FF \ KYUMIN | MIDNIGHT | CHAPTER 5 / GENDER SWITCH

Kediaman keluarga Cho yang besar namun mencekam sudah terkenal sejak dulu. Rumah itu memang besar namun menyimpan segudang cerita menyeramkan, terlebih masalah pembantaian yang merenggut nyaris seisi rumah. Ada yang mengatakan jika rumah itu memiliki penghuni gaib hingga merasuki salah satu pelayan lalu membunuh dengan keji semua teman dan juga majikannya.

~~o~oo~oOo~oo~o~~

Melani KyuMinElfsha

MidNight

Romance, mystery, Drama & Hurt (T+)

Mini Series

Five : Last Secret

~~o~oo~oOo~oo~o~~

Kyuhyun sendiri sudah lama ingin menjual rumah itu namun tak ada satupun yang berniat membeli rumahnya. Kyuhyun sempat berpikir untuk memberikan secara cuma-cuma rumah itu ke panti sosial, dilihat dari materi sudah tentu Kyuhyun bisa membeli rumah baru yang lebih mewah, namun entah mengapa saat melihat foto keluarga yang ada di dinding ruang tamu membuat niatnya sirna seketika, hingga sekarang ia masih bertahan di sana dengan menutup telinga rapat-rapat akan bisikan para tetangga yang mengatakan sesuatu tak mengenakkan hati.

Para pelayan yang melamar pekerjaan sengaja Kyuhyun datangkan dari berbagai daerah yang kebetulan tak akan tahu cerita menyeramkan seputar pembantaian itu, jika areanya masih di pusat ibu kota sudah tentu tak ada yang mau menjadi pelayan rumahnya.

Kyuhyun sengaja menutup diri dan tak menceritakan kejadian tragis itu ke pelayannya karena beberapa hal. Kyuhyun tak bermaksud membohongi semua orang, ia hanya ingin rumah besar ini tampak hidup dari luar dan hangat untuk ditempati.

Kyuhyun hanya ingin itu saja…

***

Suara daging tersayat benda tajam terdengar lamat-lamat, kemudian tulang yang patah, pembuluh darah yang robek juga ikut terdengar. Ruangan itu cukup sepi hingga suara-suara menyilukan telinga itu jelas terdengar.

Pisau tajam dan berkilau saat terkena sinar matahari itu terangkat ke udara, lalu kembali diarahkan untuk memutus leher korbannya hingga beberapa percikan darah mengotori apron yang dikenakan.

Sosok itu masih mengerjakan aktivitas dengan tenang sebelum sayatan kecil tak sengaja melukai jari telunjuk kirinya.

Leeteuk meringis, ia meninggalkan pisau dan ayam di atas meja karena memilih untuk mengeluarkan darah dari telunjuk agar tak terjadi infeksi berkelanjutan. Sembari menekan jari telunjuknya Leeteuk termenung sejenak, entah mengapa ia teringat putri satu-satunya yang selama beberapa bulan ini tak pernah ia temui. Hanya mendengar suara Sungmin dari ponsel belum mengobati rasa rindu, bahkan beberapa hari ini Sungmin tak menghubungi.

Mungkin putrinya tengah sibuk mengurusi suami, pikir Leeteuk.

Leeteuk menghela napas, lalu melihat ayam yang belum selesai ia potong. Karena terlalu merindukan putrinya ia jadi ingin memasak ayam goreng kesukaan Sungmin. Leeteuk berharap anaknya baik-baik saja di sana. Ia berdoa dengan tulus.

***

Sungmin merasa ia sudah mundur beberapa langkah namun entah mengapa jaraknya dengan sosok berpakaian hitam itu malah semakin dekat. Sungmin melirik pisau yang masih terlihat tajam, bahkan Sungmin bisa melihat pantulan bayangannya sendiri dari pisau itu.

Eunhyuk, tolong bantu aku! Sungmin menjerit dalam hati, ia benar-benar ketakutan hingga hanya suara erangan yang keluar.

“Mati.”

Itu suara pria, Sungmin terkesiap lalu memberanikan diri menatap mata pria itu. Suaranya sangat berat, sorot matanya menyimpan dendam yang seketika membuat Sungmin merinding.

Namun semua rasa takutnya bertambah besar saat melihat pria peneror itu mulai mengarahkan pisau ke kepala Sungmin. Ia sontak memejamkan mata kuat-kuat, Sungmin tak bisa melakukan apapun selain pasrah dijemput ajal.

Sungmin menunggu dengan masih memejamkan mata. Satu detik, dua detik hingga sepuluh detik namun tak ada yang terjadi. Apa pembunuh itu mau mempermainkannya dulu baru membunuhnya? Sungmin tergelitik untuk mencari tahu, saat ia membuka mata pemandangan lain malah membuatnya semakin terkejut.

Di sana, pria lain yang entah sejak kapan datang terlihat menghalangi, ia mengorbankan telapak tangannya terluka karena menahan pisau yang siap di arahkan ke Sungmin tadi. Darah segar bisa Sungmin lihat dengan jelas mengalir dari telapak tangan pria itu. Tapi pria yang masih memakai pakaian formal itu tampak tak sakit sama sekali, malah ia balas menatap pria bermasker di depannya.

“Apa yang kau lakukan?” Pria berpakaian formal itu bertanya dengan suara datar dan dalam. Oh! Sungmin pernah mendengar suara ini. Suara pria ini sempat membuatnya mabuk kepayang. Sungmin kembali terkejut lalu matanya mengamati setiap inci wajah pria berpakaian formal tersebut.

Dia… Cho Kyuhyun? Atau suami palsunya?

“Lepaskan aku!”

Ucapan pria berbaju hitam itu membuat Sungmin tersadar dari pemikirannya sendiri.

“Kau melukai dirimu sendiri hanya demi wanita ini?”

“Dia istriku…”

“Cho Kyuhyun!!!”

Suara teriakan itu membuat Sungmin lagi-lagi terkejut, ia mundur selangkah lalu jatuh terduduk di lantai saat merasakan kakinya lemas. Ia kalah dengan darah, melihat darah sendiri saja Sungmin pingsan apa lagi darah milik orang lain. Ia nyaris ingin muntah karena desakan asam lambung yang tiba-tiba mendera.

“Sungmin, apa yang… Oh Tuhan!” Eunhyuk yang baru keluar karena mendengar teriakan pria itu akhirnya berlari mendekati Sungmin yang masih terduduk seraya melihat pergerakan dua pria di depannya.

“Apa yang kau lakukan, Gui Xian?!” Tanya Eunhyuk dengan bentakan, ia juga kaget saat melihat telapak tangan Kyuhyun yang terluka. “Kau melukai saudaramu!” ujarnya nyaris berteriak.

“Kau diam Hyuk. Jika kau ikut melindungi wanita itu juga, kau akan bernasib sama dengan Kyuhyun.” Ancamnya dengan suara menahan geram.

“Bawa Sungmin ke kamarnya Hyuk.” Itu ucapan Kyuhyun namun tampaknya pria berbaju hitam itu tak setuju.

“Jangan ikut campur Hyuk. Kau pergilah sendiri, ini urusan keluarga kami.”

“Aku tak mengerti dengan kalian! Terserah!” Eunhyuk bangkit lalu meninggalkan Sungmin. Dengan langkah tergesa Eunhyuk melewati dua pria yang masih bersitegang itu. Sepeninggal Eunhyuk, dua pria itu tak ada yang mau menjauhkan tangan mereka dari pisau.

“Hyuk~” Sungmin menatap tak percaya pintu perpustakaan. Ia tak menyangka jika Eunhyuk meninggalkannya sendiri di saat seperti ini.

Namun kegelisahan Sungmin sedikit sirna saat tak lama Eunhyuk keluar, perempuan itu masuk lagi dengan membawa tiga pria berbaju putih.

“Apa yang kau lakukan?” Sadar dirinya terancam pria berbaju hitam itu melotot marah saat melihat Eunhyuk menyeringai. Ia berniat menarik pisaunya namun dengan cepat Kyuhyun menahan kedua tangan pria itu.

“Menjinakkanmu.” Jawab Eunhyuk sombong, lalu pria berbaju hitam itu jatuh ke lantai tanpa bisa mengelak saat salah satu dari pria berbaju putih tadi menyuntikkan obat bius ke lehernya, lalu mereka segera membawa pria berbaju hitam itu keluar ruangan, meninggalkan Eunhyuk, Kyuhyun dan Sungmin di sana.

Kyuhyun meringis saat melihat telapak tangannya yang nyaris memutih. Ia tak tahu sudah berapa banyak darah keluar dari tubuh. Saat menyadari masih ada sosok lain di sana Kyuhyun segera menatap Sungmin, perempuan itu terpaku melihatnya dan Kyuhyun segera bersikap biasa saja untuk kemudian pria itu melempar senyum menenangkan.

Sungmin bukannya terliat tenang, perempuan itu malah menangis dalam diam. Entah mengapa ia mendadak sedih melihat perjuangan Kyuhyun agar dirinya tak terluka. Namun karena emosi yang tak stabil membuat pandangan Sungmin menggelap sebelum benar-benar jatuh pingsan. Kyuhyun segera menyambutnya, menggendong perempuan itu dengan sekali rengkuhan.

“Turunkan dia. Lukamu harus diobati.” Eunhyuk yang masih berdiri di dekat pintu terdengar memberi perintah.

“Nanti saja.” Kyuhyun menjawab lalu melewati Eunhyuk begitu saja.

“Keras kepala!” Maki Eunhyuk pelan sebelum mengekori Kyuhyun. Beberapa pelayan sudah berdiri di samping pintu masuk, mereka sedikit berbisik saat melihat Kyuhyun membawa Sungmin yang tak sadarkan diri. “Sudah jangan banyak bergosip, bersihkan segera kekacauan di dalam tanpa meninggalkan jejak.” Ujar Eunhyuk yang segera dipatuhi empat pelayan itu.

“Ini salahmu, kenapa kau membawanya ke luar? Dekat gedung Barat pula.” Kyuhyun mulai menyuarakan kekesalan hatinya saat menaiki tangga menuju lantai dua.

“Mana kutahu jika saudara kembarmu akan muncul.” Jawab Eunhyuk setengah marah. “Lagipula jam segini waktunya Gui Xian tidur. Seharusnya kau salahkan Dokter yang kau sewa itu, mereka sudah lalai.”

“Aku tidak menerima alasanmu Hyuk. Jika kau juga lalai begini mungkin aku tak akan mengizinkanmu untuk menemuinya lagi.”

“Kau…” Eunhyuk kehabisan kata-kata namun membantu Kyuhyun membuka pintu kamar saat mereka sudah tiba. “Maaf aku salah, lain kali tak akan ku ulangi. Puas?” Tanya Eunhyuk saat Kyuhyun merebahkan Sungmin di kasurnya.

“Terdengar tulus namun mengancam, sangat gayamu Hyuk.” Kyuhyun menatap Eunhyuk lalu tersenyum miring sedangkan perempuan itu mendengus jengkel.

“Kenapa kau sudah pulang?” Eunhyuk tersadar.

“Pekerjaanku sudah selesai.” Jawab Kyuhyun seadanya. “Donghae juga ku usir pulang, mungkin dia dalam perjalanan pulang sekarang.”

Eunhyuk tampak bahagia namun pandangannya tertuju pada Sungmin. “Aish kau ini. Jika dia siuman sampaikan maafku padanya. Dan jika banyak waktu luang aku akan sering berkunjung.”

“Baiklah.” Kyuhyun kembali berujar singkat seraya menarik tisu di atas nakas untuk kemudian membersihkan telapak tangannya.

“Aku pulang.”

Kyuhyun mengangguk, membiarkan Eunhyuk menyambar tasnya lalu keluar kamar dengan setengah berlari.

“Tuan.” Pelayan Kang baru muncul tak lama Eunhyuk keluar. “Nyonya Sungmin kenapa?”

“Ini kelalaianmu juga.” Kyuhyun segera berujar tanpa melihat pelayan Kang, sibuk membersihkan telapak tangannya. “Aku sudah katakan agar menjaganya jangan sampai keluar kamar namun kau malah menghilang. Lain kali aku tak mau hal ini terjadi lagi.” Sambung Kyuhyun dengan suara tenang namun ada ancaman di dalamnya yang membuat pelayan Kang menunduk dalam.

“Maafkan saya tuan.” Pelayan Kang membungkuk sekilas lalu dua pelayan masuk membawa kotak obat. “Tangan anda harus diobati. Atau anda ingin ke rumah sakit saja tuan?” Tanya pelayan Kang.

Kyuhyun menggeleng. “Panggil Dokter Kim, sudah lama ia tak kemari. Katakan padanya untuk segera datang.”

“Baik tuan.” Pelayan Kang segera membungkuk.

“Itu saja, sekarang kalian keluarlah dulu.” Sahut Kyuhyun seraya mengambil kotak obat dari pelayannya. Tiga pelayan itu membungkuk hormat lalu meninggalkan kamar dengan segera.

***

“Astaga!!! Ternyata tuan Kyuhyun sangat tampan. Aku baru melihat wajahnya dengan jelas hari ini.”

“Kau benar. Suaranya saja terdengar tegas.”

“Saat malam ia tampak tampan juga namun ia lebih banyak menghindar. Akhirnya ketampanan tuan Kyuhyun menjadiabu-abu di matakita. Tapi tadi… aku baru tahu dia memang setampan yang dibicarakan.”

“Mimpi apa kita semalam hingga melihat tuan Kyuhyun siang ini.”

“Benar sekali. Biasanya tuan Kyuhyun pulang malam, itupun langsung mengurung diri di ruang kerjanya.”

“Jika begitu apa tuan Gui Xian juga setampan tuan Kyuhyun? Mereka kembar, ‘kan?”

“Hm. Aku juga penasaran dengan itu. Seharusnya tuan Gui Xian juga tampan mengingat mereka kembar, namun aku tak bisa memastikan karena aku juga tak pernah melihatnya.”

“Walau kita di gedung yang sama dengan tuan Gui Xian saat malam, namun mana pernah kita bertemu dengannya.”

“Apa sifat orang kaya begitu? Selalu menyendiri?”

“Sudah selesai berbincangnya?” Suara pelayan Kang membuat dua pelayan yang berbincang itu sontak mengatupkan mulut. “Aku tak mau jika kalian malah sering bergosip seperti ini daripada bekerja.”

“Maafkan kami kepala pelayan.” Dua orang itu membungkuk bersamaan.

Pelayan Kang menghela napas pelan. “Kembali bekerja.” Ujarnya dengan suara lembut.

“Baik.” Dua pelayan itu kembali membungkuk sebelum meninggalkan pelayan Kang sendiri di ruang tamu.

Wanita itu menatap sekeliling, di rasa sepi ia mulai kembali melangkah, kali ini menuju gedung barat.

***

Sungmin merasa terusik saat merasakan sakit pada lengan kirinya. Ia mengerang pelan lalu mulai membuka mata. Pertama kali yang ia lihat adalah langit-langit di atasnya, saat ia menatap ke arah samping kanan di sana tampak pria berbaju putih yang tengah sibuk dengan aktivitas. Sungmin tak ingin mencari tahu apa kesibukan Dokter itu, lalu penglihatannya kembali menjelajah dan behenti saat berpapasan dengan mata kelam Kyuhyun yang entah sejak kapan sudah terarah padanya.

Pria itu duduk tenang di tempatnya, satu perawat tampak membalutkan perban di telapak tangan pria itu dan seketika Sungmin teringat akan kejadian siang tadi. Benar-benar kejadian yang menyeramkan untuk diingat.

“Selamat tuan.” Ucapan bahagia dari Dokter itu mampu mengalihkan perhatian Kyuhyun. “Anda sebentar lagi akan menjadi ayah. Kandungan nyonya menginjak usia delapan minggu.”

Sungmin melotot hebat. Apa yang baru saja Dokter itu katakan? Dia tengah mengandung? Delapan minggu? Yang benar saja. Sungmin nyaris berteriak menyuarakan keterkejutan. Mendadak tubuh perempuan itu bergetar saat sekelebat ingatan merasuk ke otaknya satu per satu.

Anak siapa yang ia kandung ini?

Sungmin melirik Kyuhyun takut-takut dan ia semakin ketakutan saat melihat ekspresi datar Kyuhyun. Pria itu sama sekali tak menunjukkan ekspresi bahagia, sebaliknya ia diam namun Sungmin bisa menangkap dengan jelas jika pria itu tengah terkejut.

Sungmin kembali menatap langit-langit di atasnya lalu saat ia memejamkan mata air bening tiba-tiba meluncur dari kedua sudut matanya. Sungmin menunggu jawaban Kyuhyun, mungkin pria itu meminta Dokter untuk menggugurkan kandungannya.

“Baiklah Tuan, untuk sekarang kondisi Nyonya bisa dikatakan baik, mungkin hanya sedikit tertekan jadi anda harus memperhatikan nyonya lebih lagi.” Dokter itu membereskan peralatan yang ia bawa.

“Terima kasih.” Jawab Kyuhyun pelan.

Dokter dan Perawat itu undur diri. Kyuhyun bangkit dari duduk lalu mengantar Dokter pribadinya keluar. Sementara di dalam kamar Sungmin menunggu dengan takut keputusan yang akan divonis Kyuhyun nanti.

Pria itu mungkin sangat kecewa. Tiga bulan tak pulang namun saat pulang istrinya malah hamil. Mengingat itu Sungmn semakin menangis dalam diam. Ia tak mau seperti ini, namun semua sudah terlanjur terjadi.

Sungmin sedikit tersentak saat merasakan pipinya diusap lembut. Saat ia memaksa membuka mata wajah suaminya terlihat ramah.

“Kenapa malah menangis?”

Sungmin semakin sedih saat melihat Kyuhyun tersenyum. Ia bisa merasakan jika senyum itu adalah senyum paksaan. Kyuhyun membantu Sungmin bangkit, membenarkan letak bantal agar sungmin bisa duduk bersandar. Kyuhyun meraih gelas berisi ar mineral, memberikannya pada Sungmin dan diterima oleh perempuan itu. Sembari menunggu Sungmin minum kyuhyun kembali meraih satu pil di atas nakas.

“Vitamin.” Ujar Kyuhyun saat melihat Sungmin menatap pil itu waspada. Ia tersenyum saat melihat Sungmin akhirnya meminum vitamin itu walau sempat ragu.

“Maaf membuatmu tertekan akhir-akhir ini.” Kyuhyun kembali buka suara saat meletakkan gelas yang isinya nyaris tandas ke atas nakas. “Aku sudah katakan padamu untuk tak meninggalkan kamar namun kau tetap keras kepala dan membangkang. Sekarang kau tahu ‘kan apa konsekuensinya jika meninggalkan kamar?” Tanya Kyuhyun.

“Aku tidak meninggalkan kamar saja pria itu mengejarku hingga balkon. Makanya lemari itu ada di pintu balkon untuk menghalanginya masuk.” Balas Sungmin.

Kyuhyun sekarang mengerti mengapa lemarinya bisa ada di sana. “Tindakan yang tepat.” Nilai Kyuhyun. “Tapi kita bisa memindahkan lemari itu ketempat semula, setelah ini mungkin tak ada masalah dengan teror itu.” Kyuhyun duduk di tepi ranjang, menghadap ke arah Sungmin hingga kini mereka saling berhadapan. “Apa itu membuatmu takut?”

Pertanyaan bodoh, maki Sungmin dalam hati. Tak sengaja air matanya kembali mengalir, kali ini buru-buru Sungmin menghapusnya. “Tentu saja. Aku belum pernah bertemu orang yang mengacungkan pisau tepat di depan mataku.” Jawabnya di sela isakan.

Kyuhyun memudarkan senyum saat melihat Sungmin menangis. Ia mendekat lalu memeluk istrinya hingga Sungmin kembali menangis di dada Kyuhyun. “Maafkan aku, jika aku mengatakan di awal mungkin hal ini tak akan terjadi.” Bisik Kyuhyun seraya mengusap punggung bergetar Sungmin.

“Dia siapa?” Sungmin bertanya saat sisa isakannya masih terdengar keluar. Kyuhyun melepaskan pelukan lalu melihat wajah Sungmin untuk kemudian kembali mengusap pipi basah istrinya. “Saudaramu?”

Kyuhyun mengangguk. “Kembaranku. Maaf baru memperkenalkannya padamu sekarang.”

Kembaran? Sungmin mengerutkan dahinya tak percaya. “Kenapa dia ingin membunuhku?”

Kyuhyun masih mengusap pipi Sungmin sebelum menghela napas pelan. “Maaf. Itu karena traumanya.”

“Trauma?” Tanya Sungmin bingung.

Kyuhyun mengangguk. “Saat pembantaian itu Gui Xian merupakan saksi yang masih hiup, aku sendiri tak ada di tempat karena sekolah Di jepang. Dia melihat dengan mata kepala sendiri pembunuhan itu. Ia juga nyaris mati karena lehernya yang ikut menjadi korban. Namun hanya Gui Xian yang bisa ditolong. Sejak itu ia selalu curiga dengan orang baru, bahkan ingin langsung membunuh orang itu agar keselamatannya tak terancam. Aku tak menyangka jika trauma Gui Xian separah ini. Aku sengaja menyewa tiga Dokter untuk menyembuhkannya namun tak kunjung berhasil, malah semakin parah.”

Sungmin mendengarkan dengan hati-hati.

“Akhirnya Dokter hanya bisa memberikan obat penenang agar Gui Xian dapat dikendalikan. Namun semakin hari Gui Xian semakin pintar. Ia kadang mengelabuhi tiga Dokternya hingga bisa keluar dari kamar. Tapi saat tengah malam ia selalu berteriak karena teringat akan pembantaian itu, aku sebagai saudaranya ikut tak bisa tidur jika sudah tengah malam.”

Sungmin sedikit terperangah. “Makanya kau mengasingkan saudaramu ke gedung barat?”

Kyuhyun mengangguk. “Aku tak bisa melakukan apapun selain memindahkannya ke sana. Aku tak mungkin memasukkannya ke rumah sakit jiwa. Saudara macam apa aku jika melakukan itu pada saudaraku satu-satunya?”

Sungmin kembali terdiam, bahkan tak sadar jika Kyuhyun sudah mengenggam tangannya.

“Maka dari itu kau bertahanlah sembari Gui Xian bisa keluar dari kungkungan traumanya. Aku akan melakukan segala cara agar dia sembuh dan bisa menyapamu dengan normal.” Kyuhyun melirik perut rata Sungmin. “Dan bisa bermain dengan anak kita nantinya.”

Anak kita?

Sungmin tersentak lalu menyentuh perutnya. “Kyuhyun…” Sungmin ingn bertanya namun masih terlalu ragu.

“Hm?”

Sungmin memberanikan diri menatap Kyuhyun. “Kudengar dari pelayanmu jika kau tak pernah pulang tiga bulan ini. Apa itu benar?”

Kyuhyun terdiam sebentar namun selanjutnya ia tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Sungmin. “Lalu yang bersamamu selama ini siapa? Hantu?”

“Kyuhyun aku serius.” Sungmin semakin merajuk, ia menekuk wajahnya kesal.

“Baiklah-baiklah.” Kyuhyun mengalah, padahal ia hanya ingin menggoda Sungmin saja namun sepertinya ibu-ibu hamil memang sensitif.

“Aku pulang, pelayanku saja yang mungkin tak sadar. Semenjak ada kau aku pulang dan memarkirkan mobil di halama belakang gedung barat. Sebelum kemari aku menemui Gui Xian dulu, melihat perkembangannya dan dirasa saudaraku sudah tidur aku kembali ke sini.” Jelas Kyuhyun.

“Jadi… benar kau yang datang?” Tanya Sungmin seraya menatap mata Kyuhyun lekat. Kyuhyun balas dengan senyuman. “Anak ini…” Sungmin kembali menyentuh perutnya, ia bernapas lega setelah mendengar penjelasan Kyuhyun.

Kyuhyun melirik Sungmin yang mengusap sayang perutnya. Ia mengubah posisi menjadi duduk di sebelah Sungmin. Kyuhyun merengkuh istrinya, ikut mengusap perut rata Sungmin.

Perempuan itu menatap ke samping lalu mereka saling bertukar senyum. Sejenak keadaan menjadi kaku dan canggung, senyuman di bibir keduanyapun lenyap saatmerasa jarak wajah mereka terlalu dekat. Kyuhyun berdehem sebentar lalu Sungmin mengalihkan tatapannya ke arah lain dengan salah tingkah. Namun tak berlangsung lama saat Kyuhyun tiba-tiba menarik dagunya agar mereka kembali bertatapan.

Cukup lama Kyuhyun menyelami mata Sungmin sebelum kembali tersenyum. Pria itu mendekatkan wajah mereka hingga tak lama Sungmin memejamkan mata kala Kyuhyun mengecup bibirnya.

“Kyuhyun…” Panggil Sungmin saat pria itu memperdalam ciumannya.

“Hm?” Balas Kyuhyun tanpa mau menghentikan ulahnya.

“Aku sudah bisa melihat.”

Kyuhyun tersenyum saat bibir mereka masih menyatu. Kyuhyun mengecup sekali sebelum melepas pangutan. “Aku tahu.” Ujarnya seraya mengusap pipi Sungmin.

“Darimana kau tahu?” Tanya Sungmin bingung. “Dan matamu! Bukan kau yang mendonorkan matamu, kan?” Tanya Sungmin saat tersadar.

“Tentu saja tahu. Tatapanmu kini lebih hidup saat balas menatapku.” Kyuhyun kembali tersenyum. “Tentu saja tidak. Kau sudah menolak mataku mentah-mentah, lagipula mataku tak cocok untukmu makanya tak bisa kudonorkan. Kebetulan hari itu Dokter Kim bisa mendapatkan pendonor yang tepat.”

“Ah~” Sungmin bernapas lega sekali lagi.

“Sebentar.” Kyuhyun melepas rangkulan lalu turun dari ranjang untuk kemudian berjalan ke arah dinding kemar mereka. Sungmin hanya mengamati pergerakan suaminya namun ia kaget saat Kyuhyun mendorong dinding itu hingga terbuka, lalu masuk ke ruang sebelahnya.

“Apa-apaan itu? Pintu rahasia?” Tanya Sungmin saat kyuhyun kembali dengan kotak beludru biru di tangannya.

“Di sebelah sana ruangan kerjaku.” Kyuhyun membuka kotak beludru itu lalu memasangkan kalung ke leher Sungmin tanpa meminta persetujuan istrinya. “Aku sejak dulu memang sengaja membuat pintu rahasia itu agar tak susah ke kamar ini.”

“Ah~” Sungmin baru mengerti sekarang. Pantas saja Kyuhyun bisa masuk walau ia mengunci pintu kamar.

“Kau suka?” Kyuhyun bertanya dan Sungmin sontak melihat kalung emas putih berbandul cincin di lehernya. “Cincin pernikahan kedua dariku.”

Sungmin tersenyum. “Memang ada cincin pernikahan kedua?” Tanya Sungmin sedikit heran.

“Ada. Ini buktinya.” Jawab Kyuhyun lugas.

Sungmin balas tersenyum. “Terima kasih. Aku suka.” Jawabnya.

Kyuhyun kembali duduk di samping Sungmin lalu merangkulnya dengan erat. Pria itu lagi-lagi mencium Sungmin namun kali ini lebih nakal lagi, tangannya ikut bekerja sama.

“Kyuhyun…” Sungmin menarik diri lalu tangannya menangkap tangan Kyuhyun yang sudah berada di balik bajunya.

“Hm?” Kyuhyun sedikit kaget dengan penolakan terselubung Sungmin.

“Ini… masih sore.” Sungmin berujar dengan wajah memerah setengah menunduk.

Melihat aksi malu-malu Sungmin membuat Kyuhyun kembali tersenyum. “Lalu?” Tanya Kyuhyun pura-pura bodoh.

Sungmin merengut, balas menatap Kyuhyun namun ia harus menyesali sikap beraninya karena Kyuhyun lagi-lagi mengambil haknya tanpa mau mendengar alasan.

Tampaknya mulai sekarang tak harus menunggu tengah malam, Kyuhyun akan menemui Sungmin kapanpun dan di manapun ia mau.

***

Sungmin menatap Gui Xian yang terus mendengus kesal ke arahnya. Pria itu memang terlihat duduk tenang namun Sungmin tahu itu hanya topeng Gui Xian saja.

“Apa maumu?” Akhirnya pria itu bertanya.

Sungmin masih mengamati walau sedikit takut. Di leher pria itu memang terdapat bekas luka memanjang. Di lihat ke atas, wajah Kyuhyun dan Gui Xian memang mirip. Namun rambut, mata dan hidungnya sedikit berbeda. Itu yang bisa membuat Sungmin membedakan Kyuhyun dan Gui Xian.

“Mau balas dendam ya?”

Sungmin kali ini tersenyum, ia teringat akan ucapan Kyuhyun. Gui Xian ini memang terlihat waspada namun lucu di saat bersamaan.

Sungmin bangkit dari duduk lalu menghampiri Gui Xian, mengambil mangkuk bubur yang sejak tadi ia abaikan. Ia membantu pria itu makan, memberikan satu sendok bubur ke dekat mulutnya.

Gui Xian mengerutkan dahi namun akhirnya menerima suapan Sungmin juga.

“Mungkin kau masih curiga, namun kau harus tahu jika aku sekarang bagian dari keluargamu dan sesama keluarga tak mungkin saling menyakiti.” Sungmin berujar pelan, takut menyinggung perasaan Gui Xian. Sungmin merasa harus ikut membantu penyembuhan trauma yang dialami Gui Xian, bagaimanapun kasih sayang dan perhatian adalah obat ampuh penyembuh trauma.

Sementara tak jauh dari mereka berbncang, tiga Dokter masih siap siaga kalau-kalau Gui Xian kembali mengamuk.

Gui Xian terdiam, namun tetap menerima bubur yang disendokkan Sungmin. Sesaat ia mendengus. Teringat hal pertama yang dilakukan Kyuhyun kepadanya. “Pantas saja dia mengikat dan menutup mulutku dengan lakban saat berusaha membunuhmu. Seumur-umur dia belum pernah melemparku ke jok belakang mobil. Dan hanya untuk membelamu dia tega melakukannya.”

Kali ini Sungmin yang terdiam. Ia mengingat di mana saat pertama kali ke Seoul. Saat mobil Kyuhyun berhenti dan terdengar ada benda keras terjatuh di jok belakang. Jadi itu Gui Xian? Pikir Sungmin.

Gui Xian menatap Sungmin lama. “Tampaknya dia memilih istri yang tepat. Sikap lembut dan kasih sayangmu seperti ibu kami. Mungkin Kyuhyun merindukan kasih sayang ibu.”

Sungmin kali ini balas tersenyum lalu memberikan suapan terakhirnya.

“Dan bisa saja Kyuhyun perhatian hanya karena ia menganggapmu sebagai pengganti ibu. Jadi jangan terlalu senang dulu.” Cibir Gui Xian.

Sungmin tak bisa menahan senyumannya untuk ucapan Gui Xian satu ini. “Aku mengerti, Paman Gui Xian.” Ujar Sungmin seraya meletakkan mangkuk kosong itu ke atas meja kecil. “Tujuh bulan lagi kau akan menjadi Paman.” Sungmin masih tersenyum. “Dan besok aku akan memasakkan makanan untukmu. Tak akan ada racunnya, kau tenang saja.” Sungmin mengacak rambut Gui Xian sebentar lalu pergi dari kamar pria itu.

“Sebenarnya…” Gui Xian mendadak berucap dan membuat Sungmin menghentikanlangkah saat nyaris mendekati pintu. Ia berbalik dan menunggu Gui Xian menyambung ucapannya. “… Aku yang menabrakmu saat itu. Bukan Kyuhyun.” Gui Xian tampak menghela napas. “Saat itu aku yang menetir dan kami terlibat pertengkaran hingga tak melihat mobil yang melintas. Kyuhyun segera menolongmu saat meliat kau sudah bersimbah darah. Dan aku baru menyadari satu hal.”

Gui Xian kembali menggantungkankalimatnya dan tersenyumgeli dalam hat saat melihatSungmin dengan sabar menunggu sambungan kalimatnya. “Si bodoh itu sudah tertarik dari awal padamu. Padahal saat itu wajahmu tak terlihat baik karena dipenuhi darah. Dan aku semakn yakin Kyuhyun itu tolol saat menawarkan diri untuk menkahimu.”

Sungmin tersenyum. Entah mengapa ia menjadi lega saat mendengar penjelasan Gu Xian. Perempuan itu kembali mendekat lalu mengacak lagi rambut Gui Xian layaknya ia adalah anak kecil. “Aku mengerti, dan terima kasih karena mau mengakuinya.” Sungmin kali ini benar-benar berbalik dan pergi meninggalkan kamar saudara kembar suaminya.

“Aish!” Gui Xian merapikan rambutnya, berpura-pura marah namun selanjutnya ia tersenyum. “Aish!” Sekali lagi ia mengumpat saat merasakan jika jantungnya berdetak tak normal.

***

Sungmin terbangun lagi saat mendengar dentang jam di bawah sana. Ia ingin mengumpat, suara itu sekarang terdengar menjengkelkan ketimbang membuat takut. Ia hanya ingin tidur namun seolah tak mau tahu jam itu terus berdentang tengah malam.

“Belum tidur.”

Makhluk satu ini juga semakin lama semakin menjengkelkan. Terus membuat Sungmin kaget dengan kehadiran tiba-tibanya. “Jika sekali lagi kau datang seperti hantu begitu aku tak akan membiarkanmu tidur di sini.” Ancam Sungmin sungguh-sungguh.

“Kenapa begitu?” Kyuhyun segera melepas pelukan di perut sedikit membesar Sungmin lalu menarik sang istri agar menghadap kearahnya.

“Karena kau menyebalkan.” Jawab Sungmin kesal.

“Baik, baik. Aku minta maaf, oke?”

Sungmin tak menjawab, ia masih memajukan bibirnya pertanda kesal. Kyuhyun gemas sendiri, ia mendekat lalu mencuri ciuman Sungmin hingga istrinya melotot. Kyuhyun malah terkekeh sebelum memeluk Sungmin erat.

“Sungmin…” Panggilnya mesra yang membuat Sungmin menghela napas pelan. Ia tahu maksud panggilan terselubung itu, tinggal beberapa bulan dengan Kyuhyun membuat Sungmin tahu wataknya. Dasar pria, tak bisa sedikit saja melepaskan mangsanya.

“Kyuhyun jangan malam ini.”

“Kenapa? Apa Gui Xian membuatmu kesal lagi dan aku menjadi imbasnya sekarang.”

“Jangan bawa Gui Xian. Kau yang membuatku kesal.” Sergah Sungmin.

Kyuhyun terkekeh lagi. “Maaf.” Ia mengusap lengan Sungmin beberapa kali. “Sebentar saja, ya sayang ya?”

Sungmin mencibir. Ada maunya baru memanggil sayang. “Aku lelah…”

“Sebentar~ saja.” Kyuhyun menjawab seraya mulai merayu Sungmin dengan tangannya yang ahli.

Sungmin hanya bisa menghela napas dan Kyuhyun tahu itu lampu hijau untuknya. “Aku mencintaimu.” Ujar Kyuhyun sebelum mengecup bibir Sungmin.

Istrinya terpana, terkejut mendengar pengakuan Sungmin. Kyuhyun sendiri yang merasa heran dengan terdiamnya Sungmin sontak melepaskan kecupan.

“Kenapa?” Tanya Kyuhyun heran.

Sungmin tersadar lalu balas menatap Kyuhyun, kemudian ia tersenyum dan menyadari jika selama ini ia juga sudah jatuh ke dalam pesona Kyuhyun. “Aku juga mencintaimu.”

Kyuhyun membulatkan matanya. Ia sama sekali tak mengharapkan balasan Sungmin namun sekarang ia sangat bahagia mendengar ungkapan cinta itu.

Maka tanpa meminta izin lagi Kyuhyun kembali memenjara Sungmin dengan segala pikat yang ia miliki.

Mungkin kali ini tak akan sesuai dengan permintaan Kyuhyun yang mengatakan hanya sebentar.

.

~oOo~

.

The End

Kali ini TAMAT beneran. Semua teka-teki dan misteri tentang Kyuhyun sudah diungkap ya. Sengaja tamatin di chapter 5, kalo disambung terus ntar kesan Midnight nya ngelantur ke mana-mana, malah jadi MidNight lovey dovey KyuMin tanpa akhir, kan ngak lucu.

Dan sepertinya saya setuju dengan sebagian readers. Saya bakal mikir dua kali kalo mau buat cerita model gini. Ngak lagi-lagi deh buat cerita misteri,  jujur saya aja buatnya merinding, mana ngetik malem-malem terus#Curcol.

Terima kasih untuk Joyers semua yang masih sempatin komen. Saya masih ngak percaya komennya tembus 100 ke atas, ternyata masih banyak orang yang care dan mau baca ff KyuMin di saat kondisi begini.

Tangan saya sebenarnya gatel banget mau nulis balesan komen Joyers, tapi karena saya lagi diterpa krisis sinyal jadi maaf banget saya Cuma bisa baca aja. Untuk mempublish satu cerita aja perjuangan saya gigih banget sampe harus ke kota Cuma nyari wifi id doang#CurcolLagi. Jadi saya seneng banget kalo kalian komen, sengaknya usaha saya nyari wifi id bisa terganti dengan komen kalian semua. Ibaratnya saya berusaha publish dan kalian berusaha komen, ada timbal baliknya gitu.

Dan juga jangan kira saya sombong ya, saya benar-benar ngak bisa balas komennya, tapi saya baca kok. Ketawa-ketiwi sendiri baca komen Joyers semua.

Terima kasih teristimewa untuk nova123, KuminJoy, Shywona489, Dealisa Rurin Wijaya, NinaChoLee, mayysand, orange girls, Teukq, Choozi137, rizkiyannie, dwi sulis dan marisna tri utami. Yang sudah nyempatin komen puanjaaang~ di MidNight Chapter 4.

Terima Kasih juga untuk:

yinggriyani, EonKyuKyu, Sherly, Lianaeka, FidaJoyElf, babykyutemin, Cindy lee, Niki, trimesymawardini, shin, Putri, nsetya, lee hye byung, kyumin14, Nova.ariyani2, SparKyuhyun (@gyufluffy, Lav, nur, Choi purti, Labendeo, aldina, Novi, IMAFANSGIRL, audrey kyu, Estifebri,Evilkyu,Hikari, nadyautari, 규zelnut, Farida sparkyu, karen k,.devin, kyuelf, rhara, sarakyu, ovallea, cho sungmin, kookie, kyun, Alfiani Vinc, fgs98, fatimah, joyanophittania, songji1520, choilove97, Joyers, Teshy, Haru, Chojoyer, Anonim, Julianti Elf, kyuminila, Shengmin137, ikaakika, Minnimieming, shelminELF, 숭지늘, Anonim, AsMul, Gyu137, ana jung137, purple, Asdrvv, fitri, fitri, inay, dinos, Cminyoung, rearelf, AdhilaaCho, Kumori98, Zakyu, Lusia, yamkyumi, rei kumiko, Yoon Ji Rin, Lee Minry, Putri, chika chuky, Karina, BabyKyu, Hasri Alawiah, Shania Anasthasia, hilda hinata, clara, Riris,  Dhewi Phortuna, yetilesta46, ENPKyu, CkhLsm, PumpkinEvil, moza, kerorokerochan, Dina handania, strawjoy137, chatur pumpkin, juu, Mela rahma, Miko Xiao, adheek, nae  .ratna, Mardianti Syawalini, MinnieYeppo, .ikaelfsuperjunior , dan wulantsubaki.

Untuk Silent Readers, semoga kalian mendapat hidayah secepatnya.

Mari kita Move On dari MidNight dan Sampai jumpa di project ff saya berikutnya.

Last, review?