengalah. “Semua yang kau lakukan padaku jelas-jelas tingkat pelecehan namun kau menganggap itu bukan perbuatan kurang ajar? Lebih baik aku mencari hotel lain saja.” Dengan cepat Sungmin merampas gagang kopernya dari tangan Kyuhyun dan bersiap membalikkan tubuh.

“Tapi di luar hujan badai. Kau mau mati?” Tanya Kyuhyun cepat, ia benar-benar tak menyangka jika Sungmin memilih pergi.

“Lebih baik aku mati di luar sana daripada harus menerima pelecehanmu.” Ujar Sungmin dingin seraya mulai melangkah.

“Hei, hei, hei.” Kyuhyun segera mengejar dan menghadang perempuan itu dengan langkah sigap. Sungmin menghentikan langkah sontak menengadah dan menatap tajam mata Kyuhyun. “Baiklah. Tak akan ada pelecehan yang ya~ sebenarnya aku merasa tak pernah melecehkanmu, aku murni menghormatimu namun jika kau memang tak suka dan lebih memilih mati di luar sana lebih baik aku mengalah.” Ujar Kyuhyun.

Sungmin masih diam dalam berdiri namun otaknya berpikir, mempertimbangkan ucapan kyuhyun Sebelum berbalik dan menyeret kopernya mendekati sofa di dekat ranjang. “Aku memberimu kesempatan dan kali ini aku tak segan-segan membunuhmu jika kau menyentuhku.” Ujar Sungmin seraya membuka resleting kopernya.

Kyuhyun tersenyum mendengar ancaman itu dan dengan perlahan melangkah mendekati Sungmin yang tengah mengobrak-abrik isi kopernya. “Membunuhku? Oh aku takut sekali.” Ujar Kyuhyun seraya duduk di samping Sungmin.

“Ya. Kau memang harus takut.” Sungmin menatap pria itu tajam sebelum kembali sibuk dengan kopernya.

“Tapi…” Kyuhyun mencondongkan tubuh dan tanpa peringatan mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Sungmin, berbisik lirih disana. “… apa kau berani membunuhku? Kau tega?”

Mendengar pertanyaan itu serta menyadari jarak mereka yang berbahaya membuat Sungmin mengenggam tepi kopernya kuat.

“Menjauh dariku sebelum aku benar-benar menyerangmu.” Ujar Sungmin memberi peringatan.

“Kau akan menyerangku? Benarkah? Apa yang harus kulakukan? Bersiap di atas ranjang?” Kyuhyun menjauhkan wajahnya dari Sungmin seraya berdiri, mendekati ranjang dan tidur dengan posisi menggoda versinya. “Aku mempersilahkanmu menyerangku.” Ujar Kyuhyun seraya menahan senyum.

Sungmin terperangah, menatap pria itu tak percaya sebelum bangkit dari duduk. “Aku semakin gila di dekat pria ini.” Bisiknya seraya melangkah.

“Sayang kau mau kemana? Tak jadi menyerangku.” Tanya Kyuhyun masih menahan senyum saat melihat punggung Sungmin menjauh.

“Tutup mulutmu!” Bentak Sungmin sebelum memutari ruangan. “Di mana kamar mandinya?” Tanya Sungmin dengan suara kecil yang tampaknya dapat di dengar Kyuhyun.

“Di balik dinding pembatas itu sayang. Kau pura-pura tak tahu atau ingin kuantar?” Goda Kyuhyun yang jelas saja membuat Sungmin mendengus. Tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun Sungmin segera melangkah mendekati dinding pembatas.

“Mau kutemani? Atau kita mandi bersama?” Kyuhyun sedikit berteriak saat melihat punggung Sungmin menghilang di balik dinding.

“Dalam mimpimu!” Masih sempat-sempatnya Sungmin menjawab ucapan Kyuhyun sebelum mengunci dirinya di dalam kamar mandi.

“Oh. Dia si seksi yang galak.” Kyuhyun tertawa keras sebelum membaringkan lagi tubuhnya di hamparan kasur empuk dan menatap langit-langit diatasnya. Sesaat kemudian tawa Kyuhyun tak lagi terdengar karena tampaknya pria itu tengah memikirkan sesuatu. Mendadak Kyuhyun bangkit dari duduk dan mendekati kopernya untuk mengambil ponsel Sungmin serta ponselnya sendiri dari saku koper. Pria itu kembali duduk di atas ranjang dan tampak memainkan kedua ponsel itu bergantian, entah melakukan apa namun senyum perlahan mulai terlukis di bibir Kyuhyun, tampaknya pria itu sudah mendapatkan mainan baru.

Beberapa puluh menit kemudian Kyuhyun terlihat sibuk dengan ponsel Sungmin dan entah sejak kapan melupakan ponselnya sendiri. Sepertinya aplikasi pada ponsel pintar Sungmin lebih menarik perhatian Kyuhyun hingga membuatnya lupa akan sekitar.

Sadar jika ia terlalu lama menghabiskan waktu dengan ponsel membuat Kyuhyun beralih mengambil alat pengisi baterai ponsel dan bersyukur jika ponselnya dan Sungmin sama, itu memudahkan Kyuhyun berbuat sesukanya lagi. Setelah berhasil menyambungkan ponsel dengan kabel pengisi baterai Kyuhyun kembali berbaring di atas ranjang dan tak lama pria itu merasa bosan. Kyuhyun mengedarkan pandangan dan berhasil menatap jam dinding di kamar itu. waktu menunjukkan pukul tujuh dan detik itu pula Kyuhyun mengerutkan dahi, pria itu sontak terduduk dan menatap arah kamar mandi.

“Sudah berapa lama ia mengurung diri di sana?” Tanya Kyuhyun heran seraya kembali beranjak dan melangkah pelan menuju kamar mandi. “Hei.” Kyuhyun mengetuk pintu kamar mandi dan segera memanggil Sungmin. “Kau baik-baik saja?” Kyuhyun menekan knop pintu namun tak bisa terbuka, pintu itu terkunci dari dalam. “Hei! Jangan membuatku cemas. Jawab aku atau pintu ini akan kudobrak!!” Ujar Kyuhyun seraya terus menekan knop pintu, malah kali ini lebih kasar lagi.

“Aish! Kau berisik. Tinggalkan aku sendiri.” Jawab Sungmin dari dalam. “Tsk! Kukira terjadi sesuatu padamu. Kau tahu sudah berapa lama kau mengurung diri? Hampir dua jam. Jangan bilang kau tertidur di dalam bak mandi.” Ujar Kyuhyun seraya menempelkan telinga kanannya di permukaan pintu.

“Aku memang tertidur dan sebelumnya tidak terjadi apa-apa sampai kau menganggu kesendirianku. Jadi sekarang menyingkir dari sana.” Perintah Sungmin dengan nada ketus.

“Baiklah. Cepat keluar sebelum aku mendobrak pintu ini.” Ujar Kyuhyun seraya mulai berbalik, melangkah menjauhi pintu dan menghampiri lagi ranjangnya.

Sementara itu di dalam kamar mandi Sungmin kembali mendengus. “Dia menganggu saja.” Sungut Sungmin seraya keluar dari bak mandi.

Beberapa puluh menit kemudian Sungmin keluar dengan mengenakan jubah mandi berwarna putih yang ia dapatkan di atas meja wastafel, sepertinya masih baru karena jubah mandi itu masih terbungkus rapi dengan segel.

Sungmin menggosokkan handuk kecil di kepalanya agar air yang mengendap di sana bisa terbuang dan saat melihat Kyuhyun terbaring di ranjang dengan posisi memunggunginya membuat Sungmin mendengus sebentar. Perempuan itu tak ingin membangunkan Kyuhyun dan lebih memilih mendekati meja rias demi mendapatkan alat pengering rambut. Tak perlu waktu lama Sungmin mendapati alat itu di dalam laci dan segera Sungmin duduk untuk mengeringkan rambutnya. Di tengah-tengah kegiatan Sungmin mendengar suara Kyuhyun menembus gendang telinganya.

“Kau sudah selesai?” Tanya pria itu dengan suara parau. Sungmin menatap kaca di depannya dan sontak menangkap bayangan wajah Kyuhyun dari sana.

“Menurutmu?” Tanya Sungmin ketus, kembali mengeringkan rambutnya dan mengabaikan Kyuhyun.

Kyuhyun tersenyum mendengar jawaban itu dan mulai bangkit, terduduk di atas kasur seraya menggosok kedua matanya sebentar, tampaknya pria itu masih mengantuk. “Karena kau terlalu lama aku jadi tak berselera mandi.” Ujar Kyuhyun setengah menguap.

“Lalu?” Sungmin memicingkan mata dan kembali menatap bayangan Kyuhyun dari cermin.

“Jadi kau mandikan aku.” Jawab Kyuhyun sekenanya dan kembali tersenyum manis pada Sungmin.

Sungmin memutar bola matanya malas mendengar ucapan Kyuhyun. “Dalam mimpimu!” Jawab Sungmin dengan nada tinggi dan kembali sibuk dengan kegiatannya.

“Oh baiklah. Tampaknya kau begitu sulit untuk ditumbangkan. Hatimu sekeras baja.” Ujar Kyuhyun seraya bangkit dari ranjang, mulai melangkah menuju kamar mandi.

“Bagus jika kau sudah tahu siapa aku.” Jawab Sungmin lagi.

Kyuhyun menghentikan langkah mendengar jawaban itu sebelum berbalik. “Tapi itu hanya sebentar nona. Semua keangkuhanmu akan sirna jika aku sudah menjeratmu dengan pesonaku.” Ujar Kyuhyun.

“Terserah! Lakukan apapun yang membuatmu senang.” Jawab Sungmin dingin.

“Baiklah. Aku menerima tantanganmu.” Kyuhyun tersenyum sekilas sebelum berbalik, kembali melangkah menuju kamar mandi.

Sungmin mendengus saat mengetahui pria itu sudah menjauh dan segera melanjutkan aktifitas. Saat tengah mengeringkan rambutnya tak sengaja mata Sungmin menatap arah balkon yang dibatasi pintu kaca transparan dan saat itu juga ia bisa melihat keadaan di luar ruangan. Sungmin tertarik untuk memeriksa dan segera mematikan alat pengering rambut sebelum melangkah mendekati pintu transparan itu.

“Sepertinya sudah malam dan badai juga sudah berlalu.” Bisik Sungmin seraya berniat memutar kunci pintu transparan itu sebelum suara dering ponselnya terdengar. Sungmin gagal memutar kunci pintu dan lebih memilih membalikkan tubuh. “Ponselku.” Ujarnya seraya menatap sekeliling dan saat melihat layar ponsel menyala di atas nakas segera saja Sungmin tersenyum mendekati nakas itu.

Sungmin menatap layar ponselnya dan kembali tersenyum saat mengetahui siapa yang menghubunginya, dengan cepat ia melepaskan kabel pengisi baterai dan menerima panggilan.

“Iya sayang.” Sapa Sungmin seraya kembali berjalan menuju arah pintu transparan dan kali ini benar-benar memutar kunci pintu. “Maaf membuatmu cemas. Disini mendadak hujan lebat disertai badai. Penerbangan dibatalkan dan mungkin aku akan ke London besok dengan penerbangan pagi.” Ujar Sungmin saat telah berhasil membuka pintu balkon dan segera melangkah ke dekat pagar pembatas. Tak sengaja Sungmin menatap kebawah dan kepalanya pusing seketika. “Tinggi sekali.” Ujar Sungmin seraya memegang pagar pembatas itu dengan sebelah tangannya yang bebas.

“Kenapa?” Suara pria di seberang sana terdengar cukup cemas dan membuat Sungmin tersenyum.

“Tidak. Hanya tengah berada di tempat tinggi. Malam ini terpaksa menginap di hotel.” Jawab Sungmin.

“Ah iya. Syukurlah jika menemukan hotel yang bagus. Di London juga tengah hujan lebat, tampaknya akan sangat berbahaya jika pergi malam ini juga.” Ujar suara di seberang sana.

“Ah~ begitu ternyata. Beruntung juga sempat ditunda dua jam tadi.” Ujar Sungmin setengah berbisik.

“Aku hanya ingin menanyakan itu. Tidurlah yang nyenyak.” Pesan suara di seberang sana sebagai kalimat perpisahan.

Sungmin tersenyum. “Iya. Kau juga tidur yang nyenyak ya. Sampai jumpa disana sayang.” Ujar Sungmin sebelum memutuskan panggilan. Perempuan itu menatap ponselnya sebentar sebelum memilih menatap pemandangan di depannya. Hujan rintik masih menghiasi dan Sungmin merasa lega saat badai benar-benar sudah berlalu.

“Siapa yang meneleponmu?”

Sungmin tersentak kaget saat mendengar suara pria itu dan belum lagi perutnya yang di penjara kedua lengan pria itu.

Sungmin mendengus sebentar saat menyadari Kyuhyun berbuat sesukanya lagi. “Aku masih ingat jika apapun urusanku bukan urusanmu, jadi kau tak memiliki hak untuk bertanya.” Ujar Sungmin seraya mulai menyingkir lengan Kyuhyun dari perutnya namun tindakan Sungmin sia-sia belaka, malah pelukan pria itu makin mengerat dan sontak membuatnya sesak.

“Dan aku juga masih ingat jika kau bilang tak membutuhkan pria.” Bisik Kyuhyun tepat di telinga kanan Sungmin.

“Cih!” Sungmin menatap kebelakang dan mengintimidasi Kyuhyun dengan tatapan tajamnya. “Aku tak peduli dengan ingatanmu, yang aku pedulikan sekarang kau segera menjauh dari tubuhku.” Ujar Sungmin, kembali perempuan itu menatap perutnya dan berusahan melepaskan diri.

Kyuhyun tak mau kalah, pelukannya berubah menjadi pelukan mati dan jelas saja Sungmin tak akan bisa lolos.

“Kau menyakiti perutku. Ah~” Sungmin tiba-tiba meringis dan memejamkan matanya, membuat Kyuhyun tersentak dan segera melepaskan pelukan.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Kyuhyun seraya memutar tubuh Sungmin agar mereka berhadapan, Kyuhyun segera menatap perut perempuan itu saat melihat Sungmin terus menangkupnya.

“Tak perlu mencemaskan aku.” Jawab Sungmin ketus seraya menepis kedua tangan Kyuhyun dari bahunya dan mulai melangkah, segera mendekati ranjang dan terduduk di sana. Dari tempatnya duduk Sungmin bisa melihat Kyuhyun menyusul, sebelum duduk di sampingnya Kyuhyun masih menyempatkan diri mengunci pintu balkon dan membenarkan letak tirai itu.

Sungmin sebenarnya ingin tertawa, perutnya tak benar-benar dan entah kenapa ide sakit itu terlintas di benaknya saat menyadari pelukan Kyuhyun tak mau dilepas dan ternyata kata sakit bisa melepaskannya dari penjaraan Kyuhyun.

“Sepertinya kau belum makan. Apa tak sebaiknya kita pesan makanan?” Tanya Kyuhyun.

Sungmin mengendikkan kedua bahunya pertanda tak peduli. “Terserah kau saja.” Jawab Sungmin asal seraya mulai menatap layar ponsel dan tersenyum kala melihat ponsel itu kembali ia dapati.

Kyuhyun yang melihat Sungmin kembali tersenyum ikut tersenyum sebelum bangkit mendekati telepon yang berada di atas nakas. Kyuhyun tampak menekan beberapa nomor sebelum melakukan interaksi dengan seseorang di seberang sana dan Sungmin tak mau terlibat langsung, lebih senang memainkan ponselnya.

Setelah selesai memesan Kyuhyun menatap punggung perempuan itu dan tersenyum lagi. Jubah mandi yang Sungmin kenakan sama dengan jubah mandinya, membuat Kyuhyun merasa kini mereka tengah memakai pakaian pasangan walau hanya berbentuk jubah mandi.

“Makanannya sebentar lagi diantar.” Ujar Kyuhyun seraya mendekat kearah Sungmin.

“Begitu.” Respon Sungmin singkat tanpa mau mengalihkan tatapannya dari layar ponsel dan sadar kini Kyuhyun berdiri di depannya membuat Sungmin merebahkan diri dan tidur memunggungi Kyuhyun.

Mendapati tingkah tak bersahabat Sungmin bukannya membuat Kyuhyun murka, pria itu malah dengan sabar duduk di tepi ranjang dan memperhatikan punggung Sungmin lekat. Dengan memaksa tempat tersisa di belakang perempuan itu Kyuhyun ikut berbaring dan segera memeluk Sungmin dari belakang.

Mengetahui jika Kyuhyun berbuat lancang lagi membuat Sungmin memutar bola matanya malas. “Aku masih ingat untuk membunuhmu jika kau macam-macam.” Ujar Sungmin.

“Dan aku rela kau bunuh.” Jawab Kyuhyun setengah berbisik di telinga kiri Sungmin sebelum mengecupnya.

Sungmin memejamkan mata merasakan bibir Kyuhyun menyapa belakang telinganya dan demi apapun Sungmin paling sensitif di area tersebut.

“Berhenti!” Sungmin segera berbalik menatap Kyuhyun dan beringsung kebelakang demi menjauhinya. “Tetap di situ jika kau ingin tidur di ranjang ini atau kau akan kuusir keluar, tidur di sana.” Ujar Sungmin tegas. Kembali Sungmin memunggungi Kyuhyun dan sibuk dengan ponselnya, karena ulah Kyuhyun tadi permainan yang tengah Sungmin geluti berakhir seketika. “Tsk!” Sungmin mendengus dengan suara pelan mendapati kekalahannya.

Melihat punggung Sungmin yang berjarak hampir satu meter darinya membuat Kyuhyun lagi-lagi tersenyum, tanpa canggung pria itu bergerak ke depan dan sekali lagi memeluk Sungmin dari belakang.

“Ya! Kau tak mengerti bahasa ya?” Sungmin akhirnya berteriak dan sungguh ingin menendang Kyuhyun agar menjauh dari ranjang.

“Bukankah kau yang tak mengerti bahasa? Aku bilang aku rela kau bunuh.” Jawab Kyuhyun seraya menenggelamkan wajahnya di bahu kiri Sungmin tanpa permisi.

“Jangan kau kira aku tak berani membunuhmu.” Geram Sungmin dan tanpa sengaja ponsel yang ada digenggamannya terjatuh ke lantai, beruntung lantai itu di lapisi permadani lembut. “Tsk! Lihat apa yang kau lakukan, ponselku bisa rusak.” Ujar Sungmin lagi dan bersiap untuk mengambilnya namun pelukan Kyuhyun membuat pergerakan Sungmin terhenti.

“YA!” Sungmin kali ini benar-benar berteriak, sungguh kesal dengan tingkah semena-mena Kyuhyun.

“Berapa kali harus kukatakan, aku merindukan istriku.” Bisik Kyuhyun tepat di bahu Sungmin dan ucapan itu membuat Sungmin terdiam seketika, hanya seketika karena setelah itu ia tersadar.

“Bukan urusanku kau tengah merindukan istrimu atau tidak. Aku tak peduli dan cepat menyingkir dariku.” bentak Sungmin.

Kyuhyun terdiam tanpa berniat melepaskan pelukan, entah kenapa mata Kyuhyun berubah sendu mendengar bentakan Sungmin padahal ini bukan pertama kalinya ia dibentak Sungmin sejak pertemuan pertama tadi di bandara.

“Sekarang kau berubah kasar. Hatiku terluka.” Bisik Kyuhyun seraya menyandarkan pipi kanannya di bahu kiri Sungmin.

Mendengar ucapan lirih itu terang saja membuat Sungmin terdiam, namun detik berikutnya perempuan itu mencoba menjawab angkuh. “Dan aku tak peduli. Sudah kutegaskan di awal jika kau tak boleh semena-mena padaku.” Ujar Sungmin.

“Walau kau tak menyukaiku namun setidaknya kau menghormatiku. Aku sejak tadi memaklumi semua sikap kasarmu namun tak harus kau bertingkah seperti ini. Aku tersinggung.” Ujar Kyuhyun lagi.

“Terserahlah. Aku tak ikut campur masalah tersinggungnya kau.” Sungut Sungmin seraya menatap bantal di sampingnya.

Hening sebentar dan di antara mereka hanya terdengar hembusan nafas kecil.

“Kau tahu? Aku pria yang sangat setia.” Kyuhyun membuka suaranya untuk mengusir keheningan. “Yang kuinginkan hanya istriku saja namun tampaknya dia terlalu salah paham, membuatku merasa tak bisa dimaafkan lagi.” Sambung Kyuhyun seraya mengeratkan pelukan dan memejamkan matanya, masih bersandar nyaman di bahu Sungmin.

Sungmin merasa kalimat yang Kyuhyun ucapkan sama dengan kalimat putus asa dan jelas saja Sungmin merasa luluh, untuk menutupi itu ia memilih diam tanpa ingin menanggapi ucapan Kyuhyun.

“Sepertinya ia butuh waktu dan membuatku sadar untuk tak ingin menganggunya dulu.” Terang Kyuhyun lagi. Mendengar itu membuat Sungmin mengerutkan dahi, apa maksud ucapan Kyuhyun? Sungmin tak mengerti. “Sepertinya aku akan membatalkan penerbangan ke Jepang besok dan kuharap istriku bisa berpikir lebih dewasa mengenai hubungan kami. Dia butuh waktu dan tampaknya aku juga.” Ujar Kyuhyun seraya melepaskan pelukan.

Sungmin menatap arah perutnya dan sedikit kecewa kala melihat pelukan Kyuhyun tak seerat tadi namun rasa kecewa itu sirna saat Kyuhyun menggapai tangan kirinya, mempertemukan ruas jari-jari mereka untuk ia genggam hangat. Kyuhyun membimbing tangan Sungmin melingkari perutnya sendiri sebelum kembali memenjara tubuh perempuan itu.

“Terima kasih untuk beberapa jam terakhir. Aku senang penerbanganku ditunda dua jam tadi dan aku bersyukur untuk kebersamaan kita karena dua jam itu.” Bisik Kyuhyun lagi sebelum kembali menutup matanya. Setelah itu Sungmin tak mendengar suara Kyuhyun di balik bahunya, yang Sungmin dengar hanya deru nafas teratur pria itu.

Sungmin mempertahankan posisi tidur dan belum ingin bergerak hingga beberapa puluh menit kemudian. Saat benar-benar yakin Kyuhyun terlelap Sungmin memberanikan diri menatap kearah bahu kirinya dan wajah pulas Kyuhyun terlihat. Sungmin menatap sendu wajah pucat Kyuhyun sebelum tangan kanannya terulur untuk mengusap rambut Kyuhyun sekilas dan beberapa detik kemudian Sungmin memejamkan mata seraya mendekatkan bibirnya kearah bibir Kyuhyun. Ciuman itu hanya terjadi beberapa detik sebelum Sungmin kembali menatap wajah pucat Kyuhyun.

“Aku sudah memaafkanmu. Maafkan aku.” Bisik Sungmin dan entah kenapa air mata mendadak lolos dari sudut matanya. Sungmin segera ke posisi awal dan mengusap air matanya dengan tangan kanan dan bersiap tidur mengikuti Kyuhyun.

 

***

 

Sungmin mengerutkan dahi dan tampak membuka paksa matanya saat mendengar suara alaram ponsel. Dengan berat hati Sungmin menyingkap selimut dan beringsut mencari arah suara, dan beberapa detik kemudian Sungmin menemukan ponselnya tereletak pasrah di atas permadani. Sungmin segera mengulurkan tangan dan mendapatkan ponsel itu mengingat jarak mereka sangat dekat dan dengan handal jemari Sungmin menghentikan alaram itu.

Sungmin kembali berbaring dan tak sadar jika matahari dari balik pintu transparan balkon sudah menampakkan wujud, bahkan berada hampir di titik teratas. Merasa ada yang ganjil Sungmin kembali membuka mata dan menatap sekitar namun tak menemukan apapun, di ruangan itu hanya ia sendiri.

Sungmin sontak duduk di atas ranjang dan rasa kantuknya hilang seketika. Sungmin terus mengedarkan pandangan sebelum beranjak menuju kamar mandi, di sana Sungmin juga tak menemukan sosok lain selain dirinya.

“Oh tidak.” Sungmin tanpa sadar berbalik dan segera berlari menuju pintu utama dan tanpa melihat dandanannya sekarang Sungmin nekad keluar demi mencari Kyuhyun. Di dalam lift Sungmin terus saja gelisah hingga pintu lift terbuka dan membawanya menuju lantai dasar, tanpa buang waktu Sungmin segera berlari melewati meja resepsionis.

“Selamat pagi nona.” Sungmin berhenti melangkah kala mendengar suara perempuan itu dan memilih menemuinya.

“Apa anda melihat pria yang kemarin bersamaku?” Tanya Sungmin cepat saat sudah berada di dekat meja.

“Ah~ suami anda itu? Ia baru saja keluar dan kulihat ia menuju kearah bandara.” Beritahu perempuan itu.

“Apa ia membawa koper?” Tanya Sungmin lagi.

“Tidak. Ia keluar dengan pakaian rapi namun tak membawa apapun.” Ujar perempuan itu.

“Terima kasih.” Sungmin segera berbalik dan melangkah pergi.

“Pakaian yang bagus nona” Ujar perempuan itu saat melihat jubah mandi yang dikenakan Sungmin. Sungmin tak menyahut, terus saja berlari menyusuri lantai dengan kaki yang tak beralaskan apapun. Tampaknya Sungmin belum sadar akan bagaimana dandanannya pagi ini. Sangat kacau.

Saat sudah berada di dalam bandara Sungmin segera menatap sekitar dan berharap Kyuhyun masih ada di sana, terus mencari dan beberapa puluh menit kemudian Sungmin menangkap sosok pria itu tengah duduk di salah satu kursi tunggu dengan posisi tengah memungguninya. Walau hanya punggung namun Sungmin sudah sangat hafal bagaimana postur pria itu.

Sungmin tersenyum lega dan ingin mendekat namun segera urung saat melihat Kyuhyun menatap kesamping, tepat pada sosok gadis di sebelahnya. Sungmin membeku seketika saat melihat telapak tangan wanita itu kini sudah menangkup hangat pipi kiri Kyuhyun.

 

***

 

“Maaf membuatmu susah beberapa hari terakhir.” Ujar Kyuhyun saat selesai menendatangani berkas yang Victoria bawa.

“Tak masalah.” Gadis itu tersenyum seraya menerima berkas yang Kyuhyun ulurkan. “Lalu bagaimana? Sungmin-ssi sudah memaafkanmu?” Tanya Victoria seraya menatap Kyuhyun lekat.

Mendengar pertanyaan itu membuat Kyuhyun menghela nafas lalu membenarkan posisi duduknya. “Belum. Ia masih berlagak seolah tak mengenalku dan tampaknya ini yang paling lama, dua minggu lebih. Biasanya jika marah dia berlagak tak mengenaliku hanya beberapa jam saja selebihnya seperti biasa.” Ujar Kyuhyun.

“Maaf. Ini kesalahanku. Maaf.” Ujar Victoria seraya menunduk. Mendengar ucapan menyalahkan diri itu membuat Kyuhyun tersenyum sekilas.

“Bukan. Ini murni kesalahanku yang tak bisa meyakinkannya.” Ujar Kyuhyun seraya menyandarkan punggung. Tak ada perbincangan beberapa detik sebelum Kyuhyun membuka mulut. “Aku rindu sekali padanya namun ia masih keras kepala.” Ujar Kyuhyun frustasi. “Aku terus membuatnya kesal dengan ucapan vulgarku dan saat melihat ia merona menahan malu membuatku tertawa dalam hati.” Ujar Kyuhyun menahan senyum, membuat Victoria di sebelahnya ikut tersenyum. “Dia manis sekali jika tengah malu begitu.” Ujar Kyuhyun dengan nada pelan.

“Tak seharusnya kau menjahili Sungmin-ssi begitu.” Tegur Victoria.

“Mau bagaimana lagi? Saat menemukannya di bandara hatiku bersorak senang, selalu ingin mengajaknya bicara namun ia mengabaikanku.” Jawab Kyuhyun. “Rindu sekali~” Bisik Kyuhyun seraya menengadahkan kepalanya. “Dan kau tahu? Aku menciumnya saat di toilet kemarin dan hampir melakukan hal lebih jika ia tak melayangkan tamparannya tepat di pipiku. Ah sakit sekali.” Ujar Kyuhyun seraya meringis.

“Kau ditampar?” Victoria membulatkan matanya, kaget mendengar ucapan Kyuhyun.

“Ya. Memang wajar aku ditampar namun mau bagaimana lagi? Aku benar-benar tak bisa menahan kerinduanku, belum lagi aku juga merindukan anakku. Jika tidak memikirkan keselamatan bayiku yang baru berumur beberapa minggu dikandungannya aku akan menculik Sungmin secara paksa, namun aku masih punya hati.” Ujar Kyuhyun lagi.

“Tapi tetap saja. Kau menciumnya di toilet? Benar-benar tindakan berani.” Ujar Victoria seraya menggelengkan kepala.

“Apa yang salah? Dia istriku dan aku berhak menciumnya dimanapun. Tapi sungguh tamparannya sakit sekali. Lihat. Pipiku masih merah bukan?” Kyuhyun menatap victoria dan menunjuk pipi kirinya.

“Benar.” Victoria menatap takjub pipi kiri Kyuhyun seraya menyentuhnya. “Sungmin-ssi benar-benar melakukan hal yang tepat.” Sambung Victoria.

“Kau ini.” Kyuhyun mendengus dan kembali duduk ke posisi awal. Victoria tertawa melihat ulah Kyuhyun dan tak sengaja gadis itu menangkap sosok Sungmin yang berdiri di antara lalu lalang pengunjung bandara. Sontak tawaan Victoria teredam kala matanya dan mata Sungmin bertemu tatap. “Kyu. Tampaknya istrimu salah paham lagi.” Ujar Victoria tanpa mau mengalihkan tatapannya dari Sungmin.

“Apa?” Kyuhyun menatap Victoria namun segera mengerutkan dahi kala melihat gadis itu lurus menatap kedepan. Kyuhyun heran lalu mengikuti arah pandang Victoria dan betapa kagetnya Kyuhyun saat melihat Sungmin berdiri tak jauh dari mereka sebelum perempuan berbalik dan berlari dari sana.

“Pakaian yang bagus.” Ujar Victoria saat melihat jubah mandi yang dikenakan Sungmin.

“Celaka. Bisa-bisa dia sungguh tak mengenalku lagi setelah ini. Aku akan mengurus istriku dan kantor kuserahkan padamu, hanya sebentar.” Ujar Kyuhyun seraya berdiri dan berlari mengejar langkah Sungmin. Victoria hanya mengangguk dan tersenyum saat melihat punggung Kyuhyun mulai menjauh.

 

***

 

“Min.” Kyuhyun segera mengenggam lengan Sungmin saat berhasil mengejarnya.

“Aku berniat memaafkanmu Kyu tapi kau malah begini. Kau benar-benar pria brengsek.” Sungmin menatap Kyuhyun dengan mata basahnya dan Kyuhyun mengutuk diri sendiri karena membuat Sungmin menangis.

Sungmin menepis tangan Kyuhyun kasar dan kembali melangkah saat tak mendengar jawaban Kyuhyun.

“Kau salah paham lagi.” Kyuhyun berteriak di belakang Sungmin dan tentu saja membuat perempuan itu menghentikan langkah. Kyuhyun mengamati Sungmin sebelum melangkah dan dengan cepat memeluk tubuh istrinya dari belakang. “Kau salah paham dan kenapa tak ingin mendengar penjelasanku? Kau membunuhku pelan-pelan jika begini, lebih baik kau bunuh saja aku sekalian agar aku tak merasa sakit terlalu lama.” Ujar Kyuhyun penuh penekanan.

Sungmin tak menjawab, malah terdengar isakan dari mulutnya yang membuat Kyuhyun semakin menyalahkan diri.

“Aku dan Victoria tak ada hubungan apapun selain sahabat, kau sudah mengetahui ini dari lama namun kenapa terus mempermasalahkannya?” Tanya Kyuhyun lagi.

“Karena aku tak suka melihatmu dengan perempuan itu, aku tak suka. Mau dia Victoria, Seohyun atau siapapun perempuan yang kau bilang hanya sahabatmu.” Jawab Sungmin di antara isakannya.

Kyuhyun terdiam mendapati jawaban itu namun selanjutnya mulai tersenyum sebelum melepaskan pelukan dan membimbing Sungmin agar menghadap kearahnya. “Dengar. Yang kucintai hanya Sungmin, istri dan juga calon ibu untuk anak-anakku jadi kau tak perlu mencemaskan hal yang tak penting sayang.” Ujar Kyuhyun seraya mengusap air mata di kedua pipi Sungmin. “Kita sudahi sandiwara ini ya? Aku minta maaf dan akan menjaga sikapku dengan perempuan manapun asal kau tak begini lagi, hm?” Ujar Kyuhyun terdengar bagai bujukan.

Sungmin menegadah dan menatap pria itu dengan mata basahnya. “Kau janji?” Tanya Sungmin persis seperti anak kecil yang membuat Kyuhyun tersenyum melihatnya.

“Iya.” Jawab Kyuhyun seraya mengecup dahi Sungmin sekilas. “Ayo kita ke kamar. Sepertinya aku akan benar-benar mengurungmu.” Kyuhyun mengenggam tangan Sungmin dan menariknya menuju lift dan sejak tadi mereka tak menyadari jika resepsionis perempuan itu menyaksikan adegan drama mereka.

“Tapi aku harus ke London menemui Sungjin adik tersayangku.” Ujar Sungmin. Kyuhyun tersenyum. “Tak perlu, aku sudah menghubungi Sungjin dan dia malah setuju kau menjadi sanderaanku mulai sekarang.” Jawab Kyuhyun seraya menekan tombol lift dan tak lama pintu kotak besi itu terbuka.

Kyuhyun kembali menarik Sungmin agar masuk.

“Tapi tetap saja aku…”

“Ssttt.” Kyuhyun meletakkan telunjuk kanannya di atas bibir Sungmin seraya tersenyum. “Dua minggu kau menjauhiku dan sekarang saatnya aku yang menghukummu.” Ujar Kyuhyun.

Mata Sungmin membulat. “A-apa?”

Kyuhyun tersenyum dan tanpa canggung mencium Sungmin tepat di bibir dan saat itu pula pintu lift tertutup.

Pegawai resepsionis yang sejak tadi menyaksikan hanya bisa terdiam sebelum menatap layar komputernya. “Tampaknya tuan Kyuhyun ingin menambah sewa kamar hotel.” Ujar perempuan itu.

 

.

~oOo~

.

 

The End