KYUMIN \ FANFICTION | LIE OF MOON | CHAPTER 8 / GENDER SWITCH

Kyuhyun membuka matanya saat menyadari tak ada pergerakan dari Sungmin. Pria itu memberanikan diri menatap Sungmin tanpa menjauhkan diri mereka dan ternyata sejak tadi Sungmin sudah menatap kearah Kyuhyun dengan pandangan yang sulit Kyuhyun artikan.

.

~oOo~

.

Lie Of Moon

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter :: 8

.

Genre :: Romance, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: FanFict ini murni milik saya, walau cerita pasaran tetap mutlak milik saya jadi Jangan Salin Tanpa Izin.

.

~oOo~

.

 

Untuk beberapa detik tak ada tindakan, mereka hanya diam seraya mata menunjukkan gelagat lain hingga detik berikutnya Kyuhyun mengalah dan menjauhkan diri dari Sungmin.

Kyuhyun menyandarkan punggung seraya mencoba menikmati tontonan di depannya yang sejak tadi terabaikan sementara Sungmin masih terpaku di tempat. Beberapa menit berlalu. Belum ada yang ingin membuka suara, entah karena tak tahu bagaimana memulai perbincangan untuk mengusir kecanggungan itu atau mungkin tak bisa berkata-kata karena terlalu banyak hal yang ingin disampaikan.

“Kau… menciumku?”

Akhirnya kalimat itu terdengar dari mulut Sungmin tanpa sadar, membuat Kyuhyun menatap kearahnya. Di sana Sungmin sudah menatapnya dengan pandangan tak percaya.

“Apa lagi namanya?” Bukannya menjawab, Kyuhyun malah balas bertanya yang terang saja membuat Sungmin murka.

“Sial kau! Kenapa kau menciumku! Kurang ajar!” Sungmin mendekat seraya menghadiahi Kyuhyun dengan pukulan bertubi-tubi miliknya.

“Ya! Ya! Pukulanmu menyakiti bahuku. YA!” Kyuhyun berusaha menghindar namun Sungmin bagai kerasukan terus saja memukulnya.

“Dasar pria tak tahu malu. Kau bajingan mesum yang merebut ciumanku! Bahkan Jungmo belum berani sampai tahap itu. Sialan kau!!” Kembali Sungmin berteriak namun kali ini kegiatannya terhenti karena Kyuhyun dapat menahan kedua pergelangan tangannya.

“Apa?” Kyuhyun mengerutkan dahi seraya menatap Sungmin heran. “Jadi kau.. dan kekasihmu belum melakukan apapun? Ciumanpun belum?” Tanya Kyuhyun, matanya terus menatap Sungmin seolah menyelidiki gadis itu.

Sementara itu Sungmin mulai terdiam. Tampaknya ia kelepasan bicara hingga membuka rahasia tentang percintaannya. “Itu…” Sungmin tampak kehilangan kata-kata dan Kyuhyun yang menunggu sambungan kalimat itu mulai menahan tawa.

“Pff…” Suara tawa tertahan itupun keluar walau sekuat apapun Kyuhyun menahannya. Mendengar suara tawa tertahan itu membuat Sungmin kembali memasang wajah garang.

“Apa yang kau tertawakan? Apa menurutmu hubunganku selucu itu?” Tanya Sungmin ketus seraya menepis cekalan tangan Kyuhyun. Sungmin beralih menyandarkan punggung seraya melipat tangannya ke dada.

Kyuhyun sebenarnya masih ingin tertawa karena menurutnya lucu sekali. Sungmin terlihat sangat mesra jika bersama pria cher itu namun ternyata mereka belum melakukan apapun. Namun di samping semua kebenaran yang baru Kyuhyun tahu pria itu merasa lega, setidaknya Sungmin masih Sungmin yang dulu, bahkan ia yang merampas ciuman pertama gadis itu.

“Maafkan aku.” Kyuhyun berujar seraya beringsut mendekati Sungmin hingga kini jarak mereka hampir tak terhalang. “Aku senang jika kau belum melakukan hal yang terlalu jauh dengan kekasihmu.” Sambung Kyuhyun.

Sungmin yang awalnya malas menatap Kyuhyun sontak menatap pria itu karena kaget. “Apa yang membuatmu senang?” Tanya Sungmin ketus.

“Senang saja. Jika kau melakukan hal berani bersama pria itu suatu saat kau akan menyesal jika mengetahui ia tengah membohongimu.” Ujar Kyuhyun.

“Aku tak akan menyesal karena Jungmo tak pernah berbohong.” Jawab Sungmin lagi.

“Kita lihat saja nanti.” Ujar Kyuhyun seraya mengendikkan kedua bahunya sekilas.

Sungmin semakin kesal mendapati tingkah semena-mena Kyuhyun. “Kenapa kau terlalu peduli pada kehidupan cintaku? Mau Jungmo berbohong atau tidak itu tak ada hubungannya denganmu.” Kembali Sungmin berujar.

“Tentu saja ada.” Kyuhyun kali ini balas menatap Sungmin dan entah kenapa mata mereka yang tiba-tiba bertemu tatap membuat Sungmin sedikit tersentak. “Aku peduli padamu karena aku mulai mencintaimu.” Sambung Kyuhyun.

“A-apa?” Sungmin semakin kaget mendengar ucapan Kyuhyun barusan.

“Ya. Aku mulai mencintaimu.” Kyuhyun tersenyum pada Sungmin seraya tangannya mulai terulur untuk mengusap pipi kiri gadis itu lembut.

“Kau ini bicara apa.” Sungmin segera menepis tangan Kyuhyun lalu mengalihkan tatapannya. “Jangan… berujar tak masuk akal begini.” Sungmin melirihkan ucapannya, entah kenapa ia mendadak tak bertenaga.

“Aku bersungguh-sungguh.” Tahu ia tadi sempat ditolak namun Kyuhyun tetap saja melancarkan aksinya, malah sekarang dengan berani mengenggam tangan kiri Sungmin. “Aku benar-benar mencintaimu dan tak ingin kau diperdaya pria sok polos seperti kekasihmu itu.”

“Pengawal Cho.” Sungmin menghentikan ucapan Kyuhyun lalu menatapnya tajam. “Sudah cukup. Jangan lagi menghina Jungmoku!!” Sambung Sungmin tegas.

Mendengar Sungmin mengklaim Jungmo sebagai miliknya membuat Kyuhyun terdiam, tatapan matanya jelas menyiratkan jika ia terluka namun Kyuhyun belum ingin menyerah.

“Aku ingin menjadi kekasihmu.” Ujar Kyuhyun sungguh-sungguh.

“Apa lagi sekarang?” Sungmin membulatkan matanya. “Kau hebat sekali membuat hati seorang gadis porak-poranda.” Ada sedikit cibiran dari ucapan Sungmin tadi.

“Aku bersungguh-sungguh Min-ah.” Kyuhyun makin mengeratkan genggaman tangannya. “Aku ingin kau menjadi kekasihku.” Pinta Kyuhyun lagi.

“Tak mungkin.” Sungmin berujar seraya kembali mengalihkan tatapan. “Aku tak mungkin menghianati Jungmo terlebih aku tak tertarik dengan pria sepertimu.” Ujar Sungmin telak yang membuat Kyuhyun kembali memandangnya sedih.

“Kenapa kau tak tertarik denganku?” Tanya Kyuhyun. “Aku yakin kau tahu bagaimana reputasiku di kalangan wanita.”

“Itu yang membuatku tak tertarik padamu.” Sungmin segera menjawab dan kembali menatap Kyuhyun tajam. “Lelaki yang hanya bisa tebar pesona pada gadis lain itu terlihat menjijikkan di mataku.” Jawab Sungmin lagi.

Kyuhyun terdiam sebentar, ia tampak berpikir sebelum membuka suara lagi. “Biarkan aku membuatmu jatuh cinta padaku.” Tawarnya.

“Silahkan saja, tapi itu tak akan berhasil pengawal Cho.” Ujar Sungmin seraya mulai melepaskan diri dari kungkungan Kyuhyun.

“Tidak. Kau jangan remehkan aku.” Kyuhyun tersenyum namun belum ingin melepaskan genggamannya dari tangan Sungmin. “Aku bisa membuatmu jatuh cinta padaku dalam waktu dekat.” Ujar Kyuhyun yakin.

“Semoga beruntung.” Hanya itu respon Sungmin sebelum ia kembali menatap layar televisi.

“Ya. Semoga keberuntungan berpihak padaku dan… kau.” Ujar Kyuhyun.

“Cih.” Sungmin berdecih lirih dan tak mau menanggapi ucapan Kyuhyun tadi.

 

***

 

Siang ini mereka berada di bandara untuk mengantar kepergian Jungmo. Sejak tadi dua orang itu terus bersama seraya menunggu jadwal keberangkatan sementara Kyuhyun hanya bisa menatap gerak-gerik dua orang itu dari tempat yang ia duduki kini.

Berkali-kali Kyuhyun berdecak kesal saat melihat pasangan itu sibuk sendiri. Kadang tertawa, tersenyum bahkan berbisik tanpa mengajak Kyuhyun bergabung sama sekali.

Sungguh Kyuhyun muak, ingin sekali menghajar pria cher itu andai saja Sungmin tak ada di sebelahnya. Namun saat menyadari mereka tak pernah melakukan apapun membuat senyum Kyuhyun terukir, setidaknya hanya kebenaran itu yang mampu membuat Kyuhyun merasa tenang.

“Cher. Kembali ke Paris bersamaku ya?” Jungmo mendadak berujar serius dan jelas membuat Kyuhyun menegakkan punggungnya. Ia tak setuju dengan rencana Jungmo barusan. Mengajak Sungmin kembali ke Paris? Yang benar saja.

“Mulai lagi.” Sungmin memutar bola matanya malas dan hal itu jelas membuat Kyuhyun tersenyum. Tampaknya Sungmin juga tak setuju dengan usul Jungmo. “Masih ada yang harus kuselesaikan di sini cher jadi kau tenang saja. Tanpa diminta aku akan kembali, namun jika urusanku sudah selesai.” Jelas Sungmin.

“Lalu pekerjaanmu?” Kembali Jungmo bertanya.

“Masalah pekerjaanku kau tak perlu cemas, aku bisa menanganinya. Hm?” Sungmin tersenyum kearah Jungmo dan mau tak mau pria itu mengalah.

“Baiklah.” Jungmo berujar pelan, ia tahu akan selalu kalah jika bedebat dengan Sungmin.

Tak lama pengumuman dari pengeras suara terdengar, memberitahukan jika penerangan Korea-Prancis akan segera dilaksanakan. Hal itu membuat Jungmo bersiap dibantu oleh Sungmin.

“Jaga dirimu sementara kita tak bertemu.” Ujar Jungmo seraya menatap Sungmin.

“Ya. Kau juga.” Sungmin balas menatapnya dengan senyuman sementara itu Kyuhyun yang sejak tadi diam mulai berdiri mengikuti ulah mereka.

“Aku pergi. Ingat jangan macam-macam di sini.” Jungmo kembali memberi nasehat dan kali ini disertai kecupannya di dahi Sungmin.

“Selalu.” Jawab Sungmin.

Kyuhyun yang melihat Jungmo mengecup dahi Sungmin mulai mengepalkan tangannya kuat. Dalam hati pria itu sudah menyediakan sumpah serapahnya untuk Jungmo.

“Aku pulang.” Jungmo mendadak menatap kearah Kyuhyun dan membuat Kyuhyun mengubah ekspresinya.

“Ya. Hati-hati.” Akhirnya Kyuhyun berhasil mengucapkan kata perpisahan itu.

“Tolong jaga Lee Minnie.” Ujar Jungmo lagi namun kali ini beralih mengulurkan tangan tepat di depan Kyuhyun.

Kyuhyun menjabatnya. “Akan kuusahakan.” Jawab Kyuhyun seraya melepaskan jabatan tangan mereka.

Jungmo tersenyum lalu mengangguk setuju. “Bawa dia pulang. Jangan sampai ia melihat kepergianku.” Ujar Jungmo lagi.

“Kenapa?” Sungmin kali ini merespon, ia tak setuju dengan ucapan Jungmo tadi. “Aku tak akan menangis melihat kepergianmu.” Sambungnya.

“Aku tahu kau tak akan menangis. Aku tak mencemaskan itu, yang kucemaskan nanti aku yang tak jadi pergi.” Jungmo berujar seraya kembali menatap Sungmin.

“Tsk! Dasar manja.” Ujar Sungmin seraya berbalik. “Ya sudah aku pulang. Hati-jati.” Ujarnya seraya melangkah.

“Hati-hati di jalan.” Kyuhyun ikut berujar sebelum mengikuti langkah Sungmin.

Jungmo hanya tersenyum namun matanya tak lepas dari punggung Sungmin bahkan saat Kyuhyun berhasil menyejajarkan langkah mereka.

 

***

 

“Buru-buru sekali nona.” Kyuhyun terus menyejajarkan langkah mereka saat tahu Sungmin setengah berlari menjauhi bandara. “Ingin mencari toilet lalu menangis di sana ya?” Kembali Kyuhyun berujar.

“Bukan urusanmu.” Jawab Sungmin ketus.

“Hei.” Kyuhyun menahan pergerakan Sungmin yang jelas saja membuat langkah mereka terhenti di tengah-tengah bandara. Tanpa melihat dimana mereka sekarang Kyuhyun main mengusap dahi Sungmin dengan telapak tangannya beberapa kali.

“Apa yang kau lakukan?” Sungmin menatap Kyuhyun heran saat terus saja pemuda itu mengusap dahinya.

“Membersihkan dahimu yang terkontaminasi ciuman pria tadi.” Jawab Kyuhyun santai.

“Apa?” Sungmin menepis tangan Kyuhyun hingga membuat kegiatan Kyuhyun terhenti. “Kau gila dan kekanakan ternyata.” Sungmin berujar seraya mulai melangkah lagi.

Kyuhyun tak menjawab, hanya tersenyum sebelum kembali mengekori Sungmin.

“Lalu bagaimana ciumanmu kemarin? Apa aku harus merendam bibirku di air keras agar jejaknya hilang?” Tanya Sungmin tanpa menghentikan langkah.

“Tidak perlu. Yang harus kau lakukan hanya menjaganya hingga aku kembali memberikanmu ciuman.” Jawab Kyuhyun.

“Oh Tuhan. Kau semakin tak bisa dikendalikan.” Rutuk Sungmin seraya memutar bola matanya malas.

 

***

 

Semenjak Jungmo kembali ke Paris sikap Sungmin menjadi sedikit aneh. Gadis itu mengurung diri di kamar sekaligus mengunci pintunya hingga Kyuhyun tak bisa melihat apa yang terjadi di dalam sana.

Sudah beberapa hari berlalu dan Kyuhyun benar-benar ingin menegur gadis itu atas sikapnya yang terus mengurung diri di kamar namun Kyuhyun tak bisa berbuat apapun saat ia tak pernah sekalipun bertemu Sungmin lagi. Mereka memang tinggal di bawah satu atap namun Sungmin tak pernah lagi keluar.

Kadang Kyuhyun mengetuk pintu kamar gadis itu namun sekali lagi tak ada respon, Sungmin bagai tak ada di dalam sana padahal Kyuhyun mendengar suara musik yang jelas saja gadis itu nyalakan sendiri. Lalu di dapur saat pagi hari Kyuhyun selalu menemukan bekas cangkir kopi yang tak pernah dicuci kembali. Kyuhyun yakin itu adalah cangkir milik Sungmin. Apa yang membuat seorang gadis rela meminum kopi sepanjang malam?

Dan hari ini genap seminggu Sungmin melancarkan aksi anehnya. Kyuhyun berpikir jika Sungmin menghindar atau bahkan gadis itu takut. Jelas saja, siapa yang tak takut tinggal serumah dengan pria yang bahkan mencuri ciuman pertamanya. Kyuhyun yang memikirkan hal itu sontak memaki dirinya sendiri. Harusnya ia bisa menahan diri dan tak perlu menakuti Sungmin begini. Jika gadis itu menghindar lalu mencari hunian baru Kyuhyun bisa repot sendiri.

Malam ini Kyuhyun tak bisa tidur, jujur ia ingin berbincang dengan Sungmin dan keinginan itu membuat nafsu tidurnya hilang. Kyuhyun yang tengah berbaring di atas kasurnya mulai menatap jam di atas nakas, hampir jam setengah tiga dini hari dan Kyuhyun malah tak bisa memejamkan mata.

“Aish!” Ia bangkit dengan mendadak lalu mulai beranjak ke dapur. Tiba-tiba saja ia merasa haus dan mungkin menikmati tontonan televisi bisa membuat rasa kantuknya kembali lagi.

Namun saat Kyuhyun ingin melangkah menuju dapur ia menatap sosok yang selama beberapa hari ini mengurung diri di kamar tengah berada di balkon utama. Kyuhyun mengerutkan dahi lalu tanpa sadar mendekat kearahnya.

“Ternyata jam segini dia keluar.” Gumam Kyuhyun dalam hati. Langkah Kyuhyun sengaja dibuat pelan agar tak mengusik Sungmin, hingga Kyuhyun berdiri di samping gadis itu ia sama sekali tak sadar.

Kyuhyun menatap Sungmin lekat hingga gadis itu mulai menyeruput isi cangkir yang sejak tadi ada di tangannya. Sepertinya itu cangkir kopi yang beberapa hari terakhir sering Kyuhyun jumpai di dapur.

“Apa yang menganggu pikiranmu.”

“Omo!!” Sungmin kaget dan sontak menatap ke samping. Ia sedikit mengusap dadanya dengan tangan bebas saat tahu sosok yang berujar tiba-tiba itu adalah Kyuhyun.

“Tak bisa tidur?” Kembali Kyuhyun bertanya.

Sungmin mengangguk seraya mengalihkan tatapannya ke depan, tepat pada objek langit malam yang sejak tadi ia pandang. “Mencari inspirasi.” Jawab Sungmin.

“Hm?” Kyuhyun kembali menatap gadis itu dan kali ini dengan pandangan heran.

“Aku harus segera menyelesaikan rancangan untuk koleksi pakaian musim dingin jika ingin cepat terbebas.” Jawab Sungmin lagi.

“Ah~ pekerjaanmu itu ya?” Kyuhyun mengangguk dan ada nada lega dari ucapannya. Ia mengira sikap aneh Sungmin karena gadis itu ingin pindah tempat tinggal namun ternyata hanya masalah pekerjaan.

“Hah! Ini menyita waktu sengangku. Sial mereka semua.” Sungmin mengumpat tak tanggung-tanggung sebelum menyeruput lagi kopinya hingga habis.

Melihat gelagat Sungmin membuat Kyuhyun menahan senyum. “Kau semakin dewasa saja.”

“Apa?” Sungmin kembali menatap Kyuhyun heran, ia tak mengerti maksud ucapan Kyuhyun. Pujiankah atau ejekan?

“Aku yang ingin mendapatkanmu itu sungguhan, buka ajang bercanda atau apapun.” Kyuhyun mengubah posisi berdirinya agar bisa menghadap Sungmin. “Aku benar-benar ingin menjadi kekasihmu, jadi kau juga perlu mempertimbangkanku.” Sambung Kyuhyun.

Sungmin terdiam sebentar namun tatapannya tak lepas dari Kyuhyun. “Apa yang membuatmu dalam waktu singkat menyukaiku?” Tanya Sungmin dengan suara sungguh-sungguh yang membuat Kyuhyun tersenyum.

“Kau lihat bulan itu?” Kyuhyun beralih menunjuk bulan yang masih bersinar di antara kelamnya langit. “Kau seperti bulan itu. Indah dan bersinar terang dipenglihatanku. Membuatku tertarik dalam sekali pandang saja.” jelas Kyuhyun.

Sungmin menaikkan sebelah alisnya sebelum menahan senyum, untuk mengalihkan ekspresinya Sungmin sengaja menatap bulan yang ditunjuk Kyuhyun tadi.

“Banyak pria yang merayuku dengan bahasa aneh seperti kau tadi namun…” Sungmin menghentikan ucapannya sebentar. “Entah kenapa bertambah aneh saat aku mendengarnya dari mulutmu.” Sambung gadis itu.

“Kenapa?” Kyuhyun mengerutkan dahi heran. Apa sebegitu tak sukanya Sungmin akan dirinya?

“Entahlah. Hanya merasa aneh saja.” Jawab Sungmin lagi.

Mereka terdiam sesaat sebelum Kyuhyun kembali membuka suara. “Aku ingin meminta satu hal.”

“Apa?”

“Aku ingin kau memanggilku dengan panggilan sayang versimu.” Ujar Kyuhyun lagi.

“HAH!!” Sungmin menatap Kyuhyun heran.

“Seperti kau memanggil kekasihmu dengan panggilan cher, aku juga ingin mendapati panggilan sayang darimu. Mungkin dengan begitu hubungan kita bisa berkembang.”

Sungmin masih mengerutkan dahi namun kali ini tampak berpikir. “Amour…” Lirih Sungmin.

“Amor? Artinya?” Tanya Kyuhyun dengan suara antusias.

“Amour. Artinya si mesum.” Ujar Sungmin menahan tawa.

“Apa? Si mesum? Kenapa kau memanggilku mesum?” Kyuhyun mendadak kesal mengetahui arti panggilan itu.

“Ya kenapa lagi? Kau memang mesum.” Jawab Sungmin tak acuh.

Kyuhyun tak membalas ucapan Sungmin namun jelas ia merasa kesal. Setelah itu tak ada sahutan, mereka terdiam dalam keheningan sebelum Sungmin merubah posisi berdirinya menjadi menghadap Kyuhyun. Gadis itu meneliti pakaian rumah yang Kyuhyun kenakan. Singlet dan celana di bawah lutut, hal itu jelas membuat Sungmin menahan tawa.

“Lihat apa yang kau kenakan. Payah sekali.” Cibir Sungmin.

“Kenapa?” Kyuhyun ikut menatap pakaian yang ia kenakan sebelum menatap Sungmin meminta jawaban.

Sungmin hanya bisa menggeleng seraya membungkam mulutnya agar suara tawa itu tak terdengar. Butuh beberapa menit untuk Sungmin mengatur sikapnya sebelum kembali menatap Kyuhyun.

“Sebenarnya tak buruk dan… hei! Mungkin kau bisa kumanfaatkan.” Mendadak Sungmin bersemangat saat menggumamkan kalimat terakhirnya.

“Apa?” Kyuhyun mengerutkan dahi saat tak tahu arah pembicaraan Sungmin.

“Sepertinya memang bagus. Ayo.” Tanpa peringatan Sungmin segera menarik Kyuhyun agar masuk dan Kyuhyun hanya bisa pasrah menerima perlakuan perempuan itu.

 

***

 

Sungmin menatap Kyuhyun dari bawah hingga atas saat pria itu sudah mengenakan salah satu rancangan busana musim dinginnya. Mantel modis berwarna coklat itu tampak pas di tubuh Kyuhyun.

“Oh lihat ini.” Sungmin tanpa sadar memandang takjub pada Kyuhyun seraya mulai memutari pria itu. “Kenapa kau tak jadi model saja.” Sambung Sungmin.

Kyuhyun tersenyum, ia anggap itu adalah pujian dari Sungmin atas ketampanannya. “Ya. Memang banyak yang menawarkanku untuk menjadi model namun kutolak.” Jawab Kyuhyun bangga.

Sungmin berhenti tepat di depan Kyuhyun saat menyelesaikan pengamatannya. “Cih!” Sungmin mendengus mendengar ucapan itu. “Ini karena kau mengenakan pakaian rancanganku, jika tidak kau tak akan setampan model sampul begini.” Ujar Sungmin lagi.

“Baiklah, baiklah. Apapun yang membuatmu senang.” Balas Kyuhyun.

Sungmin mencebikkan bibirnya sebelum beralih mengambil kamera bersolusi tinggi yang ada di atas nakas. “Aku akan mengambil beberapa fotomu. Untuk sekarang kau adalah modelku.” Ujar Sungmin.

“Tak masalah, namun itu semua tak gratis.”

“Apa?” Sungmin mengerutkan dahi lalu berbalik untuk menatap Kyuhyun.

Tanpa sadar Kyuhyun tersenyum. “Kau bebas mengambil gambarku namun selanjutnya kau harus menjadi kekasihku.”

Sungmin membulatkan matanya, cukup kaget dengan desakan Kyuhyun yang jelas saja tak masuk akal.

 

***

 

Siang ini mereka berada di salah satu butik ternama yang berada di pusat kota. Hampir dua jam Sungmin meneliti koleksi busana musim dingin mereka hingga ia bosan sendiri.

“Kau hanya merancang busana pria?” Kyuhyun akhirnya bersuara saat sejak tadi Sungmin hanya melihat koleksi baju pria.

“Ya.” Jawab Sungmin singkat seraya meraih satu mantel lalu ia cocokkan di tubuh Kyuhyun. “Tampaknya kau cocok memakai segala jenis pakaian.” Pujian itu dibarengi sedikit ejekan dari Sungmin yang membuat Kyuhyun hanya bisa tersenyum.

“Jadi kau sering dikelilingi pria?” Kembali Kyuhyun berujar.

“Begitulah.” Sungmin hanya menjawab seadanya. Kembali Sungmin mencocokkan satu mantel pada Kyuhyun. “Sepertinya jika ditambah sentuhan sedikit dariku akan menjadi mantel yang berbeda.” Kembali gadis itu berujar.

“Jadi begini caramu mencari inspirasi? Mengurung diri di kamar, menyendiri di tengah malam lalu masuk ke butik ternama tanpa mau membeli salah satu koleksi mereka.” Ujar Kyuhyun.

Sungmin tersenyum sebentar. “Itu sudah menjadi kebiasaanku akhir-akhir ini.” Jawabnya pelan.

Kyuhyun hanya diam dan tak merespon lagi, terus mengekori Sungmin hingga mereka berada di deretan mantel terakhir.

“Kyuhyun?” Suara perempuan di belakang mereka mengejutkan Kyuhyun dan Sungmin, mereka sontak berbalik. “Ternyata benar kau. Apa yang kau lakukan disini… OH!” Perempuan itu, Eunhyuk membulatkan matanya saat melihat gadis yang berdiri di samping Kyuhyun. “LEE SUNGMIN!!” Pekiknya keras seraya terus saja menatap Sungmin tak percaya.

“Eunhyuk-ah.” Kyuhyun menarik Eunhyuk saat melihat gadis itu ingin memeluk Sungmin. “Ikut denganku.” Kyuhyun segera membimbing Eunhyuk keluar dari butik.

“Tapi. YA!” Eunhyuk menatap Sungmin yang balas menatapnya dengan bingung. Ia ingin memeluk Sungmin namun tenaga Kyuhyun lebih besar.

 

***

 

“Apa? Amnesia?” Eunhyuk menatap Kyuhyun tak percaya. “Dan kau sudah bersama Sungmin selama ini tanpa memberitahu kami?” Tanya gadis itu lagi.

“Maaf.” Kyuhyun menatap Eunhyuk dengan tatapan menyesalnya. “Aku tak bisa berbuat apapun selain merahasiakannya dari kalian.” Jelas Kyuhyun.

“Kenapa kau merahasiakannya dari kami?” Tanya Eunhyuk.

“Jika dia tahu kita satu sekolah maka dia akan mengingat jika aku pernah menyakiti hatinya.” Jawab Kyuhyun.

“Memang sepantasnya ia tahu.” Eunhyuk berujar ketus, tampak tak suka dengan tindakan Kyuhyun.

“Aku tahu. Tapi biarkan aku memberitahunya sendiri.” Ujar Kyuhyun lagi.

“Kapan?” Eunhyuk terdengar mendesak Kyuhyun.

“Secepatnya.” Jawab Kyuhyun, ada sedikit keyakinan dari suaranya.

“Baiklah. Sekarang terserah padamu. Aku hanya tak mau nanti Sungmin makin kecewa karena sudah kau bohongi selama ini.” Ujar Eunhyuk.

“Kau bisa mengandalkanku.” Kyuhyun kembali menatap gadis itu.

“Ya sudah.” Eunhyuk menghela napas berat. “Aku akan menjauh dan menemui Sungmin lain kali jika waktunya tepat, jadi sampaikan salamku padanya.” Ujar Eunhyuk seraya bersiap.

“Hm. Maaf membuatmu susah.” Ujar Kyuhyun.

“Benar. Kau menyusahkanku. Padahal aku ingin membeli mantel untuk Donghae. Sial kau.” Ujar Eunhyuk seraya melangkah menuruni anak tangga.

Kyuhyun tersenyum mendengar umpatan itu. “Maaf Hyuk.” Ujarnya setengah berteriak.

Eunhyuk hanya mengeluarkan lima jarinya yang menandakan ia tak mempermasalahkan itu sebelum ia kembali berjalan.

Kyuhyun terus tersenyum melihat kepergian Eunhyuk dan tanpa sadar Sungmin sudah berada di sampingnya.

“Siapa dia?” Ucapan itu mengagetkan Kyuhyun dan sontak ia menatap ke samping, Sungmin ikut menatap kepergian Eunhyuk.

“Temanku.” Jawab Kyuhyun.

“Tapi sepertinya dia mengenaliku.” Ujar Sungmin.

“Hanya perasaanmu saja.” Jawab Kyuhyun. “Lalu kau ingin kemana lagi setelah ini?”

“Aku akan ke salon sendiri. Kali ini tak harus ditemani. Aku tak suka ke salon dengan membawa pengawal.” Ujar Sungmin.

“Baiklah. Aku juga akan ke perusahaan Siwon hyung.” Ujar Kyuhyun.

 

***

 

Kyuhyun mengetikkan kata ‘Amor’ di mesin pencari terjemahan ponselnya namun tak menemukan arti apapun. Kyuhyun mengerutkan dahi mengetahui hal ini dan tak sadar jika ia mengetikkan kata yang salah.

“Jadi kau membuatnya diam bahkan menerima dengan pasrah apa yang kau ajukan untuk menjadi syarat?” Siwon menatap Kyuhyun tak percaya dari meja kerjanya sementara Kyuhyun hanya balas mengangguk sebelum memasukkan ponsel, sudah cukup, Kyuhyun tak ingin mencari arti ‘Amor’ lagi.

“Sudah kukatakan aku bisa mendapatkannya.” Kyuhyun angkat bicara dengan nada suara bangga.

“Bodoh. Itu namanya pemaksaan.” Sela Siwon seraya kembali berkutat dengan pekerjaannya lagi.

“Tak masalah.” Kyuhyun mengendikkan kedua bahu pertanda tak acuh.

“Baiklah. Lakukan semaumu asal tak menjadi boomerang. Kau tahu? Ayah nona Minnie akan segera tiba di Korea dan mau tak mau kita harus menyambutnya.” Ujar Siwon.

Kyuhyun tercekat, tampak kaget dengan penuturan Siwon. “Kapan?” Tanya Kyuhyun.

“Sepertinya dalam minggu-minggu ini.” Jawab Siwon masih menatap layar laptopnya.

Kyuhyun terdiam, tampak memikirkan ucapan Siwon tadi.

“Dan ayahmu juga sudah kembali dari dinas luar Negerinya.”

“Aku tahu, umma memberitahuku lewat pesan singkat.” Jawab Kyuhyun.

“Kau tak ingin menemui ayahmu?” Siwon kembali menatap Kyuhyun.

“Bukan aku yang tak ingin menemuinya, namun appaku yang tak mau.” Kyuhyun berujar lirih, dari nada suaranya jelas pria itu tengah sedih. “Namun aku akan membelikan sesuatu untuk umma. Apa yang cocok hyung?” Sesaat kemudian Kyuhyun meminta saran.

“Sebuket bunga? Kurasa itu cukup bagus.” Saran Siwon.

“Baiklah. Aku akan mencarinya nanti.” Kyuhyun mengangguk beberapa kali.

 

***

 

Kyuhyun menepikan mobil saat melihat toko bunga yang berada di pinggir jalan. Tanpa berpikir dua kali ia membelikan sebuket bunga lili indah untuk ibunya.

“Dua saja.”

Kyuhyun meralat pesanannya pada pelayan saat ia mengingat Sungmin. Ia tersenyum dan berharap Sungmin menyukai bunga lili.

“Terima kasih.” Kyuhyun menerima bunga itu setelah terlebih dahulu membayarnya.

Hari sudah semakin sore dan Kyuhyun ingin bergegas pulang. Ia berencana memberikan bunga itu pada Sungmin terlebih dahulu baru mengunjungi ibunya.

Saat Kyuhyun meletakkan dua buket bunga lili itu di samping kursi kemudi di saat itu pula ia melihat siulet tubuh Sungmin. Kyuhyun mengerutkan dahi lalu memfokuskan pandangan kearah gadis itu. Setelah diteliti benar saja sosok itu adalah Sungmin. Ia tampak menunggu seseorang di pintu depan sebuah café.

Kyuhyun tersenyum lalu merogoh saku celananya untuk mendapatkan ponsel demi menghubungi Sungmin. Tak butuh waktu lama karena gadis itu segera menerima telepon.

“Hm?” Suara Sungmin terdengar menyapa di seberang sana.

“Kau dimana?” Tanya Kyuhyun, masih mengawasi gerak-gerik Sungmin.

“Masih di salon.” Jawab gadis itu.

Kyuhyun mengerutkan dahi lalu menatap ponselnya, Kyuhyun mengira ponsel itu tengah rusak hingga membuat jawaban Sungmin berbeda dengan kenyataan.

“Masih di salon?” Kyuhyun kembali bertanya.

“Hm. Sepertinya aku akan pulang malam. Kau sendiri dimana?” Tanya Sungmin.

“Aku juga berada di luar. Mau sekalian kujemput?”

“Tidak.” Saat menjawab itu Kyuhyun melihat jelas raut wajah panik Sungmin. “Aku bisa pulang sendiri.” Sambungnya.

“Baiklah.” Kyuhyun mengalah dan tak tahu harus menjawab apa lagi.

“Ya. Aku sibuk. Sudah dulu, kututup.” Sungmin memutuskan sambungan telepon sebelah pihak dan Kyuhyun tak berusaha mencegahnya.

Kyuhyun kembali memandang gadis itu seraya memasukkan ponsel ke saku celana sebelum Sungmin beralih masuk. Kyuhyun mendadak curiga, entah kenapa mendengar kebohongan Sungmin membuat Kyuhyun penasaran akan apa yang tengah disembunyikan gadis itu.

Kyuhyun ingin segera pulang namun sisi lain hatinya meminta Kyuhyun untuk masuk ke café, mencari tahu apa yang salah dengan Sungmin. Kyuhyun bimbang, hatinya mendua dan itu jelas membuat Kyuhyun bingung.

Setelah lama berpikir akhirnya Kyuhyun mengalah, ia ikut masuk ke café setelah sebelumnya duduk di meja tepat di belakang Sungmin. Beruntung meja itu kosong dan beruntung ada sekat di tiap-tiap meja, hal ini memudahkan Kyuhyun untuk mencari tahu ada apa sebenarnya dengan Sungmin.

“Aku tak percaya ini.”

Itu suara Eunhyuk dan Kyuhyun baru sadar jika Sungmin sengaja membuat janji dengan Eunhyuk. Apa yang tengah terjadi sebenarnya?

“Begitupun aku.”

Dan itu suara Sungmin, tampaknya dua gadis itu berbicara tanpa kendala yang jelas saja membuat Kyuhyun semakin bingung.

“Jadi bagaimana?” Kembali suara Eunhyuk terdengar, seolah menuntut jawaban Sungmin.

“Bagaimana lagi? Semua sesuai dengan yang kuperkirakan.” Ada sedikit nada bangga atas jawaban Sungmin.

“Benarkah?” Tanya Eunhyuk.

“Ya.” Sungmin menjawab yakin. “Walau bagaimanapun caranya, apapun keadaannya aku harus membuat pria itu merasakan apa yang pernah kurasakan dulu.”

Kyuhyun tertegun sebentar, entah kengapa ia merasa jawaban Sungmin ditujukan untuknya.

“Pria itu harus tahu bagaimana rasanya sakit hatiku. Pria itu… Cho Kyuhyun akan merasakan pembalasan dendam dari seorang Lee Sungmin.”

Mata Kyuhyun membulat, tenggorokannya tercekat saat mendengar ucapan Sungmin yang penuh dengan amarah dan kebencian.

.

~oOo~

.

 

T. B. C