KYUMIN \ FANFICTION | TWO HOURS | CHAPTER 2 / GENDER SWITCH

Kyuhyun mendorong Sungmin, mendesaknya hingga punggung Sungmin bersandar di kepala kloset. Sungmin benar-benar merasa terpojok dan ingin berontak namun pria itu mengunci kedua pergelangan tangannya dengan menggunakan satu tangan. Pria itu sungguh kuat dan sontak membuat Sungmin berhenti meronta saat merasa perlawanannya hanya sia-sia saja.

.

~oOo~

.

Two Hours

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

Chapter 2

.

Genre :: Romance, Family, Drama, Hurt.

.

Rate :: M For Language

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s), Vulgar Language.

.

Disclaimer :: KyuMin milik Tuhan, Orang tua mereka, Super Junior, Elf, SparKyu, Pumpkins, Joyer. Dan Saya hanya pinjam nama mereka ^^

.

~oOo~

.

 

 

Beberapa detik kemudian tangan bebas Kyuhyun terulur dan berhenti tepat di tengkuk Sungmin, mengusapnya dengan gerakan lembut dan jelas saja membuat Sungmin merinding. Hal itu sukses membuat tubuh Sungmin melemas dan beberapa saat kemudian Sungmin ikut menutup mata tanpa sadar saat Kyuhyun mulai menggerakkan bibirnya.

 

Sungmin tak membalas, hanya memejamkan mata kuat seraya mengepalkan kedua tangannya yang masih dipenjara oleh sebelah tangan Kyuhyun. Tampaknya kekalahan Sungmin dimanfaatkan benar oleh Kyuhyun, terbukti pria itu tak membuang-buang kesempatan dan berniat melakukan hal lebih lagi.

 

Sementara itu Sungmin tersentak kala merasakan lidah Kyuhyun menyapa belahan bibirnya. Bagai mendapat kekuatan super Sungmin segera membuka mata dan melepaskan kedua tangannya dari penjaraan Kyuhyun saat merasakan kungkungan pria itu mulai melemah. Tanpa membuang waktu Sungmin segera mendorong bahu Kyuhyun sekuat mungkin dan hal itu sukses membuat tautan bibir mereka terlepas. Mendapati dorongan mendadak itu membuat punggung Kyuhyun hampir menabrak pintu di belakangnya jika saja pria itu tak segera menahan pergerakan dan kelengahan Kyuhyun dimanfaatkan oleh Sungmin untuk bangkin dari duduk, tanpa basa-basi perempuan itu melayangkan tamparan kerasnya ke pipi kiri Kyuhyun dan membuat pria itu hampir terjatuh.

 

Kyuhyun kaget, jelas saja karena panas di pipi kirinya terasa hampir membakar seluruh tubuh. Dengan tangan bergetar pria itu menangkup pipi kirinya lalu menatap Sungmin tak percaya. Sungmin balas menatap pria itu dengan tatapan tajam.

 

“Menjijikkan.” Ujar Sungmin dengan suara dingin lalu tanpa peringatan segera melangkah keluar dari bilik dan saat melewati Kyuhyun Sungmin sengaja menabrakkan ujung bahu mereka cukup keras.

 

Kyuhyun masih berdiri mematung saat mendengar pintu di belakangnya tertutup lagi. Pria itu terdiam entah memikirkan apa dan beberapa menit kemudian berbalik untuk menyusul Sungmin.

 

***

 

Sungmin ingin menangis, bibir bawahnya sudah bergetar karena sejak tadi ia menahan isakan yang hampir keluar. Dengan langkah dipaksa cepat perempuan itu mendekat ke kursi tunggunya dan sebelum duduk Sungmin masih sempat-sempatnya mengamati sekitar. Tetap sama, kursi tunggu bandara itu tak ada satupun yang kosong malah pengunjungnya semakin bertambah banyak saja, membuat niat Sungmin yang ingin pindah ke kursi tunggu lain menjadi sirna seketika.

 

Sungmin menghela nafas pasrah sebelum memutuskan duduk dan sadar jika ponselnya masih disita Kyuhyun membuatnya menatap koper hitam pria itu yang berada tak jauh darinya. Sungmin memicingkan mata dan berniat mengobrak-abrik isi koper pria itu demi mendapatkan ponselnya namun segera ia urungkan karena niat tadi benar-benar kelakuan tak sopan.

 

Sungmin menghela nafas berat dan memilih menyandarkan punggungnya sebelum menatap kosong ke depan. Entah apa yang ia pikirkan dalam otaknya namun jelas terlihat jika Sungmin tengah gelisah.

 

Tak lama dari arah depan Kyuhyun datang dengan membawa sebuah botol air mineral di tangan kanannya sementara tangan kiri pria itu masih menangkup pipi kiri. Menyadari jika Kyuhyun datang membuat Sungmin mendengus dan menatap arah samping, Sungmin benar-benar tak ingin bertatapan dengan pria itu karena tak ingin mengamuk detik ini jika.

 

Kyuhyun tanpa canggung kembali duduk di sebelah Sungmin sebelum membuka tutup botol air mineral itu. “Ini.” Kyuhyun menyodorkan botol itu tepat di hadapan Sungmin dan jelas saja membuat perempuan itu menatapnya heran. Kyuhyun tersenyum manis mendapati tatapan perempuan itu. “Kau pasti lelah karena aktifitas kita tadi.” Ujarnya dan sontak membuat Sungmin menggeram tertahan. Namun memang benar, Sungmin merasa haus sekali dan dengan gerakan kasar perempuan itu menyambar botol mineral pemberian Kyuhyun untuk ia teguk kasar. Beberapa detik kemudian Sungmin memberikan botol itu pada Kyuhyun, pria itu menerimanya dan masih tersenyum sebelum meneguk sisa air mineral dari botol Sungmin.

 

Sungmin berdecih melihat kelakuan Kyuhyun yang tanpa canggung menghabiskan sisa air mineralnya. Sungmin benar-benar muak melihat kelakuan berani pria itu dan kembali mengalihkan tatapannya ke sembarang arah.

 

“Sshh. Sakit sekali.”

 

Sungmin melirik Kyuhyun saat mendengar keluhan dari mulut pria itu. Kyuhyun tampak mengusap pipi kirinya yang masih terlihat memerah. Sungmin tertegun sebentar melihat warna merah yang ia buat tadi dan tak menyangka jika tamparannya akan berbekas selama itu di pipi Kyuhyun.

 

“Pipiku rasanya kebas.” Ujar Kyuhyun lagi dan kali ini setengah merengek membuat Sungmin memutar bola matanya malas.

 

‘Kebas? Berlebihan sekali pria ini.’ Pikir Sungmin. “Kau pria atau wanita.” Akhirnya Sungmin membuka suara walau dengan nada ketus.

 

“Pria asli. Kau mau bukti?” Tanya Kyuhyun cepat dan sontak membuat Sungmin menatap kearahnya.

 

“Aku tak suka mendengar kau berbicara kasar begitu. Sudah cukup.” Ujar Sungmin tegas.

 

“Siapa yang berbicara kasar? Aku hanya ingin menawarkan bukti jika kau tak percaya.” Kilah Kyuhyun.

 

Sungmin kembali memutar bola matanya, berbincang dengan pria satu ini benar-benar menguras banyak energi. “Jika kau pria kenapa begini saja sudah merengek layaknya anak perempuan.” Cibir Sungmin kemudian.

 

Kyuhyun kembali mengusap pipi kirinya. “Tapi memang sakit. Kau menamparku dengan kekuatan penuh hingga kepalaku pusing.” Ujar Kyuhyun setengah meringis.

 

Mendengar ucapan itu membuat hati Sungmin luluh, rasa belas kasihnya terketuk dan entah dorongan darimana tangan kanan Sungmin terulur untuk menyingkirkan tangan Kyuhyun dari pipinya lalu mengambil alih pekerjaan Kyuhyun tadi, mengusap pipi kiri Kyuhyun. Sungmin kembali kaget kala merasakan pipi kiri Kyuhyun hangat. Sepertinya Sungmin benar-benar menampar pria ini dengan kuat.

 

“Maaf.” Ujar Sungmin pelan, mendadak ia menyesal dan merasa bersalah sudah menampar pria itu. “Kau melecehkanku tadi makanya aku hilang kendali. Berjanjilah jangan melakukan hal tadi lagi.”

 

“Siapa yang melecehkanmu?” Kyuhyun membulatkan matanya sekilas. “Aku menghormatimu makanya aku menciummu.” Sambung pria itu.

 

Sungmin terdiam, menatap Kyuhyun beberapa saat sebelum menekan pipi kiri pria itu dengan ibu jarinya dan sukses membuat ringisan Kyuhyun kembali terdengar. “Siapa yang mengajarimu jika mencium artinya menghormati. Dasar gila.” Ujar Sungmin seraya melepaskan tangkupannya, kembali duduk dengan benar dan menyandarkan punggung di kepala kursi, bersiap akan mengabaikan Kyuhyun lagi.

 

Tanpa Sungmin sadari Kyuhyun tersenyum seraya menatapnya lekat seolah tak berkedip, lalu pria itu tersadar dan duduk merapat kearah Sungmin.

 

“Sakit sekali. Kau harus bertanggung jawab.” Ujar Kyuhyun seraya mulai menyandarkan kepalanya di bahu kiri Sungmin.

 

“Kenapa aku harus bertanggung jawab? Jelas-jelas ini ulahmu sendiri.” Jawab Sungmin seraya menatap pucuk kepala Kyuhyun. Ia ingin menegur pria itu untuk segera menyingkir dari bahunya namun saat melihat Kyuhyun sudah bersandar nyaman di sana Sungmin mengurungkan niat. Sungmin menghela nafas berat melihat ketidakberdayaannya menghadapi tingkah semena-mena Kyuhyun, Sungmin merasa sangat amat payah sekarang.

 

“Paling tidak lakukan sesuatu agar pipiku tak sakit lagi.” Ujar Kyuhyun seraya mengenggam tangan kiri Sungmin, mengarahkan telapak tangan perempuan itu agar menangkup lagi di pipi kirinya. Kyuhyun menahan tangan Sungmin agar terus menangkup pipi kirinya dan beberapa detik kemudian memejamkan mata, seolah meresapi apa yang tengah ia lakukan.

 

Mendapati kelakuan Kyuhyun dan menyadari jika ini juga kesalahannya membuat Sungmin mau tak mau mengusap pipi kiri Kyuhyun dengan gerakan lembut dan terang saja membuat Kyuhyun tersenyum tanpa sepengetahuan Sungmin.

 

“Kepalaku juga sakit. Kau bisa memijatnya jika kau mau.”

 

“Tsk.” Sungmin memutar bola matanya lagi dan berniat menarik tangannya dari pipi Kyuhyun sebelum pria itu menahan tangannya. Sungmin terdiam mendapati kelakuan pria itu hingga tanpa peringatan Kyuhyun mengecup telapak tangannya sekilas sebelum mengarahkan telapak tangan Sungmin untuk menangkup pipi kirinya lagi.

 

“Dulu istriku sering melakukan ini jika aku tengah sakit. Dia memanjakanku hingga aku merasa seperti seorang raja berada di dekatnya.” Bisik Kyuhyun.

 

Sungmin kembali terdiam beberapa saat sebelum tersadar dan menanggapi ucapan Kyuhyun. “Jika begitu cari dia dan minta ia memanjakanmu.” Ujar Sungmin ketus, entah kenapa ia mendadak kesal mendengar Kyuhyun menceritakan perihal istrinya.

 

“Iya. Jika aku berhasil menculiknya nanti aku akan meminta langsung dia memanjakanku di atas ranjang.” Jawab Kyuhyun.

 

“Tsk! Mulai lagi.” Komentar Sungmin malas dan kembali Kyuhyun tersenyum mendengarnya.

 

Lalu tak ada perbincangan setelah itu. Kyuhyun yang memejamkan mata dan tampak ingin terlelap sedangkan Sungmin yang tenggelam dalam pikirannya sendiri seraya masih mengusap pipi kiri Kyuhyun.

 

“Jam berapa sekarang?” Tanya Sungmin, mata indahnya mengarah pada pergelangan tangan kiri Kyuhyun untuk melirik arloji pria itu.

 

“Lihat sendiri.” Kyuhyun tanpa sadar mengarahkan tangan kirinya tepat di pangkuan Sungmin dan jelas saja membuat perempuan itu mendengus lagi sebelum mengangkat tangan Kyuhyun dan memeriksa arlojinya.

 

“Satu jam lagi. Kenapa lama sekali.” Ujar Sungmin setengah frustasi seraya menjauhkan tangan Kyuhyun dari pangkuannya. Namun tampaknya Kyuhyun memiliki rencana lain, dengan berani ia memeluk perut Sungmin sementara tangan kanannya menyusup dan melingkar hangat di pinggang Sungmin.

 

“YA!” Sungmin sontak berteriak saat menyadari pria itu memeluknya dengan sangat erat. Sungmin merasa sesak namun pria itu tampaknya tak mengerti, terus saja memeluk perut Sungmin dan menyamankan kepala di bahunya.

 

“Tsk!” Sungmin hanya bisa mendengus saat lagi-lagi ia tak berdaya melepaskan diri dari Kyuhyun. Dengan rasa jengkel Sungmin menarik tangannya dari pipi Kyuhyun dan beralih menangkup tangan kiri Kyuhyun yang sudah bertengger nyaman di perutnya. “Jangan begini.” Tampaknya Sungmin masih ingin melakukan perlawanan, terlihat dari bagaimana ia berusaha menyingkirkan tangan Kyuhyun dari perutnya.

 

“Semakin kau bergerak semakin pula ini mengerat.” Ujar Kyuhyun tanpa membuka mata, suaranya berubah menjadi dingin dan Sungmin merasa Kyuhyun benar-benar tak sekedar mengancam.

 

Dengan menghela nafas berat Sungmin mengalah, tanpa sadar meletakkan tangannya di atas tangan Kyuhyun. Entah apa yang perempuan itu pikirkan namun sungguh Sungmin tak nyaman berada disituasi seperti ini. Ingin mengalihkan perhatiannya dari kungkungan Kyuhyun pandangan Sungmin mulai mengarah keluar bandara dan Sungmin membulatkan mata saat melihat kondisi di luar sana.

 

“Hujan?” Tanya Sungmin tak percaya. Kaca transparan yang memenjara sekeliling mereka tampaknya sudah basah. Sungmin tak tahu kapan rintik air yang bisa dibilang deras itu jatuh di luar sana karena sejak tadi Sungmin tak mendengar tanda-tanda akan turun hujan.

 

“Pantas mereka menunda keberangkatan.” Jawab Kyuhyun masih memejamkan mata.

 

“Apa? Tapi… aish.” Sungmin merasa kesal bukan main. Jika begini ia benar-benar terlambat tiba di London. Sungmin menatap lagi keluar bandara dan kaca transparan yang memenjara mereka banyak memberitahu Sungmin. Dari tempatnya duduk Sungmin bisa melihat kilat serta mendengar guntur bersahut-sahutan, belum lagi angin kencang yang menerbangkan benda ringan di luar sana.

 

“Jangan bilang hujan di sertai angin.” Ujar Sungmin seraya terus menatap keluar dengan pandangan antisipasi. Mendengar ucapan Sungmin membuat Kyuhyun membuka mata dan ikut menatap keluar ruangan. Sesaat pria itu tersenyum menang sebelum kembali menutup matanya.

 

“Jelas hujan berangin. Harusnya kau berdoa semoga tidak hujan disertai badai.” Ujar Kyuhyun dan jelas saja membuat Sungmin kaget. Badai? Itu jelas membuat Sungmin semakin terjebak disini.

 

“Kalimatmu seolah kau tengah meminta hujan disertai badai.” Komentar Sungmin ketus.

 

Kyuhyun kembali tersenyum dan mengeratkan pelukannya. “Ternyata kau pembaca pikiran yang hebat.” Jawab Kyuhyun tak mau kalah.

 

“Tsk!” Sungmin hanya mendengus mendengar jawaban Kyuhyun. Pria ini terlalu jujur atau memang ingin membuat Sungmin kesal? Sungmin tak terlalu ingin memikirkan jawaban itu dan kembali menatap keluar ruangan. Di luar sana angin kencang semakin menggila, Sungmin bisa melihatnya dan beruntung sekarang mereka berada di dalam ruangan yang tentu saja aman dari amukan hujan serta angin itu.

 

Satu kilat terang dan disusul suara guntur menggelegar membuat Sungmin kaget dan sontak berteriak, tanpa sadar perempuan itu berbalik memeluk Kyuhyun dan berlindung di balik tubuh pria itu.

 

Kyuhyun yang tadi nyaris terlelap sukses membuka mata saat mendapati Sungmin memeluk erat tubuhnya. Kyuhyun terdiam beberapa saat sebelum mengembangan senyum kemenangan dan balas memeluk Sungmin. Perempuan itu bergetar hebat, Kyuhyun bisa merasakannya.

 

“Tidak masalah. Kau aman jika berada di dekatku.” Bisik Kyuhyun seraya mengusap punggung Sungmin lembut dan membuat getaran dari tubuh gadis itu semakin menggila. “Jangan takut. Kita aman disini dan kau hanya perlu memejamkan mata serta jangan menatap keluar ruangan.” Saran Kyuhyun tepat di telinga kanan Sungmin.

 

“Bagaimana aku tak takut? Memejamkan mata saja cahaya kilatnya masih dapat kutangkap, belum lagi suara gemuruh yang memekakkan telingaku.” Ujar Sungmin dengan suara bergetar.

 

Kyuhyun lagi-lagi tersenyum, dengan sabar ia terus mengusap punggung Sungmin. “Kau bisa berlindung di tubuhku. Kau akan aman, aku janji.” Ujarnya lirih dan ucapan itu membuat Sungmin tersentak. Beberapa detik kemudian tak ada perbincangan sebelum Sungmin menengadah, menatap wajah Kyuhyun dan pria itu balas menatapnya dengan senyuman manis. “Kau bisa mengandalkanku.” Ujar pria itu lagi.

 

Sungmin menatap Kyuhyun dengan pandangan sendu dan membuat Kyuhyun terdiam. Dalam hati pria itu menggeram tertahan kala terus mendapati tatapan Sungmin yang seolah memancingnya untuk melakukan hal lebih.

 

Tanpa sadar Kyuhyun melonggarkan pelukan, mengulurkan sebelah tangan untuk mengusap pipi dan rambut samping Sungmin sebelum Kyuhyun mengecup sekilas bibir perempuan itu.

 

Sungmin memejamkan mata dan saat Kyuhyun menyudahi ciuman mereka kembali perempuan itu memeluknya. “Lagi-lagi kau melecehkanku. Ingatkan aku untuk menamparmu lagi nanti.” Bisik Sungmin tepat di dada Kyuhyun.

 

Mendengar itu membuat Kyuhyun tersenyum dan balas memeluk Sungmin. “Menamparku dengan bibirmu? Aku setuju.” Jawab pria itu sekenanya dan Sungmin hanya bisa mendengus tertahan, beruntung karena petir jika tidak Sungmin sudah melayangkan tamparannya lagi di pipi Kyuhyun. “Tubuhmu hangat. Aku senang memelukmu.” Bisik Kyuhyun yang jelas saja membuat Sungmin kaget namun beberapa saat kemudian Sungmin tersenyum tanpa Kyuhyun sadari dan mengeratkan pelukannya. “Dan tubuhmu terlalu panas.” Sungmin balas berbisik.

 

“Apa?” Kyuhyun tak terlalu jelas menangkap ucapan perempuan itu dan beralih menatapnya, sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Sungmin yang tepat berada di dadanya.

 

Sungmin menggeleng dan tak ingin menjawab pertanyaan Kyuhyun, biarlah pria itu diliputi rasa penasaran, siapa suruh ia bermain-main dengan Sungmin.

 

“Kau ini.” Bukannya marah, Kyuhyun malah tersenyum mendapati ulah Sungmin. Dengan berani pria itu mengecup pucuk kepala Sungmin sebelum menenggelamkan wajahnya di helaian rambut hitam perempuan itu. “Wangimu memikat. Aku menyukainya.” Ujar Kyuhyun lagi dan kali ini Sungmin tersentak mendengar ucapan itu. Dapat Kyuhyun rasakan Sungmin menegang di dalam pelukannya dan sekali lagi Kyuhyun tersenyum menang.

 

“Kau jangan berbuat kurang ajar padaku. Jika bukan karena petir aku tak akan sudi memelukmu.” Ujar Sungmin ketus, mendadak perempuan itu kembali bersikap dingin dan bukannya kaget, Kyuhyun malah terkekeh mendengar nada peringatan Sungmin.

 

“Baiklah. Tak akan ada lagi tindakan kurang ajar. Aku janji.” Ujar Kyuhyun dengan suara yang dibuat-buat, Sungmin tak menanggapi dan memilih memejamkan matanya. Tak ada perbincangan lagi setelah itu dan Kyuhyun kembali merasa bosan. Di luar sana hujan masih turun dengan deras dan kilat serta guruh masih menemani, tak lupa angin yang semakin menggila juga turut memeriahkan kondisi di luar sana.

 

“Kau ini perempuan yang galak. Aku penasaran apa ada pria yang mau denganmu.” Kyuhyun berujar seolah ia benar-benar penasaran dan ucapan itu membuat Sungmin mencebikkan bibirnya.

 

“Kau saja rela menceraikan istri yang kau cintai tujuh tahun lalu demi mendapatkanku, apa kau harus bertanya lagi bagaimana populernya aku diantara para pria?” Tanya Sungmin dengan nada sombong yang segera mendapati anggukan Kyuhyun.

 

“Benar juga. Pesonamu benar-benar sulit untuk ditolak namun sikap galakmu itu yang menjadi kendala.” Komentar Kyuhyun.

 

“Tak masalah. Aku juga tak membutuhkan pria.” Ujarnya kemudian.

 

“Benarkah? Jangan bilang kau penyuka sesama jenis. Pantas tadi marah sekali saat kucium.” Ujar Kyuhyun setengah terkekeh.

 

Sungmin menghela nafasnya mendengar ucapan Kyuhyun. “Aku normal.” Jawabnya datar.

 

“Jika normal kau tak akan menolak untuk kunikahi.” Jawab Kyuhyun.

 

“Kau yang gila jika menginginkan itu.” Sungmin berujar lagi dengan nada suara dingin.

 

“Tidak. Siapa bilang? Kau bisa mengatakanku gila jika aku menyuruhmu menikahi istriku.” Kyuhyun berujar tak mau kalah dan kembali membuat Sungmin menghela nafas.

 

“Terserahlah.” Jawab Sungmin malas dan tentu saja membuat senyuman Kyuhyun lagi-lagi terkembang.

 

“Jangan bilang kau ke London demi menghindari priamu.” Terka Kyuhyun.

 

Sungmin tak langsung menjawab, memilih kembali menghela nafasnya berat. “Aku ingat jika masalahku bukan urusanmu dan kau tak punya hak untuk bertanya.” Jawab Sungmin ketus.

 

“Oh maaf.” Kyuhyun hampir tertawa mendengar jawaban itu. “Aku hanya ingin memberi solusi jika kau ingin menghindari priamu lebih baik habiskan waktu denganku. Kita membuat skandal besar yang akan mencengangkan pasangan kita.” Ujar Kyuhyun setengah tertawa.

 

Sungmin kembali menghela nafas. Pria ini benar-benar tak tahu malu menurut Sungmin. Diberi hati malah minta jantung, harusnya dia berterima kasih karena Sungmin telah sudi mengajaknya bicara.

 

“Ini tak lucu lagi.” Sungmin melepaskan pelukan dan berniat menjauh dari Kyuhyun namun pria ini tak sependapat, ia tetap memeluk Sungmin dan tak ingin sedikitpun melepaskannya.

 

“Memang tak lucu. Aku tak bermaksud menjadi pelawak di depanmu nona.” Bisik Kyuhyun tepat di telinga kanan Sungmin.

 

Sungmin kembali terdiam dan entah kenapa pikirannya mendadak kacau. Kenapa pria ini mengucapkan hal yang membuat Sungmin merasa aneh sendiri?

 

Mengetahui bungkamnya Sungmin membuat Kyuhyun tersenyum sekilas, mengeratkan pelukan mereka dan setelah itu tak ada perbincangan di antara mereka. Tampaknya dua orang itu sibuk dengan dunia mereka sendiri.

 

Namun tak berapa lama pengumuman dari pihak bandara memenuhi ruangan dan jelas saja bisa didengar Sungmin. Suara perempuan yang terdengar dari pengeras suara itu mengumumkan jika penerbangan dibatalkan untuk semua jurusan.

 

“APA!” Sungmin sontak mendorong tubuh Kyuhyun kuat hingga membuat pelukan mereka terlepas. “Dibatalkan? Apa mereka gila?” Tanya Sungmin panik seraya menatap arah pengeras suara. “Tak bisa dibiarkan.” Perempuan itu sontak berdiri dari duduk dan melangkah untuk mencari pihak bandara yang menurutnya harus menjelaskan masalah ini.

 

“Hei.” Kyuhyun yang baru sadar jika Sungmin ingin menemui pihak bandara segera mengejar perempuan itu.

 

***

 

“Dibatalkan? Apa kalian gila? Aku harus segera ke London dan kalian seenaknya mengatakan batal?” Sungmin sejak tadi terus saja berdebat dan menyuarakan kekecewaannya pada salah satu perempuan berseragam yang duduk di seberang meja.

 

“Iya nyonya. Maafkan atas kejadian ini. Pembatalan bukan tanpa alasan. Anda lihat di luar.” Perempuan itu menunjuk kaca transparan di belakangnya dan disana hujan berangin masih menyergap mereka. “Tidak mungkin kami menentang bahaya dengan melanjutkan penerbangan. Terlalu beresiko nyonya.” Jawabnya yang jelas saja masuk akal.

 

“Tapi…” Sungmin kehabisan kata-kata dan tampak berpikir. “… ini tetap kesalahan kalian. Kalian menunda dua jam dan apa yang kalian lakukan selama dua jam? Harusnya kalian jangan mengulur waktu dan lihat sekarang. Ini kesalahan kalian.” Protes Sungmin lagi.

 

Perempuan yang menjadi objek amukan Sungmin hanya bisa tersenyum ramah sebelum menjawab. “Maaf nyonya. Kami menunda penerbangan dua jam juga bukan tanpa alasan. Mohon nyonya berpikir dewasa dalam menyikapi ini. Kami membatalkan penerbangan untuk keselamatan kita semua.” Ujar perempuan itu tenang, tak bergetar sama sekali mendapat amukan Sungmin.

 

“Jadi bagaimana sekarang? Aku harus segera tiba di London.” Ujar Sungmin setengah frustasi.

 

“Jika hujan badai sudah mereda kami rasa besok penerbangan sudah beroperasi seperti sedia kala. Anda tenang saja.” Jawabnya lagi.

 

“Tenang, tenang. Enak sekali kalian berucap begitu. Ini benar-benar karena penundaan selama dua jam. Jika kalian tidak menundanya maka aku sudah berada di dalam pesawat sekarang.” Murka Sungmin lagi.

 

“Sudahlah.” Kyuyun yang sejak tadi berada di samping Sungmin mulai membuka suara. “Kau bisa pergi dengan penerbangan pagi besok.” Sambung Kyuhyun.

 

“Aish!” Sungmin menggeram mendengar jawaban Kyuhyun sementara pria itu mulai menatap perempuan berseragam rapi di depannya seraya tersenyum.

 

“Maafkan dia nona. Maklum tengah diburu waktu.” Ujar Kyuhyun menjelaskan.

 

“Iya tuan. Tak masalah. Maaf sudah mengecewakan anda dan istri anda.” Ujar perempuan itu lagi, masih tersenyum.

 

“Apa? Istri?” Mata Sungmin membulat menatap perempuan itu seakan tak terima namun sadar jika permasalah penting bukan terletak pada tuduhan perempuan tadi. “Jadi bagaimana sekarang? Apa kami harus menunggu di sini semalaman?” Tanya Sungmin masih dengan nada marah.

 

Perempuan berseragam rapi itu tersenyum menanggapi ucapan Sungmin. “Di bandara ini lengkap nyonya, anda tak perlu cemas. Di sayap kanan tersedia hotel berbintang, anda bisa menyewa salah satu kamar disana.” Saran perempuan itu.

 

“Tsk!” Sungmin kembali mendengus namun dalam hati membenarkan ucapan perempuan itu.

 

“Terima kasih sarannya manis.” Ujar Kyuhyun seraya tersenyum, menyentuh sekilas dagu perempuan itu dan terang saja membuat Sungmin menatapnya jijik.

 

“Dasar gila.” Maki Sungmin sebelum berbalik, melangkah terburu-buru menuju kursi tunggunya tadi.

 

“Sayang tunggu aku.” Kyuhyun setengah berteriak dan segera menyusul langkah Sungmin. “Pergi kesana denganku, hm?” Tanya Kyuhyun saat melihat Sungmin tengah menyandang tas lalu menarik gagang kopernya. Sebelum melangkah Sungmin menyempatkan diri menatap Kyuhyun.

 

“Menjauh dariku.” Ujarnya ketus dan mulai melangkah. Kyuhyun tersenyum mendengar ucapan itu dan tanpa buang waktu segera menarik gagang kopernya demi mengekori Sungmin. Tampaknya peringatan Sungmin tak diterima baik oleh Kyuhyun. Pria satu ini benar-benar keras kepala.

 

***

 

Sungmin dan Kyuhyun tiba di meja resepsionis hotel itu dan segera memesan kamar.

 

“Satu kamar untuk satu malam, tolong.” Sungmin segera berujar dan dengan sigap perempuan resepsionis itu menatap layar komputernya.

 

“Anda berdua beruntung. Yang tersisa hanya satu kamar VIP di lantai atas.”

 

“Apa?” Mendengar ucapan resepsionis itu membuat Kyuhyun dan Sungmin berteriak bersamaan. “Tinggal satu kamar? Apa tak ada dua kamar yang tersisa?” Tanya Sungmin setengah panik.

 

“Tidak ada nyonya. Kebetulan banyak pengunjung yang menyewa kamar di karenakan tak bisa pulang.” Jelas resepsionis itu.

 

“Tsk!” Sungmin kembali mendengus, benar-benar merutuki kejadian yang menimpanya saat ini.

 

Kyuhyun menatap Sungmin lekat sebelum bertanya pada perempuan itu. “Jadi bagaimana?”

 

“Aku akan cari hotel lain.” Ujar Sungmin seraya mengenggam gagang kopernya, berniat melangkah namun urung saat Kyuhyun mengenggam lengannya. Sungmin menatap pria itu dengan kerutan di dahi seolah bertanya.

 

“Tak mungkin kau mencari hotel lain. Bahkan aku yakin tak ada taksi yang beroperasi di luar sana saat hujan badai begini. Mau mencari hotel dimana kau?” Tanya Kyuhyun yang segera membuat Sungmin tersadar, perempuan itu membenarkan ucapan Kyuhyun dalam hati.

 

Sungmin terdiam sesaat dan mendadak keraguan menyelimutinya. Ia tak bisa hanya berdua saja dengan Kyuhyun di dalam satu ruangan yang di sebut kamar hotel namun ia juga tak bisa mencari hotel lain di luar sana.

 

“Jadi bagaimana tuan dan nyonya? Anda berdua ingin menyewa kamar ini atau tidak?” Tanya resepsionis itu memastikan.

 

“Tunggu sebentar, dia masih berpikir.” Kyuhyun tersenyum pada resepsionis itu seolah meminta pengertian.

 

“Berpikir? Kenapa harus berpikir. Bukankah anda berdua pasangan suami-istri?” Tanya perempuan itu lagi.

 

“Apa?” Sungmin menatap resepsionis itu tajam dan kembali merasa kesal bukan main. “Dengar nona. Kami…”

 

“Sepasang suami istri. Benar. Kami akan menyewa satu kamar yang tersisa.” Ujar Kyuhyun memotong ucapan Sungmin.

 

“Apa?” Sungmin kembali berteriak dan menatap Kyuhyun tajam. “Kau!”

 

“Baiklah. Ini kuncinya dan semoga ini malam yang indah untuk anda berdua.” Ujar resepsionis itu seraya memberikan sebuah kartu pada Kyuhyun.

 

“Terima kasih.” Kyuhyun tersenyum dan segera mengambil kartu itu. “Ayo.” Kyuhyun mengenggam pergelangan tangan Sungmin sementara sebelah tangannya mulai menyeret koper.

 

“Apa? Aku tak mau satu kamar denganmu. Hei.” Sungmin ingin berontak namun tak bisa saat Kyuhyun terus saja menariknya menuju lift. Saat pintu lift terbuka tanpa buang waktu kembali Kyuhyun menarik Sungmin agar masuk ke dalam kotak besi itu.

 

“Aku tak mau sekamar denganmu! Hei! Kau tak mendengarku?! YA!!” Teriakan Sungmin teredam kala pintu lift itu tertutup.

 

.

~oOo~

.

T. B. C