FF \ KYUMIN | CHO’S WEDDING PARTY | GS / ONESHOT

Sungmin memegang kartu undangan pernikahan itu dengan gemetar. Sejak tadi ia menahan tangis agar tak keluar dari tenggorokannya. Jika saja Eunhyuk tak ada di sini, di kamarnya, bersama dengannya dan tengah berbaring di atas kasurnya mungkin saja Sungmin sudah menangis keras dan sesegukan parah.

.

~oOo~

.

Cho’s Wedding Party

.

Presented by Melani KyuminElfSha

.

FanFiction

.

One Shot

.

Genre :: Romance, Family, Drama, Hurt.

.

Rate :: T

.

Warning :: GS, Tak sesuai EYD, OOC, Typo(s).

.

Disclaimer :: KyuMin milik Tuhan, Orang tua mereka, Super Junior, Elf, SparKyu, Pumpkins, Joyer. Dan Saya hanya pinjam nama mereka ^^

.

~oOo~

.

 

“Pernikahannya seminggu lagi, kau sudah menyiapkan gaun?”

Pertanyaan Eunhyuk sukses menyadarkan Sungmin dari lamunan, dengan masih gemetar ia meletakkan undangan itu di atas meja rias sebelum ikut berbaring di samping Eunhyuk. “Belum.” Jawabnya dengan suara pelan karena menahan getar isakan agar tak keluar. Bisa gawat jika Eunhyuk tahu ia akan menangis.

“Jika begitu kita berburu gaun bersama saja. Kudengar butik keluarga Cho memberikan potongan harga untuk teman-teman dekat anaknya terlebih ibu Cho Kyuhyun kenal dengan kita. Aku yakin dia memberi harga miring untuk gaun yang berkelas. Ayo.” Eunhyuk segera bangkit lalu menarik tangan Sungmin agar gadis itu ikut bangkit namun Eunhyuk malah dikejutkan atas hangatnya tangan Sungmin. “Oh. Kau sakit Min?” Eunhyuk mendadak cemas lalu kembali membimbing Sungmin agar rebahan di atas kasur.

Ditanya seperti itu Sungmin hanya bisa meringis seraya memejamkan mata, mendadak dahinya ikut panas. “Hanya tak enak badan.” Gumamnya pelan.

“Oh Tuhan. Tak bisa dibiarkan. Aku akan mengambil obat penurun panas. Kau tunggu di sini.” Dengan segera Eunhyuk melesat turun dari ranjang lalu menghilang di balik pintu.

Saat tahu ia hanya tinggal sendiri di dalam kamar membuat Sungmin mulai menitikkan air mata. Awalnya hanya sedikit namun mengingat jika pria yang ia cintai diam-diam sebentar lagi akan menikah membuat tangis Sungmin semakin menjadi-jadi. “Cho Kyuhyun, Cho Kyuhyun.” Sepanjang isak tangisnya Sungmin hanya mampu mengucapkan nama itu hingga Eunhyuk kembali ke kamar dan mendapati sahabatnya yang menangis hebat.

Eunhyuk duduk dengan hati-hat di samping Sungmin. “Kau kenapa?” Gadis itu bertanya dengan suara pelan, takut membuat Sungmin semakin sedih.

“Aku hanya takut… takut tak akan bisa menghadiri pesta pernikahan Cho Kyuhyun.”

Eunhyuk mengerutkan dahi mendengar penuturan Sungmin. “Pernikahan keluarga Cho seminggu lagi dan kau tak akan sakit selama itu.” Eunhyuk menggelengkan kepala seraya membantu Sungmin duduk, setelah itu ia memberikan pil penurun panas ke tangan Sungmin. “Minum itu lalu tidur.” Perintah Eunhyuk tanpa mau dibantah yang membuat Sungmin akhirnya menurut.

Sulit mengungkapkan apa yang terjadi pada Eunhyuk, gadis itu walau sahabatnya namun Sungmin tak bisa mengakui jika selama ini, enam tahun terakhir dia mencintai Cho Kyuhyun dalam diam. Sungmin tak mampu mengungkapkan bahkan bercerita pada sahabatnya sendiri karena takut dianggap sebagai penghianat.

Dari dulu semua orang di sekolah bahkan kampus mereka juga tahu jika ia, Cho Kyuhyun, Lee Eunhyuk, dan Lee Donghae adalah empat sekawan yang tak akan terpisah. Walau Eunhyuk dan Donghae sudah lebih dulu menjalin hubungan namun Sungmin tak mau merusak pertemanan mereka dengan mengungkapkan cinta pada Cho Kyuhyun yang memang sudah dari dulu menyukai adik tingkat mereka.

Jika perasaan Sungmin ditolak maka Sungmin akan merasa canggung jika mereka berempat berkumpul. Itu yang Sungmin hindari enam tahun ini namun Sungmin tak menyangka jika Kyuhyun akan menikahi adik tingkat yang sudah lama ia incar. Sungmin kira Kyuhyun tak akan melakukan itu. Jika saja Sungmin tahu akan seperti ini jadinya maka ia akan mengungkapkan perasaan pada Kyuhyun walau pria itu menolaknya kelak.

Setelah yakin Sungmin meminum obatnya dengan benar Eunhyuk kembali merebahkan tubuh Sungmin di atas kasur sebelum menarik selimut untuk menutupi tubuh gadis itu. “Istirahatlah. Masalah gaun akan kuminta nyonya Cho atau bahkan jika ada anak laki-lakinya untuk memilihkan gaun untukmu. Kau tak akan kecewa dengan gaun pilihan kami. Tenang saja.” Eunhyuk tersenyum hangat dan dibalas senyum terpaksa dari Sungmin.

Masalah gaun, sebenarnya ia tak mau mengenakan pakaian formal itu bahkan tak mau menghadiri acara pernikahan Cho Kyuhyun seminggu lagi. Sungmin benar-benar tak mau pergi karena takut hatinya akan semakin sakit.

***

Seminggu waktu yang digunakan Sungmin untuk beristirahat melawan demam akhirnya berlalu dengan cepat. Setiap malam Sungmin berharap agar keadaan tubuhnya semakin parah terutama saat hari dimana pesta pernikahan Cho Kyuhyun berlangsung agar ia memiliki alasan untuk tak hadir, namun tampaknya Tuhan berkehendak lain. Tepat saat ini, hari dimana putra pertama keluarga Cho mengucapkan janji pernikahan dan menggelar pesta pernikahan dengan megah secara ajaib pula demam Sungmin menghilang, membuatnya malam ini terpaksa menghadiri pesta pernikahan pria yang ia cintai.

Eunhyuk sejak pagi sudah puluhan kali menghubungi ponsel bahkan mengiriminya pesan untuk datang jadi Sungmin mengalah pasrah dan disinilah dia sekarang, berdiri di depan pintu masuk untuk mengantre dengan para undangan lain sebelum memberikan kartu pada pengawal yang berjaga di pintu.

Sungmin menghela napas saat kakinya memasuki halaman luas milik rumah keluarga Cho tempat di selenggarakannya pesta pernikahan itu. Pesta dengan kolam renang cukup besar yang berada di tengah-tengah area membuat Sungmin berdecak kagum, ternyata Cho Kyuhyun tak main-main dengan pesta pernikahan. Sudah tentu Kyuhyun sangat amat mencintai Kim Seulgi hingga mau merencanakan konsep pernikahan megah seperti ini.

Sungmin terus melangkah hingga kini kakinya tiba di pinggir kolam yang dihias semenawan mungkin, langkah Sungmin terhenti namun tatapannya lurus kedepan seolah terkunci pada dua sosok yang duduk di pelaminan. Hati Sungmin berdenyut sakit saat melihat bagaimana Kyuhyun berinteraksi pada Seulgi, benar-benar tawa alami dan Sungmin jarang melihat senyum itu di bibir Kyuhyun saat mereka tengah bersama.

“Kau sudah datang?” Suara Eunhyuk yang tiba-tiba terdengar menyentakkan Sungmin, membuat air mata yang ingin mengalir sontak masuk kembali ke pelupuknya. “Tuan muda Cho yang cerewet itu akan marah jika kau datang terlambat, sana temui dia.” Eunhyuk tanpa perasaan mendorong Sungmin agar kembali melangkah tanpa memikirkan perasaannya. Namun memikirkan apa yang Eunhyuk katakan tadi ada benarnya membuat Sungmin mau tak mau melangkah juga.

Saat mendekati pelaminan dua sosok yang tampak sangat bahagia itu menghentikan tawa saat Seulgi lebih dulu mendapati kedatangan Sungmin.

“Eonni.” Seulgi berdiri dari duduk untuk menyambutnya sedangkan Kyuhyun mengikuti arah pandang Seulgi. Sungmin menangkap raut lega yang ditunjukkan mata Kyuhyun dibalik kacamata yang dikenakannya. “Akhirnya kau datang.” Ujar Seulgi seraya membuka kedua tangan, bermaksud menunggu pelukan Sungmin.

Kyuhyun yang diam tanpa kata mulai melempar senyum tulusnya dan Sungmin sempat berdegup melihat senyum itu. Sadar jika ia ada di tengah pesta membuat Sungmin buru-buru mendekati Seulgi untuk memberikannya sebuah pelukan namun sebelum itu menyempatkan diri membalas senyuman Kyuhyun.

“Selamat atas pernikahannya. Maaf aku tak datang saat kalian mengucapkan sumpah pernikahan.” Ujar Sungmin saat memeluk Seulgi lalu melepasnya beberapa detik kemudian.

Saat mereka berhadapan Seulgi menghadiahi Sungmin dengan senyum tulusnya hingga Sungmin merasa tak enak hati karena ia sering memiliki pikiran untuk merebut Kyuhyun dari sisi Seulgi. Pikiran yang sangat buruk, tapi mau bagaimana lagi? Sungmin sudah terlanjur jatuh cinta pada putra pertama keluarga Cho itu.

“Padahal sahabatmu ini berharap kau datang eonni, tapi tampaknya sekarang ia sudah bisa bernapas lega melihat kadatanganmu.” Adu Seulgi.

Sungmin balas tersenyum namun dalam hati meringis sakit. Jika ia datang tadi siang, melihat Kyuhyun mengucapkan sumpah pernikahan lalu melihat Kyuhyun mencium Seulgi didepan matanya maka Sungmin akan pingsan di tempat atau bahkan ia bisa saja membuat ulah dengan cara menculik Kyuhyun sebelum mengucapkan sumpah pernikahan.

Sungmin melirik ke arah Kyuhyun yang berdiri di samping Seulgi. “Hei, selamat atas pernikahanmu.” Sungmin sebisa mungkin tidak menitikkan air mata namun pertahanannya hancur saat Kyuhyun menarik tubuhnya ke dalam pelukan.

“Terima kasih. Kupikir kau tak datang.” Suara lembut Kyuhyun mengalun di dekat telinganya, membuat Sungmin semakin menangis dalam diam.

Pria itu melepaskan pelukan untuk sekedar melihat wajah Sungmin namun betapa kagetnya ia saat melihat mata Sungmin basah sempurna. “Kenapa menangis?” Pria itu mengusap lembut sudut mata Sungmin beberapa kali hingga Sungmin merasa tak bisa bertahan lagi.

Melihat Kyuhyun menatapnya dengan tulus di balik kaca mata transparan itu membuat Sungmin kembali merasa bersalah. Kyuhyun ternyata hanya menganggapnya sebagai sahabat, bahkan adik saja. “Ini tangis bahagia, bodoh.” Sungmin menepis pelan tangan pria itu agar tak tersinggung sebelum mengusap air matanya sendiri. “Bagaimanapun selamat atas pernikahan kalian.” Sungmin baru berani mengangkat kepala dan memamerkan senyum lebarnya saat air mata berhenti mengalir.

“Terima kasih.” Jawab pasangan baru itu hampir bersamaan. Membuat Sungmin tak ingin berlama-lama di dekat mereka.

“Jika begitu aku akan menikmati hidangan dan pestanya.” Sungmin mundur selangkah namun tangan Kyuhyun segera menehan pergelangan tangannya.

“Kenapa cepat sekali?” Tanya Kyuhyun heran.

Sungmin diam, matanya menatap mata Kyuhyun dari balik kaca mata itu dengan lekat. Seolah ini adalah terakhir kali ia memandang Kyuhyun sebagai cinta pertamanya karena mulai detik ini pria itu sudah dimiliki Seulgi.

“Aku belum makan seharian jadi ingin makan sepuasnya disini.” Jawab Sungmin berpura-pura antusias.

“Ah~” Kyuhyun mengerti lalu dengan berat hati melepas pergelangan tangan Sungmin. “Kudengar seminggu ini kau demam. Apa sudah baikan?” Kyuhyun teringat akan kondisi Sungmin saat Eunhyuk berkunjung ke butik ibunya kala itu.

“Aku sudah baikan. Dan bagaimana penampilanku dengan gaun pilihan kalian?” Tanya Sungmin seraya menatap diri sendiri. Ia terpaksa mengenakan gaun pemberian Eunhyuk seminggu lalu yang ternyata pilihan Kyuhyun dan juga ibunya. Kyuhyun memilih gaun dengan warna emas yang tak terlalu mencolok, memiliki terusan panjang dan juga atasan yang berlengan. Gaun ini indah namun tak seperti gaun pesta, pikir Sungmin.

“Kau cantik. Gaun itu cocok untukmu.”

Sungmin menelan ludah mendengar pujian Kyuhyun. Tak ia sangka jika Kyuhyun berpikir gaun tertutup seperti ini cocok di tubuhnya. Sepertinya Sungmin memang tak pantas mengenakan pakaian terbuka.

“Iya eonni. Kau cantik sekali. Hampir saja aku marah karena kau nyaris mengalahkan kecantikanku malam ini.” Itu pujian dari Seulgi yang semakin membuat Sungmin sulit menelan ludah.

“Kalian berdua kompak sekali.” Sungmin akhirnya bisa bersuara juga. “Jika begitu aku akan bergabung dengan Eunhyuk. Kalian berbahagialah.” Sungmin menepuk bahu dua orang itu sebelum pergi.

“Nikmati jamuan dan pestanya.” Suara Seulgi terdengar setengah berteriak saat Sungmin berbalik dan melangkah meninggalkan pelaminan.

“Hm.” Jawab Sungmin singkat tanpa menghentikan langkah. Selamat tinggal, Cho Kyuhyun, batin Sungmin kemudian.

***

“Bawakan aku soju.” Saat Sungmin baru saja duduk di samping Eunhyuk ia segera memesan pada pelayan yang kebetulan berada di dekat meja mereka.

“Soju tidak ada nona.” Jawab pelayan itu cepat.

“Apapun, yang penting alkohol kadar tinggi.” Jawab Sungmin putus asa. Entah mengapa Sungmin ingin melupakan pernikahan, Kyuhyun, Seulgi bahkan pesta ini dengan meminum alkohol berkadar tinggi.

Eunhyuk menatap Donghae penuh tanya akan kelakuan sahabat mereka. Mereka tahu Sungmin bukan gadis peminum, sekalipun mereka memaksa Sungmin namun gadis itu tak akan mau menyentuhnya. Tapi kali ini malah kelakuan Sungmin aneh, ia meminta minuman berkadar alkohol tinggi yang jelas saja akan menumbangkan Sungmin dalam satu kali tegukan.

“Tak baik di pesta pernikahan sahabat kita kau malah mabuk.” Tegur Eunhyuk halus agar Sungmin tak tersinggung.

“Benar. Lebih baik wine saja. Ini belum kusentuh.” Donghae mendorong gelas wine ke hadapan Sungmin yang segera diteguk gadis itu. Namun baru satu tegukan Sungmin sudah meringis.

“Lihat itu, kau tak bisa minum malah memaksa.” Ujar Eunhyuk seraya geleng kepala namun Sungmin tak mau tahu, ia mengabaikan rasa pahit dan terbakar dari wine dan kembali ingin meneguknya.

“Jangan bodoh.” Sambaran cepat di gelas yang ia pegang membuat Sungmin gagal untuk minum. Sungmin ingin marah namun urung saat mengetahui jika Kyuhyunlah sang pelaku kurang ajar itu.

Kyuhyun mengabaikan tatapan tajam Sungmin kemudian duduk di samping gadis itu. “Dia kenapa?” Tanya Kyuhyun pada Donghae dan Eunhyuk.

“Tak tahu. Tiba-tiba memesan minuman beralkohol tinggi.” Adu Eunhyuk.

“Gadis gila.” Kyuhyun kali ini balas menatap Sungmin lalu memukul pelan kepala gadis itu, berharap Sungmin menyadari kebodohannya namun gadis itu malah diam seraya membuang muka agar mata mereka tak bertemu tatap, lagi.

Entah pengaruh alkohol yang baru sedikit ia teguk atau pengaruh sikap hangat Kyuhyun, Sungmin tak tahu yang mana namun yang jelas ia merasa Kyuhyun yang satu ini berbeda. Apa karena kacamata yang selama ini pria itu kenakan tak lagi bertengger di pangkal hidungnya atau karena Kyuhyun satu ini memiliki senyum berbeda.

Sungmin menggelengkan kepala membuang harapan palsu yang mendadak muncul di benaknya. Tentu saja senyum Kyuhyun berbeda malam ini, jelas karena ia terlalu bahagia karena sudah menikah. Tampaknya Sungmin benar-benar tak bisa bersahabat dengan alkohol karena terbukti bisa membuat pikiran bodohnya tercipta.

“Apa yang kau pikirkan, hm?”

Sungmin yang sibuk dengan dunia sendiri dikejutkan dengan wajah Kyuhyun yang berada sangat dekat dengan wajahnya. Sungmin bisa merasakan napas hangat pria itu menerpa wajahnya.

“Aku hanya melamun.” Sungmin menjawab gugup seraya memundurkan wajah, memberi celah agar Kyuhyun menjauh. Degup jantung Sungmin kembali memacu cepat terlebih ia kembali merasakan perasaan saat pertama kali ia bertemu Kyuhyun. Benar, degup jantung yang berpacu cepat, wajah hangat karena merona malu dan juga pikiran kacau seperti ini adalah perasaan yang Sungmin alami saat pertama kali ia bertemu Kyuhyun di depan gerbang sekolah. Pria itu membantunya mencari kunci yang hilang lalu memberikan bantal penghangat untuk Sungmin.

Sungmin kembali ingin menangis. Kenapa di saat seperti ini ia malah teringat akan kesan pertamanya pada Kyuhyun? Kesan yang bahkan akhir-akhir ini tak ia alami lagi.

“Melamunkan apa?” Tanya Kyuhyun seraya terus mengamati Sungmin, sesekali ia meneguk wine dari gelas Sungmin tadi.

“Hanya…” Sungmin tak bisa meneruskan jawabannya karena itu semua menyangkut Kyuhyun. Bagaimana bisa ia mengaku tengah memikirkan pria beristri yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. “Eh, kemana kaca matamu?” Sungmin tanpa sadar bertanya saat menyadari mata bening Kyuhyun tak tertutupi apapun.

“Aku tak mengenakan kaca mata.” Jawab Kyuhyun tak acuh yang membuat Sungmin mengerutkan mata heran.

Sungmin kembali tersadar dan memicingkan mata saat mengetahui tuxedo yang dikenakan Kyuhyun berbeda saat di pelaminan. Sungmin ingat sekali jika tadi Kyuhyun mengenakan tuxedo putih dan sekarang sudah berganti dengan tuxedo hitam.

Tapi saat mengetahui itu semua bukan urusannya membuat Sungmin kembali menghela napas putus asa. “Cepat kembali ke pesta. Jangan disini.” Ujar Sungmin malas dan berniat merebut gelas dari tangan Kyuhyun namun ternyata pria itu cukup gesit hingga Sungmin gagal merebut gelasnya.

“Aku bosan di sini.” Kyuhyun mendadak berdiri lalu menarik lengan Sungmin agar gadis itu ikut berdiri.

“Kemana?” Tanya Sungmin kaget.

“Melarikan diri. Apa lagi.” Kyuhyun tersenyum sebelum menarik Sungmin menjauhi meja tanpa meminta izin pada Eunhyuk dan Donghae yang sejak tadi memantau pergerakan mereka. Dan Sungmin heran mengapa dua orang itu tak mencegah niat kyuhyun.

“Jangan gila, bodoh! Bagaimana dengan pernikahannya?” Sungmin mencoba melepas tarikan Kyuhyun walau sebenarnya ia tak mau.

“Ini pernikahanmu?” Kyuhyun berhenti dan berdiri di hadapan Sungmin, mengunci tatapan mereka dengan erat.

“Bu-bukan.” Jawab Sungmin setengah gugup. Entah mengapa kembali ditatap mata Kyuhyun tanpa kaca mata membuatnya teringat akan kejadian enam tahun lalu. Sungguh, saat Kyuhyun mengenakan kacamata ia tak pernah segugup ini meski mata mereka bertemu.

“Ya sudah, kenapa mencemaskan pernikahan jika ini bukan pernikahanmu.” Kyuhyun berujar dan kembali menarik Sungmin.

“Tapi…” sungmin ingin menolak namun urung saat teringat bagaimana keras kepalanya Kyuhyun. Terpaksa Sungmin menatap arah pelaminan dan disana Seulgipun tak ada. Ia menyesal untuk gadis itu kerana sudah membuat suaminya bertingkah gila seperti ini.

Saat ingin keluar dari area pesta pernikahan Sungmin merasa lega saat menemukan ibu Kyuhyun menghadang langkah mereka.

“Cho Kyuhyun, mau kemana kau? Main menarik Sungmin segala.” Suara tinggi Kim Heechul terdengar hingga membuat Kyuhyun menghentikan langkah diikuti Sungmin di belakangnya.

“Pergi umma, disini membosankan. Dan sepertinya Sungmin juga bosan. Buktinya dia ingin mabuk untuk melupakan pesta membosankan ini.”

“Omo. Sungmin ingin mabuk? Yang benar saja.” Heechul mendekati Sungmin lalu mengusap punggung gadis itu. “Apa Sungmin memiliki masalah hingga seperti ini?”

Sungmin sontak gugup. Karena ucapan Kyuhyun yang asal sekarang citranya buruk dimana sang –mantan- calon mertua.

“Bukan begitu ahjumma. Aku hanya ingin merasakan sedikit saja. Tapi Kyuhyun sudah melarangnya.” Jawab Sungmin cepat.

“Baguslah. Setidaknya Kyuhyun melakukan hal yang tepat.” Heechul tersenyum singkat sebelum menatap anaknya tajam. “Kembali kepesta pernikahan sebelum hyungmu marah.”

“Tapi umma…”

“Ini pesta pernikahannya jadi kau harus bertahan, paling tidak satu jam saja dan tersenyum di depan hyungmu merupakan rayuan ampuh untuknya atas keterlambatanmu.”

Setelah mengatakan itu Heechul pergi, meninggalkan Kyuhyun yang mengomel pelan. Sedangkan Sungmin sendiri heran dengan maksud ucapan Heechul. Apa yang tengah wanita paruh baya itu bicarakan tadi? Kenapa Sungmin mendadak tak bisa berpikir dengan benar.

“Ayo kita kembali memberi selamat pada Kyujin hyung. Sepertinya benar apa yang umma bilang, ia akan mengamuk jika aku terlambat menemuinya.” Tanpa mendengar jawaban Sungmin terlembih dahulu Kyuhyun main menarik gadis itu lagi hingga kini mereka tiba di pelaminan.

Sungmin yang awalnya bingung sontak terperanjat saat melihat pria yang berwajah sama dengan Kyuhyun berada di samping Seulgi. Mendengar kedatangan mereka, Seulgi dan Kyuhyun berkaca mata itu ikut bangkit.

“Akhirnya kau datang. Dasar Cho Kyuhyun bodoh!” pria berkaca mata itu memaki pria di samping Sungmin. Tanpa melepas tangan Sungmin dua pria itu saling berpelukan, mengabaikan raut wajah Sungmin yang keheranan.

“Maaf hyung, pesawatku baru saja mendarat.” Jawab Kyuhyun asal.

“Ada apa sebenarnya ini?” Suara Sungmin menginterupsi obrolan dua pria yang berwajah sama namun sedikit berbeda di penglihatan Sungmin. dua pria itu menatap ke arah nyaris bersamaan. “Kalian… kembar?” Tanya Sungmin tak percaya.

“Maaf Sungmin tak memberitahumu sejak awal. Aku Cho Kyujin.” Pria berkaca mata yang Sungmin yakin adalah suami Seulgi membungkuk kearahnya. “Aku kembaran Cho Kyuhyun dan maaf tak memberitahumu sejak awal jika kami kembar.”

Dahi Sungmin mengerut mendengar ucapan pria kembaran Kyuhyun itu. “Apa?” Tanya Sungmin tak yakin.

“Kau ingat kejadian di depan gerbang sekolah? Aku yang memberimu bantal penghangat, bukan Kyujin hyung.” Ujar Kyuhyun tiba-tiba seraya memamerkan senyum lebarnya yang sayang sekali tak diharapkan Sungmin untuk sekarang.

“Lalu?” Tanya Sungmin mengabaikan senyum Kyuhyun.

“Bocah ini mengaku jatuh hati padamu saat pertama kali namun sayang ia harus sekolah di California. Ia tak mau kehilanganmu, itu sebabnya ia memohon padaku untuk berpura-pura menjadi Kyuhyun selama dia tak ada di sini. Maaf karena membuatmu bingung, Sungmin-ah.” Senyum hangat Kyujin membuat emosi Sungmin yang berada di ubun-ubun perlahan mereda, walau tak semuanya.

“Jadi pria ini membohongiku sejak enam tahun lalu?” Sungmin menatap Kyuhyun dengan tatapan menyudutkan namun dengan tak tahu dirinya Kyuhyun malah tersenyum.

“Salahkan dia yang tak mau melepaskanmu. Bahkan gaun tertutup ini ia yang mengirimkan langsung dari California. Dia bilang tubuhmu tak boleh terekspos.” Adu Kyujin.

“Benar-benar…” Geram Sungmin menahan amarah.

“Aku pria hebat bukan.” Kyuhyun masih bersikap hangat dan mengabaikan wajah Sungmin yang sudah memerah menahan emosi.

Sungmin tak menjawab, melainkan mencubit perut Kyuhyun kuat hingga pria itu meringis sakit. “Rasakan.” Bukannya meredakan ringisan Kyuhyun, Sungmin malah mengumpati pria itu.

“Dia pantas menerimanya.” Donghae dan Eunhyuk yang baru bergabung ikut mengejek Kyuhyun.

“Jadi kalian juga sudah tahu?” Tanya Sungmin kaget.

“Umma juga sudah tahu akal bulus bocah ini, Sungminnie.” Kim Heechul mendadak muncul bersama Hangeng setelah tadi menghilang entah kemana. “Lupakan emosi untuk sementara waktu karea sekarang saatnya foto keluarga.” Heechul segera merangkul lengan Hangeng seraya mengambil tempat di samping Kyujin begitu juga Donghae dan Eunhyuk, mengambil tempat di samping Seulgi. Sementara Kyuhyun merangkul bahu Sungmin untuk berdiri di samping ibunya sebelum tersenyum di depan kamera.

***

“Ini.” Kyuhyun menyerahkan sekaleng soda saat dirinya kembali menghampiri Sungmin di dekat pagar pembatas balkon.

Sungmin menerima kaleng soda itu tanpa mengucapkan terima kasih. Mata gadis itu menatap halaman luas di bawahnya yang masih menampung banyak tamu undangan. “Kenapa kau membawaku ke kamarmu?” Tanya Sungmin dengan suara datar seraya membuka penutup kaleng.

“Kenapa?” Kyuhyun melirik Sungmin dengan menahan senyum. “Kau takut aku lepas kendali?” Tanya Kyuhyun setengah terkekeh.

Sungmin mendengus, melirik Kyuhyun dengan mata galaknya sebelum meneguk minuman soda. “Jangan kau kira aku sudah memaafkanmu atas apa yang kau lakukan padaku selama ini. Kau bisa bersikap biasa saja bahkan berbicara tak formal padaku namun aku tetap tak akan memaafkanmu.” Kalimat itu bagai pengumuman perang terbuka yang semestinya ditakuti Kyuhyun namun pria itu malah kembali terkekeh.

“Sama denganku.” Kyuhyun mengangguk tanpa memudarkan senyum. “Kau bisa berpura-pura ketus bahkan berbohong untuk tak memaafkanku tapi aku tahu kau sudah memaafkanku dari awal.” Kyuhyun berujar seenaknya lalu merangkul bahu Sungmin mesra.

“YA! Percaya diri sekali kau.” Sungmin buru-buru melepas rangkulan Kyuhyun seraya menjauh beberapa langkah dari pria maniak tak tahu diri itu.

Kyuhyun kembali terkekeh lalu mendekati Sungmin hingga membuat gadis itu tersudut di pagar pembatas balkon. “Manis sekali.” Ujar Kyuhyun seraya menahan tawa. Tanpa peringatan pria itu menghadiahi ciuman singkat di bibir Sungmin hingga membuat kaleng soda di tangan mereka jatuh ke lantai.

“YA!” Sungmin mendorong dada Kyuhyun saat pria itu kembali ingin menciumnya. “Benar-benar kurang ajar.” Sungmin mengusap kasar bibirnya dengan punggung tangan. “Sepertinya caramu bergaul sudah keterlaluan. Asal kau tahu, aku tak sama dengan teman perempuanmu di Califonia yang bebas kau cium.” Sungmin berteriak marah lalu melangkah melewati Kyuhyun.

Sebelum Sungmin meluluskan niatnya Kyuhyun sudah lebih dulu menahan pergelangan tangan Sungmin, membuat langkah gadis itu terhenti.

“Cho Kyu…”

“Aku tak pernah mencium teman wanitaku di California.” Ucapan Kyuhyun itu membuat teriakan Sungmin terhenti.

Kyuhyun kembali berdiri di hadapan gadis itu namun Sungmin memilih mundur, semakin mundur sampai kembali terpojok di pagar pembatas balkon dengan Kyuhyun yang menyudutkannya. Mata mereka bertemu dan Sungmin yakin jika Kyuhyun tak main-main untuk sekarang.

Kedua tangan pria itu mencengkerang pagar pembatas tepat di kedua sisi tubuh Sungmin, benar-benar memenjara gadis itu agar tak bisa lari lagi. “Kuharap kau juga tak pernah mencium Kyujin hyung selama aku tak ada.”

“Aku tak pernah berpikiran untuk mencium sahabatku sendiri.” Sungmin mendorong dada Kyuhyun yang semakin mendekat kearahnya.

“Sahabat?” Tanya Kyuhyun. “Baguslah jika posisi Kyujin hyung hanya sahabat di hatimu.” Wajah serius pria itu akhirnya berganti dengan wajah ramah.

“Kau juga tak lebih.” Sungmin membuang tatapannya ke arah lain dengan masih menahan dada Kyuhyun agar tak mendekat.

“Kau juga menganggapku sahabat?” Kyuhyun memicingkan mata. “Tapi mana ada sahabat yang terjangkit demam saat mengetahui sahabatnya menikah.” Kalimat itu bagai ejekan yang membuat Sungmin menatap kaget kearahnya.

“Itu…”

“Dan ingin mabuk padahal kau lemah dengan alkohol. Apa namanya jika bukan cinta? Mengaku saja jika enam tahun lalu kau juga sudah jatuh pada pesonaku.”

Ucapan itu terdengar mengejek di pendengaran Sungmin hingga membuatnya kembali emosi. Memang benar Sungmin jatuh cinta pada Kyuhyun dan salah paham atas pernikahan ini namun ia sakit hati juga jika pria itu mengungkapkan dengan suara remeh seperti tadi.

“Jangan terlalu percaya diri. Pesonamu belum ada apa-apanya di banding Kyujin.” Jawab Sungmin yang membuat senyum Kyuhyun memudar.

“Maksudmu?” Tanya Kyuhyun dengan suara antisipasi.

“Memang benar aku tertarik padamu saat pertama kali bertemu tapi sikap hangat Kyujin yang semakin meluluhkan hatiku.”

“Jangan bicara omong kosong.” Wajah Kyuhyun berubah keras, tatapannya tajam menusuk ke mata Sungmin. “Dia pria beristri sekarang.”

Sungmin mngangkat bahu tak acuh lalu melepaskan diri dari kungkungan Kyuhyun saat merasa pria itu lengah. “Mau Kyujin sudah beristri atau belum tetap saja perasaanku tak berubah.” Ujar Sungmin dengan menahan senyum. Ia pikir mengerjai Kyuhyun cukup menyenangkan karena ia belum pernah melihat wajah Kyuhyun yang menahan marah seperti sekarang.

“Lee Sungmin.” Kyuhyun menggeram dan kembali menatap mata Sungmin tajam.

Sungmin baru ingat mengapa ia tak gugup dipandang oleh Kyujin dari balik kaca matanya, ternyata memang orang yang berbeda. Tak seperti sekarang, bertatapan langsung dengan mata tajam milik Kyuhyun cukup membuat hatinya porak-poranda.

“Aku tak akan menunggu pesta kembang api, sepertinya aku harus pulang.” Sungmin memaksa kuat saat kembali melewati Kyuhyun padahal dalam hati ia benar-benar tak bertenaga menghadapi pria itu.

“Jangan mengujiku.” Sekali lagi Kyuhyun menangkap pergelangan tangan Sungmin lalu menahannya. Pria itu menarik Sungmin menuju dinding terdekat untuk kemudian menyudutkannya lagi. “Katakan semua itu bohong sebelum kesabaranku habis.”

Sungmin membulatkan mata saat melihat tatapan mengerikan dari dua bola mata Kyuhyun. Benar-benar membuatnya bergidik ngerik.

Tak kunjung mendengar jawaban Sungmin membuat Kyuhyun kembali menggeram. “Aku tak bisa menjamin pertahanan enam tahunku sia-sia belaka karena emosi dengan pengakuan dustamu. Aku bisa saja memaksamu tidur di ranjangku detik ini juga untuk membuktikan pria mana yang kau cintai selama ini.”

“Baiklah, baiklah. Aku hanya bercanda.” Sebelum Kyuhyun meluluskan niat Sungmin sudah lebih dulu mengaku. Membahas ranjang membuat Sungmin semakin bergidik ngeri.

Mendengar pengakuan sungmin membuat senyum miring Kyuhyun terkembang. “Aku butuh pengakuan yang lain.” Tantang Kyuhyun.

“Baiklah. Aku jatuh hati padamu sejak pertama kali. Dan perasaanku berbeda saat berhadapan dengan Kyujin. Kau puas?” Tanya Sungmin menahan teriakan. “Sekarang lepaskan aku.” Sungmin mendorong dada Kyuhyun sekuat mungkin agar menjauh namun nyatanya pria itu lebih kuat.

“Sayang sekali, kau sudah menguji kesabaran dan menghancurkan pertahanan yang sudah lama kubendung. Jadi nikmati saja hukumannya.”

Tanpa peringatan Kyuhyun kembali menyatukan bibirnya dengan Sungmin. Awalnya gadis itu memberontak namun bukan Kyuhyun namanya jika tak bisa mengendalikan Sungmin. Sikap alami Kyuhyun dalam mengendalikan perempuan tampaknya sudah terasah dengan baik.

.

The End

.

~oOo~